TEMPO.CO, Jakarta - Gereja Katedral Jakarta akan menggelar Misa Requiem untuk mendoakan arwah Paus Fransiskus. Misa ini akan dipimpin oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, yang merupakan perwakilan langsung dari Tahta Suci.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya juga akan ikut dalam misa konselebrasi tersebut. Romo Sekretaris telah mengirimkan surat kepada semua paroki di Keuskupan Agung Jakarta untuk merayakan Ekaristi bagi arwah Paus Fransiskus," ucap Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo saat ditemui di katedral, Selasa, 23 April 2025, dikutip dari Antara.
Misa Requiem di Gereja Katedral Jakarta akan digelar pada pada Kamis, 24 April 2025 pukul 18.00 WIB. Misa juga dihadiri oleh Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan sejumlah uskup.
Kardinal Suharyo pun mengimbau 69 paroki di bawah Keuskupan Agung Jakarta untuk mengadakan Misa Arwah pada Kamis sore. Namun, jika tidak memungkinkan, masing-masing paroki diberi keleluasaan untuk menjadwalkan misa tersebut di hari lain.
Terkait kegiatan di tingkat nasional, Kardinal Suharyo mengatakan setiap keuskupan di seluruh Indonesia diberikan keleluasaan untuk mengatur agenda doa dan misa sesuai situasi di wilayah masing-masing. "Yang penting umat diajak untuk berdoa bagi Bapa Suci," ujarnya.
Kardinal Suharyo juga mengumumkan bahwa berdasarkan hasil rapat Dewan Kardinal di Vatikan yang berlangsung Selasa pagi waktu Roma, jenazah Paus Fransiskus akan dipindahkan dari Casa Santa Marta, tempat tinggal beliau, ke Basilika Santo Petrus melalui prosesi panjang pada Rabu pagi, 23 April 2025 waktu setempat. Prosesi tersebut akan dipimpin oleh Kepala Rumah Tangga Vatikan.
Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun di tempat tinggalnya pada Senin, 21 April 2025 pukul 07.35 waktu Vatikan. Berdasarkan keterangan dokter Vatikan, Paus Fransiskus wafat akibat stroke yang menyebabkan koma dan kemudian berujung pada gagal jantung.
Rangkaian pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025 pukul 10.00 waktu Vatikan dan akan dipimpin oleh Kardinal Battista Re selaku Kepala Dewan Kardinal. Masa berkabung kemudian akan berlanjut selama beberapa hari ke depan.
Paus Fransiskus ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore Roma
Dalam surat wasiatnya, Paus Fransiskus menyampaikan keinginan untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia. Hal ini berbeda dari mayoritas paus sebelumnya yang dimakamkan di bawah Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Dalam dokumen rohani yang ditulis pada 29 Juni 2022, ia menyatakan harapannya untuk dimakamkan di makam sederhana tanpa hiasan, cukup dengan ukiran nama “Franciscus,” nama yang ia pilih sebagai penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Asisi selama masa kepausannya.
“Sepanjang hidup saya, dan selama pelayanan saya sebagai seorang imam dan uskup, saya selalu mempercayakan diri saya kepada Bunda Tuhan kita, Perawan Maria yang Terberkati. Karena alasan ini, saya meminta agar jenazah saya bisa beristirahat—menunggu hari Kebangkitan—di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore,” tulis Paus Fransiskus dalam surat wasiatnya yang diterbitkan Vatikan pada Senin, 21 April 2025.
Paus Fransiskus berharap untuk dimakamkan di dalam tanah, dan ditempatkan di lorong sebelah Kapel Pauline, tempat ikon Maria yang sangat dihormati—Salus Populi Romani—berada.
Dalam surat wasiat itu pula, Paus menyebut biaya persiapan pemakamannya akan disediakan oleh seorang dermawan yang telah diatur untuk ditransfer ke Basilika Santa Maria Maggiore, sesuai instruksinya kepada Kardinal Rolandas Makrickas, Komisaris Luar Biasa Basilika Liberia.
“Semoga Tuhan memberikan pahala yang pantas kepada semua orang yang telah mencintai saya dan yang terus berdoa untuk saya. Penderitaan yang menandai bagian akhir hidup saya, saya persembahkan kepada Tuhan, demi perdamaian di dunia dan demi persaudaraan di antara manusia,” tulis Paus Fransiskus menutup wasiat rohaninya.
Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Komisi X DPR: Bantuan untuk Guru Honorer Diumumkan 2 Mei