Keraton Kasepuhan, Masjid Agung dan Alun-alun Sangkala Buana Aktualisasi Kedaulatan Cirebon

3 months ago 110

8000 hoki List Platform website Slot Gacor Cambodia Terkini Sering Lancar Menang Non Stop

hokikilat Top Platform situs Slot Maxwin China Terbaru Gampang Lancar Menang Full Terus

1000hoki List Agen website Slots Maxwin Singapore Terbaik Mudah Menang Full Setiap Hari

5000hoki Data ID website Slot Maxwin Vietnam Terbaru Mudah Menang Setiap Hari

7000 hoki Data Daftar web Slot Gacor China Terbaru Mudah Lancar Jackpot Terus

9000 Hoki Online Data ID website Slot Maxwin Singapore Terbaik Pasti Lancar Scatter Banyak

List Agen game Slot Gacor Cambodia Terpercaya Pasti Lancar Menang Full Online

Idagent138 Id Slot Terpercaya

Luckygaming138 Daftar Id Slot Anti Rungkat Terbaik

Adugaming Daftar Id Slot Online

kiss69 Daftar Id Slot Anti Rungkat Online

Agent188 login Slot Gacor Terbaik

Moto128 login Slot Game Terpercaya

Betplay138 Daftar Akun Slot Game Terbaik

Letsbet77 login Akun Slot Gacor

Portbet88 Daftar Akun Slot Gacor

Jfgaming Daftar Slot Anti Rungkad

MasterGaming138 Id Slot Anti Rungkad

Adagaming168 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Online

Kingbet189 Daftar Slot Gacor Online

Summer138 Daftar Akun Slot Gacor Terpercaya

Evorabid77 Akun Slot Maxwin Terbaik

bancibet Daftar Slot Gacor

TEMPO.CO, Cirebon - Sejak direvitalisasi dan diresmikan pada 2022 lalu, alun-alun Sangkala Buana telah memiliki wajah baru. Tidak ada lagi pagar tinggi yang mengelilingi dan alun-alun yang berada di depan Keraton Kasepuhan. Kini alun-alun memiliki wajah lebih cantik dan menjadi ruang terbuka hijau yang setiap hari ramai dikunjungi warga. 

Keraton Kasepuhan, alun-alun Sangkala Buana dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa terletak di dalam satu landsakp dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sekaligus menunjukkan bentuk kedaulatan Cirebon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Di masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, Cirebon memisahkan diri dari Kerajaan Pajajaran dan berdiri sendiri sebagai negara yang berdaulat,” tutur pegiat budaya dan pendiri komunitas Kendi Pertula Cirebon, Raden Chaidir Susilaningrat, Jumat, 3 Januari 2025. 

Alun-alun Sangkala Buana Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Ivansyah

Sebagai negara yang berdaulat penuh, Keraton Pakungwati atau yang saat ini dikenal sebagai Keraton Kasepuhan memiliki undang-undang sendiri yang didasarkan pada syariat Islam, memiliki adat istiadat, budaya dan bahasa yang berbeda dengan Kerajaan Pajajaran. “Jadi Sunan Gunung Jati mengaktualisasikan kedaulatan Cirebon lebih jelas lagi dengan membangun istana yang dilengkapi alun-alun dan masjid,” tutur Chaidir.

Alun-alun Sangkala Buana dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun bertahap mulai 1529 hingga 1540. Pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini pun diilhami dari Masjid Agung Demak. Keraton, alun-alun dan masjid merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah dan merupakan simbol kedaulatan negara Cirebon. Ketiganya merupakan satu landskap yang menyeluruh dan tidak terpisahkan. 

Alun-alun Sangkala Buana Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Ivansyah

Menunjukkan Habluminallah dan Habluminannas

Sekali pun didasarkan pada syariat Islam, namun penamaan alun-alun dan masjid tetap menggunakan bahasa lokal. Sang Cipta Rasa menjelaskan mengenai ketuhanan. “Di masjid itu kita beribadah kepada sang pencipta,” tutur Chaidir.

Sedangkan Sangkala Buana artinya alam semesta yang merujuk ke fungsi sosial yaitu sebagai tempat bertemu dan berkumpulnya masyarakat. Buana merujuk ke ruang dan waktu, yaitu bagaimana manusia memanfaatkan waktunya. Jika masjid agung merujuk hubungan dengan sang pencipta (habluminallah) sedangkan alun-alun merujuk ke hubungan dengan manusia (habluminannas).

Dulunya, alun-alun Sangkala Buana digunakan untuk tempat berkumpul dan bersosialisasi. Berbagai pertunjukkan digelar seperti pertunjukkan berkuda, memanah, latihan perang dan lainnya. Pertunjukkan itu pun ditonton oleh sultan, keluarga dan petinggi keraton melalui bangunan Siti Inggil yang ada di dalam keraton. “Saat itu juga digunakan oleh sultan untuk melihat langsung kondisi masyarakatnya,” tutur Chaidir.

Alun-alun Sangkala Buana juga memiliki fungsi perekonomian. Dulu di sebelah timur alun-alun, yang saat ini telah berubah menjadi deretan warung yang menyajikan minuman teh poci dan pedagang lainnya merupakan pasar Kasepuhan. Pasar yang berdekatan dengan keraton membuat petinggi di keraton bisa mengetahui langsung perkembangan perekonomian rakyatnya di pasar tersebut. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |