Keluhan Warga JGC, Aroma Busuk Mirip Pupuk Kimia Keluar dari Cerobong RDF Plant Jakarta

5 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Pengolahan sampah berbasis Refuse Derived Fuel atau RDF Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, mengganggu masyarakat setempat. Aroma menyengat mirip pupuk kimia tercium dari kejauhan karena asap dari corong pengolahan sampah itu terbawa mengikuti arah angin.

Pengolahan sampah di RDF Plant Jakarta sebenarnya belum dimulai. Tempat ini menunggu peresmian dari Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta untuk bisa beroperasi selayaknya pengolahan sampah lainnya. Namun aktivitas uji coba sebelum beroperasi secara resmi sudah mulai memicu keluhan dari masyarakat sekitar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keluhan itu salah satunya datang dari masyarakat yang berada di kompleks Jakarta Garden City. Ini kawasan perumahan elite dengan harga per rumahnya mulai dari Rp 1,6 miliar hingga Rp 4 miliar lebih. Wahyu Andre bercerita aroma menyengat yang datang dari RDF Plant Jakarta itu membuat dia dan ratusan warga di Jakarta Garden City terganggu.

“Sejak awal Februari ini, bau menyengat terus tercium, paling sering sore hari. Aromanya itu kayak bau zat-zat kimia, bikin kepala saya dan warga di sini pusing kalau tercium baunya,” kata Wahyu yang menjabat sebagai Pengurus RT 18 RW 14, Jakarta Garden City, Kelurahan Cakung Timur, Jakarta Timur, ketika ditemui Tempo di kompleksnya, Selasa, 11 Februari 2025.

Wahyu menyebut aroma menyengat dari asap RDF Plant Jakarta itu sudah sangat mengganggu masyarakat di kompleks Jakarta Garden City. Dia memperlihatkan kalau pembicaraan di grup WhatsApp perumahan itu kerap menyinggung pengolahan sampah ini yang dianggap memicu masalah kesehatan masyarakat setempat.

Tinggal di perumahan elite, kata Wahyu, ternyata tidak membuat masyarakat bisa terbebas dari hal-hal yang mengganggunya. Semisal aroma menyengat yang tercium setiap sore itu. Wahyu sudah menyampaikan pelbagai keluhan ini kepada pihak manajemen Jakarta Garden City. Namun RDF Plant Jakarta merupakan proyek milik pemerintah, pihak manajemen belum bisa memberikan solusi akan permasalahan itu.

Menurut Wahyu, pembangunan RDF Plant Jakarta tidak pernah melibatkan masyarakat sekitar yang dipastikan terdampak langsung akibat proses pengolahan sampah di sana. Dia menilai ini tindakan yang salah karena pemerintah seharusnya tidak asal membangun dan merugikan masyarakatnya.

“Kami sampai sekarang tidak tahu ini. Apakah sudah sesuai dengan aspek kesehatan itu atau belum. Coba saja bayangkan, kalau ternyata asap yang keluar dari cerobong RDF Plant Jakarta itu mengandung bahan kimia berbahaya, kan yang rugi masyarakat juga,” ucap Wahyu.

Tempo menyusuri kompleks Jakarta Garden City, memang pada sore hari mulai tercium aroma menyengat mirip pupuk kimia yang diduga berasal dari cerobong asap RDF Plant Jakarta. Tempo meninjau pengolahan sampah di tempat itu dan terlihat kabut putih berterbangan di udara. Asalnya memang muncul dari salah satu cerobong tempat tersebut.
 
Tempat pengolahan ini belum resmi beroperasi, tentu tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam proyek itu. Tempo merekam momen asap yang memicu bau menyengat dan membuat masyarakat terganggu ini. Kendaraan sejenis truk bermuatan sampah juga tampak mondar-mandir di sekitar pabrik. Selain itu juga ada pekerja dengan rompi proyek di depan kawasan tersebut.

Semakin dekat dengan lokasi pengolahan sampah RDF Plant Jakarta, aromanya tambah menyengat. Masyarakat yang tidak biasa mencium aroma mirip pupuk kimia itu, dipastikan bakal kesulitan bernafas karena bau tak nyaman terdeteksi oleh indera penciuman.

Pengolahan sampah berbasis RDF diklaim sebagai solusi canggih menanggulangi penumpukan sampah. Metode ini mampu menghasilkan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah itu. Sampah-sampah yang sulit terurai seperti plastik, karet, kain, dan sejenisnya pun mampu terurai dengan mudah melalui cara ini.

Pemerintah DKJ sudah mulai meletakkan batu pertama pembangunan RDF Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, 13 Mei tahun lalu. Pengolahan sampah di tempat ini mengusung konsep smartcity dengan prosesnya meliputi penyaringan, pemilihan, pencacahan, dan pengiringan sampah sebelum diolah.

Kapasitas pengolahan sampah RDF Plant Jakarta diklaim mencapai 2.500 ton per hari. Proyek ini digadang-gadang akan menghasilkan 875 ton bahan bakar alternatif setiap harinya dari hasil pengolahan sampah tersebut. Bahan bakar alternatif ini nantinya akan didistribusikan ke pabrik-pabrik semen untuk membantu proses produksi mereka.

Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi telah meninjau lokasi RDF Plant Jakarta itu pada awal tahun ini. Teguh mengatakan pembangunan pengolahan sampah sangat penting bagi pemerintah dan masyarakat Jakarta. Jika sesuai dengan kontrak awal, peresmian lokasi ini akan dilakukan pada 15 Februari mendatang.

“Kami akan melaporkan ke pemerintah pusat untuk diresmikan secara nasional dan pemerintah provinsi Jakarta sangat senang jika itu sudah dilakukan," kata Teguh melalui keterangan resminya, saat meninjau RDF Plant Jakarta, pertengahan Januari 2025.

Tempo sudah mengonfirmasi kepada Teguh soal keluhan masyarakat yang terdampak aroma menyengat dari RDF Plant Jakarta. Namun hingga tulisan ini rampung, belum ada respons dari Penjabat Gubernur Jakarta itu.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |