Indonesia Berperan Strategis di KTT APEC Gyeongju 2025

8 hours ago 7

Ambisi perdagangan inklusif dari Indonesia di APEC Gyeongju.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang berlangsung di Gyeongju, Korea Selatan, pada akhir Oktober 2025 menyoroti ketegangan geopolitik dan tantangan ekonomi global. Forum ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menegaskan perannya dalam kebijakan ekonomi regional dan dunia.

KTT APEC, yang diikuti oleh 21 negara termasuk Amerika Serikat, China, Jepang, dan Indonesia, ditutup pada 1 November. Para pemimpin mengadopsi tiga dokumen penting: Deklarasi Gyeongju, Inisiatif AI APEC, dan Kerangka Bersama APEC untuk Menanggapi Perubahan Demografi.

Deklarasi Gyeongju menyoroti pentingnya kerjasama dalam perdagangan, investasi, dan inovasi digital. Uniknya, deklarasi ini tidak lagi menjadikan World Trade Organization (WTO) sebagai inti sistem perdagangan multilateral, mencerminkan perbedaan pandangan di antara ekonomi utama dunia.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Komitmen Perdagangan Multilateral

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia pada perdagangan multilateral yang adil dan inklusif, meskipun WTO tidak lagi menjadi pusat dalam deklarasi APEC. Ia menekankan pentingnya reformasi WTO untuk mendukung negara berkembang.

Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), menjelaskan bahwa meskipun WTO problematis bagi Indonesia, khususnya terkait kebijakan ekspor bijih nikel, reformasi WTO tetap penting untuk kepentingan produsen dan negara berkembang.

Inovasi AI dan Kolaborasi APEC

Indonesia memanfaatkan KTT APEC untuk mendorong inovasi teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI). Presiden Prabowo menyoroti keberhasilan Indonesia dalam menerapkan AI untuk meningkatkan produktivitas pertanian, menuju swasembada pangan.

Bhima menekankan dua kunci penting untuk pengembangan AI: penguatan infrastruktur digital dan pelatihan sumber daya manusia. Negara maju di APEC diharapkan berinvestasi dalam infrastruktur digital, sementara pelatihan harus mengarahkan SDM untuk menciptakan AI di berbagai sektor.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |