Hotel-hotel di Yunani akan Gunakan Air Laut untuk Kolam Renang

5 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Punya rencana liburan ke Yunani musim panas ini? Jangan kaget jika menemukan kolam renang hotel diisi dengan air laut, bukan air tawar.

Parlemen Yunani tengah membahas undang-undang baru untuk mengatasi kekeringan. Salah satu usulan dalam rancangan undang-undang itu adalah peraturan untuk memasang jaringan pipa guna memompa air laut masuk dan keluar dari kolam renang di hotel-hotel pesisir. Tujuannya adalah untuk menyediakan opsi penghematan air yang dapat digunakan untuk keperluan perkotaan lainnya di daerah yang menghadapi kekurangan air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Rancangan undang-undang ini mengatur kerangka kerja untuk ekstraksi air laut dan pemompaannya untuk kolam renang. Tentu saja, fokusnya adalah untuk melestarikan sumber daya air," kata Elena Rapti, wakil menteri pariwisata kepada komite parlemen, seperti dilansir Metro.co.uk.

Alasan Yunani Menghemat Air

Selama dua tahun terakhir, Yunani mengalami kekeringan akut. Negara ini telah mengalami penurunan curah hujan tahunan sekitar 12 persen antara 1971 dan 2020 dibandingkan dengan tahun 1901 hingga 1970, menurut sebuah studi terbaru dari Observatorium Nasional Athena.

Kondisi kekeringan tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Ini menambah tekanan pada sumber daya, terutama pada musim panas di mana pulau-pulau indah di Yunani jadi tujuan liburan. Kepulauan Aegean dan Kreta adalah beberapa yang paling terdampak karena seperlima curah hujannya telah hilang.

Pariwisata Berlebihan

Yunani telah lama menjadi tujuan wisata populer, tetapi jumlah pengunjung meledak dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, Yunani mencatat rekor tertinggi dengan total 33 juta pengunjung asing, menghasilkan pendapatan sebesar € 28,5 miliar atau Rp 481,6 triliun.  Jumlah pengunjung total tahun lalu diperkirakan akan lebih tinggi lagi, karena pariwisata global melonjak dari tingkat sebelum pandemi.

Seperti sejumlah negara Eropa lainnya, wisatawan menjadi sasaran protes pariwisata berlebihan atau overtourism pada 2024. Krisis iklim juga membuat model pariwisata negara itu semakin tidak berkelanjutan. Pemerintah mendapat tekanan yang lebih besar untuk menata kembali pariwisata negara itu di masa depan.

Hotel tidak akan dipaksa untuk mengisi kolam renang mereka dengan air laut, tetapi peraturan yang diusulkan akan memudahkan mereka untuk membangun infrastruktur untuk melakukannya jika pembatasan penggunaan air diberlakukan.

Wisatawan Kecewa

Berita ini mengecewakan beberapa wisatawan yang senang menghabiskan hari-hari liburan dengan berjemur di tepi kolam. Annie Bentley di X menuliskan bahwa hal itu mungkin membuat dia tidak akan berenang di kolam. "Garam membuat kulit saya melepuh, jadi saya akan memesan tempat lain jika memang begitu," kata dia. 

Keluhan sama dilontarlan wisatawan lain. "Kami punya kolam garam di hotel yang indah tempat kami menginap di Skiathos beberapa tahun yang lalu. Saya harus bilang saya tidak menyukainya. Saya benci rasa garam kering di kulit saya. Saya hampir tidak berenang tahun itu karena ini," tulis seorang ibu di Mumsnet.

Penggunaan Bahan Kimia Dikritik 

Rencana untuk menggunakan air laut mengundang kritik tentang kerusakan lingkungan akibat air yang dibuang kembali ke laut. Tidak ada standar kualitas untuk pembuangan air dalam proposal tersebut, tapi kolam air laut masih perlu didisinfeksi dengan bahan kimia.

Klorin, yang umumnya digunakan untuk mendisinfeksi kolam renang, beracun bagi ikan dan hewan lainnya. Air asin yang mengandung klorin dapat mengganggu keseimbangan lingkungan laut dengan mengubah kadar garam, kata mereka. Selain itu, proposal tersebut gagal menjamin bahwa limbah tidak akan berakhir di air karena membangun jaringan pipa juga dapat merusak dasar laut.

Beberapa orang juga berpendapat bahwa dampak kolam renang terhadap sumber daya penting telah dilebih-lebihkan. Penelitian yang menunjukkan bahwa di pulau-pulau Yunani seperti Mykonos dan Paros, kolam renang hanya mengonsumsi 6 persen dari air yang tersedia.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |