TEMPO.CO, Jakarta - Dalam tubuh manusia, organ memiliki peran krusial dalam menjaga kelangsungan hidup dan keseimbangan fungsi tubuh. Pada beberapa kondisi, seseorang mungkin kehilangan fungsi organ tertentu sehingga membutuhkan transplantasi untuk bertahan hidup.
Donor organ pun menjadi salah satu solusi yang bisa menyelamatkan hidup seseorang. Namun, sebelum memutuskan untuk menjadi pendonor organ, ada berbagai hal penting yang harus dipahami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Cleveland Clinic, donor dan transplantasi organ memungkinkan seseorang, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, untuk memberikan kesempatan hidup kepada orang lain. Dalam prosedur ini, dokter bedah mengambil organ sehat dari pendonor yang tidak membutuhkannya dan mentransplantasikannya ke penerima yang membutuhkan.
Penerima organ umumnya adalah pasien dengan kondisi kritis yang berada di tahap akhir gagal organ. Namun, karena ketersediaan organ yang terbatas, sayangnya tidak semua orang yang membutuhkan transplantasi bisa mendapatkannya tepat waktu.
Organ yang Bisa Disumbangkan
Dilansir dari WebMD, seseorang dapat menyumbangkan organnya setelah meninggal maupun saat masih hidup.
Organ apa yang dapat diumbangkan setelah meninggal:
- Ginjal
- Hati
- Paru-paru
- Jantung
- Pankreas
- Usus
- Tangan dan Wajah
Organ yang dapat disumbangkan saat masih hidup:
- Satu ginjal
- Satu paru-paru
- Bagian dari hati
- Bagian dari pankreas
- Bagian dari usus.
Jaringan lain yang disumbangkan, seperti kornea, tendon, dan tulang, juga dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan membantu memulihkan penglihatan, gerakan, dan fungsi fisik lainnya
Orang yang Bisa Melakukan Donor Organ
Orang tua, suami, istri, teman, rekan kerja—bahkan orang yang tidak dikenal—dapat menjadi kandidat donor hidup. Untuk menjadi donor hidup, seseorang harus:
- Berusia minimal 18 tahun atau lebih (beberapa rumah sakit transplantasi mengharuskan donor berusia minimal 21 tahun).
- Memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
- Mengetahui risiko dan manfaat donasi hidup.
Memiliki kondisi serius seperti kanker, HIV, diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit jantung, dapat menghalangi seseorang untuk mendonorkan darah sebagai donor hidup.
Untuk donasi organ setelah kematian, penilaian medis akan dilakukan untuk menentukan organ mana yang dapat didonasikan. Kondisi tertentu, seperti mengidap HIV, kanker yang sedang menyebar, atau infeksi berat, akan menghalangi donasi organ.
Kecocokan Golongan Darah dan Jaringan
Transplantasi organ akan lebih mudah jika pendonor dan penerimanya cocok. Tim transplantasi akan memberikan serangkaian tes untuk menentukan apakah golongan darah dan jaringan pendonor cocok dengan golongan darah dan jaringan penerima.
Beberapa pusat medis dapat mentransplantasikan organ meskipun golongan darah dan jaringan donor dan penerima tidak cocok. Dalam kasus tersebut, penerima akan menerima perawatan khusus untuk mencegah tubuh mereka menolak organ donor.
Proses Donor Organ
Proses donasi organ tubuh orang yang telah meninggal dimulai dengan persetujuan dan diakhiri dengan transplantasi organ melalui pembedahan. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Mengidentifikasi donor yang memenuhi syarat
- Mendapatkan persetujuan
- Mencocokkan donor dengan penerima
- Koordinasi transplantasi
- Pengambilan organ
- Transplantasi organ.
Sementara itu, bila ingin melakukan donor hidup, dapat memulai prosesnya dengan menghubungi program transplantasi donor hidup di dekat Anda. Jika Anda ingin mengarahkan donasi Anda kepada seseorang secara khusus, hubungi rumah sakit transplantasi mereka atau bahkan keluarganya.
Untuk donasi organ, prosesnya akan dilanjutkan dengan serangkaian wawancara dan tes medis. Mereka akan menilai kesehatan Anda secara keseluruhan, serta kecocokan Anda dengan orang yang ingin Anda sumbangkan organnya.
Risiko Donor Organ
Donasi organ merupakan operasi besar. Semua operasi memiliki risiko seperti pendarahan, infeksi, pembekuan darah, reaksi alergi, penolakan atau kegagalan organ atau kerusakan pada organ dan jaringan di sekitarnya.
Meskipun pendonor akan dibius selama operasi sebagai donor hidup, nyeri bisa tetap terasa selama masa pemulihan. Nyeri dan ketidaknyamanan akan berbeda-beda, tergantung pada jenis operasi. Dan pendonor mungkin memiliki bekas luka yang terlihat dan bertahan lama akibat operasi.
Waktu Proses Pemulihan Setelah Donor
Baik pendonor hidup maupun penerima organ, pemulihan setelah operasi transplantasi bisa memakan waktu sekitar dua hingga enam bulan. Lama perawatan di rumah sakit bervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada jenis transplantasi yang dilakukan.
Setelah operasi, pendonor mungkin perlu beristirahat dari pekerjaan selama satu hingga dua bulan dan memerlukan bantuan perawatan tambahan di rumah. Meskipun mendapat perawatan terbaik, rasa tidak nyaman dan keterbatasan fisik selama masa pemulihan adalah hal yang wajar.