Generasi Z dan Ponsel: Ketika Fokus Belajar Berubah Jadi Frustasi

3 hours ago 10

Image Nava Anky Meila

Pendidikan | 2025-10-18 19:23:16

Perkembangan teknologi digital telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi Generasi Z yang dibesarkan dan tumbuh dengan gadget pintar.Smartphone, sebagai salah satu inovasi penting, memberikan kemudahan dalam mengakses informasi, mendapatkan hiburan dan berkomunikasi. Namun, penggunaan ponsel yang berlebihan bisa menimbulkan dampak negative, terutama dibidang pendidikan. Masalah ini menjadi penting karena bisa mengganggu proses belajar dan menurunkan produktivitas akademik. Tulisan ini akan membahas pengaruh kecanduan ponsel terhadap produktivitas akademik Generasi Z, dengan fokus pada aspek gangguan digital.

1. Kecanduan Ponsel dan Distraksi Digital

Penelitian Bellini et al. (2025) meneliti hubungan antara penggunaan ponsel yang berlebihan, gangguan digital, dan kesejahteraan individu pada empat generasi: Baby Boomers, Generasi X, Generasi Y, dan Generasi Z. Swbanyak 430 partisipan dari Italia mengisi kuesioner mengenai data demografis, penggunaan perangkat digital, aktivitas online, serta alat ukur seperti Mobile Problematic Use Scale (MPPUS), Smartphone Distraction Scale (SDS), dan COPPE Well-Being Scale.

Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi kecanduan ponsel, semakin besar gangguan yang dirasakan. Gangguan ini memengaruhi konsentrasi serta berdampak negatif pada kesejahteraan mental, sosial, dan ekonomi. Aspek pengelolaan emosi dan multitasking yang berlebihan memiliki dampak buruk terhadap kesehatan mental serta kinerja kerja (Bellini et al., 2025)

Aspek pengelolaan emosi dalam SDS menggambarkan kemampuan individu mengelola emosi saat menggunakan ponsel. Jika pengelolaan emosi rendah, individu dapat merasa cemas atau stres Ketika akses ponsel terganggu.Multitasking yang berlebihan juga bisa menurunkan efisiensi dan kualitas pekerjaan serta meningkatkan stress. Penelitian ini menunjukkan pentingnya memahami dampak negative kecanduan ponsel dan perlunya strategi untuk mengelola gangguan digital demi menjaga kesejahteraan individu.

2. Dampak Kecanduan Ponsel terhadap Proses Belajar

Sunday (2021) melalui meta analisisnya menemukan bahwa kecanduan ponsel memiliki pengaruh besar terhadap proses belajar. Penggunaan ponsel yang berlebihan menyebabkan waktu belajar berkurang berkurang karena individu lebih banyak terlibat dalam aktivitas hiburan seperti media sosial atau game. Kondisi ini mendorong munculnya prokrastinasi, yaitu kebiasaan menunda tugas akademik, yang pada akhirnya merusak disiplin dan kualitas belajar. Selain itu, distraksi digital juga memengaruhi motivasi belajar, karena otak terbiasa mencari kesenangan instan dari ponsel, ketimbang menghadapu tantangan belajar yang memerlukan fokus dan ketekunan.

Gangguan perhatian merupakan hal lain yang diperburuk oleh kecanduan pada ponsel. Ketika belajar, individu lebih mudah terdistraksi oleh notifikasi atau keinginan untuk memeriksa ponsel, sehingga membuat konsentrasi terpecah. Dari segi kognitif, hal ini berkaitan dengan batasan dalam kapasitas perhatian manusia, dimana multitasking digital justru mengurangi efektivitas dalam memproses informasi. Dengan demikian, distraksi digital bukan hanya masalah perilaku sehari-hari, tetapi juga berhubungan erat dengan mekanisme kognitif yang mendasar dalam pembelajaran, yang mencakup perhatian, motivasi, dan pemrosesan informasi (Sunday, 2021).

3. Distraksi Ponsel dalam Konteks Akademik

Penelitian yang dilakukan oleh Joshi, Woodward, dan Woltering tahun 2022 ini membahas dua sisi bagaimana penggunaan ponsel memengaruhi kinerja akademik mahasiswa, yaitu dampak negatif berupa distraksi digital dan dampak positif berupa cara belajar yang teratur (self-regulated learning). Penelitian ini melibatkan 525 mahasiswa yang diminta mengisi survei tentang kebiasaan menggunakan ponsel saat belajar. Hasilnya menunjukkan bahwa multitasking dengan ponsel, seperti membuka media sosial atau chatting saat belajar, memiliki hubungan negatif dengan prestasi akademik. Mahasiswa yang sering beralih antara tugas belajar dan aktivitas di ponsel cenderung mendapatkan nilai yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena meningkatnya beban kognitif akibat sering berpindah fokus, sehingga kemampuan konsentrasi dan daya serap informasi menjadi turun.

Sementara itu, penggunaan ponsel untuk memudahkan perilaku belajar yang teratur, seperti menggunakan aplikasi pengingat, kalender, atau pencatat tugas, tidak menunjukkan hubungan positif yang signifikan dengan prestasi akademik. Artinya, meskipun ponsel bisa membantu dalam mengelola waktu, hal itu tidak cukup untuk meningkatkan kualitas belajar jika tidak disertai dengan pengendalian diri yang baik. Penelitian ini menegaskan bahwa manfaat ponsel dalam belajar sangat bergantung pada cara penggunaannya. Jika ponsel digunakan berlebihan untuk hal-hal non-akademik, maka distraksi digital yang muncul bisa menurunkan fokus, motivasi, dan produktivitas belajar mahasiswa.

4.Distraksi Digital dan Penundaan Aktivitas Belajar Akibat Pola Penggunaan Smartphone.

Penelitian yang dilakukan oleh Siebers, Beyens, dan Valkenburg pada tahun 2023–2024 mengkaji hubungan antara dua cara menggunakan smartphone, yaitu fragmented use dan sticky use, dengan distraksi dan penundaan tugas pada remaja. Penelitian ini melibatkan 160 remaja berusia 13–16 tahun selama tiga minggu. Mereka diobservasi enam kali sehari menggunakan metode experience sampling, total 12.723 kali, serta data logging smartphone yang mencatat 733.359 aktivitas aplikasi. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan smartphone yang terlalu sering dan terpecah-pecah maupun penggunaan yang terlalu lama dalam satu waktu sama-sama meningkatkan distraksi.

Sekitar 77% remaja merasa lebih mudah terdistraksi ketika penggunaan ponsel mereka terfragmentasi, sedangkan 55% merasa demikian ketika menggunakan ponsel dalam durasi lama tanpa jeda. Efek dari fragmented use lebih kuat dalam menyebabkan gangguan perhatian dibandingkan sticky use, artinya sering beralih antara belajar dan menggunakan ponsel bisa mengurangi fokus. Meskipun tidak ada peningkatan rata-rata penundaan tugas secara keseluruhan, penelitian menemukan variasi yang besar antar individu. 22% remaja mengalami peningkatan penundaan tugas saat menggunakan ponsel secara fragmentasi, dan 42% ketika penggunaan ponsel secara sticky meningkat.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan yang terlalu lama berpotensi lebih mengganggu aktivitas produktif dibandingkan frekuensi penggunaan yang tinggi. Peneliti juga menyoroti bahwa fitur seperti notifikasi, autoplay, dan infinite scroll menjadi penyebab utama meningkatnya distraksi dan penundaan aktivitas, karena membuat pengguna terus terlibat dalam penggunaan ponsel tanpa sadar. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa penggunaan smartphone yang tidak terkontrol dapat mengganggu fokus belajar dan menurunkan efisiensi akademik remaja.

Kesimpulan

Berdasarkan empat penelitian yang sudah dibahas, bisa disimpulkan bahwa kecanduan ponsel dan gangguan digital memberi dampak negatif yang nyata terhadap kemampuan belajar Generasi Z. Penggunaan ponsel secara berlebihan menyebabkan sulit fokus, meningkatnya stress, serta melemahkan semangat dan disiplin belajar. Hasil dari Bellini et al. (2025) membuktikan bahwa gangguan digital berkaitan dengan turunnya kesejahteraan mental dan sosial, sementara Sunday (2021) menunjukkan bahwa gangguan digital langsung mengurangi kualitas belajar melalui prokrastinasi dan menurunnya semangat belajar. Penelitian Joshi et al. (2022) memperkuat temuan ini dengan menunjukkan bahwa multitasking menggunakan ponsel menghambat kemampuan memusatkan perhatian dan hasil belajar, meskipun ponsel bisa bermanfaat jika digunakan secara teratur dan tepat. Selain itu, studi Siebers et al. (2023–2024) menunjukkan bahwa penggunaan ponsel yang tidak terkendali, baik terlalu sering maupun terlalu lama, bisa mengganggu belajar dan menghambat aktivitas akademik. Secara keseluruhan, penggunaan ponsel yang tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab utama turunnya efisiensi dan hasil belajar Generasi Z. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan kemampuan mengendalikan diri dalam menggunakan ponsel, terutama saat belajar, serta penerapan cara memanajemen waktu dan digital detox agar teknologi bisa digunakan dengan maksimal tanpa mengganggu fokus dan kesejahteraan pribadi.

Referensi

Bellini, D., Lo Presti, A., & Cenciotti, R. (2025). Kecanduan ponsel, distraksi digital, dan kesejahteraan lintas generasi: Bukti berdasarkan dari Italia. Computers in Human Behavior, 135, 107426. https://doi.org/10.1016/j.chb.2022.107426

Sunday, A., Adesope, O., & Maarhuis, P. (2021). Dampak kecanduan ponsel terhadap pembelajaran: Meta analisis. Computers & Education, 168, 104197. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2021.104197

Joshi, S. C., Woodward, S., & Woltering, S. (2022). Penggunaan ponsel mengganggu fokus mahasiswa muda terhadap tugas akademik dengan manfaat terbatas pada perilaku regulasi diri. Journal of Educational Psychology, 114(7), 1324–1338. https://doi.org/10.1037/edu0000736

Siebers, R., Beyens, I., & Valkenburg, P. M. (2023). Penggunaan ponsel yang terpecah dan membandel memprediksi distraksi digital dan penundaan tugas pada remaja: Studi pengambilan sampel pengalaman. Journal of Youth and Adolescence, 52, 1980–1996. https://doi.org/10.1007/s10964-023-01712-8

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |