Indonesia Siap Permudah Impor dari AS, Negosiasi Tarif Ditarget Rampung 60 Hari

1 day ago 11

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia akan meningkatkan impor sektor energi seperti LPG, fruit oil dan gasolin dari Amerika Serikat. RI berharap Amerika Serikat.bersedia menurunkan tarif impor barang dari Indonesia | tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Indonesia siap mempermudah masuknya produk-produk impor asal Amerika Serikat, termasuk barang hortikultura dan hasil industri strategis lainnya. Hal itu menjadi bagian dari upaya mempercepat penyelesaian negosiasi tarif impor resiprokal antara kedua negara.

“Indonesia akan mempermudah produk impor dari Amerika Serikat, termasuk produk hortikultura,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/4/2025).

Airlangga mengatakan, Indonesia dan Amerika Serikat telah menyepakati kerangka acuan negosiasi dan menargetkan pembahasan rampung dalam waktu 60 hari atau dua bulan. Kerangka kerja tersebut mencakup pembahasan kemitraan di sektor perdagangan dan investasi, critical mineral, serta penguatan rantai pasok yang tangguh dan berdaya tahan tinggi.

“Indonesia dan Amerika Serikat bersepakat untuk menyelesaikan perundingan ini dalam waktu 60 hari dan sudah disepakati kerangka ataupun framework acuannya,” ujarnya.

Sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat yang telah ditemui oleh tim negosiasi RI antara lain Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Wakil Dagang AS (USTR) Jamieson Greer, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

Selain mempermudah impor, Indonesia juga menyatakan akan meningkatkan pembelian barang-barang dari Amerika, khususnya di sektor energi seperti LPG, fruit oil, dan gasolin. Airlangga menyebut Indonesia juga berencana membeli produk agrikultur seperti gandum, kedelai (soya bean), dan susu kedelai (soya bean milk), serta barang-barang modal dari AS.

Pemerintah Indonesia, lanjut Airlangga, juga akan memberikan dukungan bagi perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat yang sudah maupun akan beroperasi di Tanah Air, termasuk dalam hal perizinan dan pemberian insentif.

Untuk sektor critical mineral, Indonesia membuka peluang kerja sama lebih luas. Selain mendorong perdagangan dan investasi, pemerintah menginginkan investasi dilakukan secara langsung antara pelaku usaha (business to business) dari kedua negara.

Hasil-hasil awal dari negosiasi ini akan ditindaklanjuti melalui beberapa putaran pertemuan lanjutan. “Kami berharap dalam 60 hari, kerangka tersebut bisa ditindaklanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat,” tegas Airlangga.

www.tribunnews.com

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |