Kenali Tanda Tubuh Kekurangan Kolagen dan Cara Mengatasinya

1 day ago 11

TEMPO.CO, Jakarta - Kolagen merupakan salah satu unsur yang banyak ditemukan di beberapa bagian tubuh manusia, seperti kulit, tulang, otot, dan jaringan ikat tubuh. Kolagen berperan penting dalam menjaga kesehatan dan elastisitas kulit, kekuatan tulang, dan fleksibilitas sendi. 

Namun, seiring bertambahnya usia, kolagen kian menurun. Hal ini dimulai pada saat manusia menginjak usia 21 tahun, dengan kadar sebesar 1 persen penurunan kolagen setiap tahunnya. Angka penurunan ini akan semakin cepat jika telah memasuki masa menopause.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa pola hidup dan lingkungan yang buruk juga dapat menjadi penyebab penurunan kolagen pada tubuh. Misalnya tinggal di kota yang tercemar, terlalu banyak mengonsumsi gula, kebiasaan merokok, alkohol, atau tak memakai tabir surya ketika beraktivitas di luar.

Melansir laman Beautiful with Brain, baik sinar ultraviolet, polusi, dan gula dapat merusak kolagen. Akibatnya, kulit menjadi lebih cepat keriput. Selain terjadinya kekeriputan kulit, berikut beberapa tanda yang menunjukkan bahwa tubuh Anda mengalami kekurangan kolagen.

Dokter spesialis yang berfokus pada penyakit otot, tulang, sendi, saraf terjepit, serta kelainan pada tulang belakang, dr. Adrian Setiaji mengungkapkan gejala-gejala kekurangan kolagen dalam tubuh dan memberikan penjelasan tentang cara yang tepat untuk menangani kondisi tersebut agar dapat mengurangi potensi risiko kesehatan di masa depan.

"Kalau misal squat-nya atau jongkok terhambat, itu bisa jadi salah satu tanda (kekurangan kolagen), walaupun banyak gerakan lain (yang bisa jadi indikasi masalah tersebut)," kata Adrian saat ditemui dalam acara bincang media di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu, 14 Desember 2024, sebagaimana dikutip dari Antara.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro tersebut menjelaskan bahwa kolagen merupakan protein yang terdapat di berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, tulang, otot, tendon, dan ligamen. Protein ini memiliki beragam fungsi penting, seperti menjaga kekencangan kulit, mencegah penuaan dini, serta memperkuat struktur tulang.

"Kalau kolagennya kurang, itu berarti tendonnya lemah, sendinya lemah, nyeri-nyeri sering terjadi," kata Adrian.

Kekurangan kolagen dalam tubuh dapat ditandai oleh berbagai gejala yang memengaruhi kesehatan dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Beberapa tanda umum yang sering muncul meliputi nyeri pada sendi, kulit yang mulai menunjukkan kerutan dan kehilangan elastisitas, hingga kasus yang lebih serius seperti pengapuran atau artritis pada tulang akibat menurunnya kemampuan jaringan untuk mempertahankan kekuatannya. Kondisi ini banyak ditemukan pada individu yang mulai memasuki usia lanjut.

Akibatnya, tubuh kehilangan kemampuan untuk memperbaiki dan mempertahankan jaringan seperti kulit, tulang, otot, dan persendian, yang akhirnya memicu munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti penuaan dini dan gangguan mobilitas.

Namun, menurut Adrian, selain faktor usia, terdapat berbagai faktor lain yang turut berkontribusi terhadap penurunan produksi kolagen. Beberapa di antaranya adalah gaya hidup yang kurang sehat, seperti kebiasaan merokok, paparan sinar ultraviolet yang berlebihan, konsumsi gula dan alkohol secara berlebih, serta kurangnya asupan nutrisi yang mendukung produksi kolagen, seperti vitamin C. Faktor-faktor tersebut dapat mempercepat kerusakan kolagen dalam tubuh dan menghambat proses regenerasinya.

"Yang paling simple kurang tidur, terus faktor lain merokok, minum alkohol, paparan sinar UV, stres, kurang olahraga, paparan makanan tinggi gula, jadi banyak faktor," kata Adrian.

Oleh sebab itu, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan agar kadar kolagen pada tubuh tetap terjaga, serta kulit dan tulang tetap sehat. Adrian menjelaskan berbagai makanan yang kaya protein guna memasok kandungan asam amino yang dibutuhkan tubuh agar dapat menghasilkan kolagen.

"Natural source pertama dari daging-dagingan, terus banyak juga di ikan air tawar, ikan air laut, atau sumsum tulang yang direbus, itu juga bisa," tuturnya.

Lebih lanjut Adrian menambahkan bahwa kebutuhan kolagen tubuh dapat bervariasi, mulai dari 2 ribu hingga maksimal 15 ribu, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, dan ras. Namun, secara umum, kebutuhan kolagen berada di kisaran 2 ribu hingga 2.500.

Selain mengonsumsi makanan yang kaya protein, Adrian juga menyarankan untuk menjalani pola hidup sehat guna mendukung produksi kolagen dalam tubuh. Beberapa cara yang dianjurkan antara lain rutin berolahraga, menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, mengatur pola makan dengan gizi yang seimbang, serta memastikan tidur yang cukup setiap malam.

"Olahraga dulu, jadi olahraga itu ada aerobik, resistensi, dan fleksibiliti, yang paling penting olahraga resistensi seperti angkat beban karena semakin tua, massa otot akan semakin berkurang," kata Adrian.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |