Kilas Balik Demam Babi Afrika di Indonesia

4 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian merespons laporan kematian babi di Desa Sedaeng, Kecamatan Tosari, Pasuruan, Jawa Timur. Pemeriksaan ini mencakup kemungkinan infeksi penyakit hewan menular strategis (PHMS) seperti demam babi Afrika atau African swine flu (ASF), serta faktor lain yang mempengaruhi kematian hewan ternak.

Tim investigasi gabungan yang terdiri atas Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan telah mengecek. BBVet Wates menguji sampel yang dikirimkan ke Laboratorium Kesehatan Hewan Malang. “Sampel yang kami ambil akan menjadi dasar dalam menentukan langkah pengendalian. Kami juga mengimbau peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan berkualitas,” kata Lestari, Ketua Tim Investigasi, Kamis, 20 Februari 2025.

Demam Babi Afrika di Indonesia

Laporan dalam jurnal IPB, berjudul Analisis Sebaran Kasus African Swine Fever pada Babi Di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019–2020, ASF pertama kali dilaporkan oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Sumatera Utara pada Agustus 2019. ASF kemudian menyebar ke beberapa wilayah kabupaten. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus ASF di Sumatera Utara pada 2019 sebanyak 456 kasus. Adapun pada 2020 sebanyak 551 kasus. Data kasus ASF pada 2019 memiliki catatan terjadi di 17 kabupaten-kota. Kasus ASF pada 2020 terjadi di 26 kabupaten-kota.

Pada tahun-tahun setelahnya, ASF meluas ke beberapa lokasi. Pada 2021, sejumlah babi hutan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat, Bengkulu ditemukan mati. Hasil diagnosis laboratorium menunjukkan bahwa sampel babi hutan yang diuji positif terpapar ASF. 

Pada 2024, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Papua Matheus P. Koibur menetapkan status darurat. Kala itu setelah angka kematian ternak babi meningkat sejak 6 Februari hingga 5 April 2024. Berjumlah 156 ekor babi mati di Kampung Nolokla dan Ayapo, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura. “156 ekor ternak tersebut menunjukkan gejala wabah ASF yang berpotensi meluas, sehingga perlu dilakukan penanganan darurat bencana untuk mencegah penyebarannya di wilayah Provinsi Papua,” kata Koibur, dikutip dari Antara pada Kamis, 6 Juni, 2024.

Pada tahun yang sama Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, memberlakukan larangan lalu lintas ternak babi antarkecamatan dan antardesa untuk mencegah penyebaran virus ASF. Penegasan itu merujuk angka kematian babi dengan dua kasus positif ASF. Kejadian kematian babi ini pun berada dalam wilayah Lewoleba di Kecamatan Nubatukan.

Riwayat ASF

ASF sebelumnya dianggap terbatas di wilayah sub-Sahara Afrika hingga 1957. Kala itu terjadi wabah di Portugal akibat limbah dari penerbangan maskapai yang diberikan sebagai pakan babi di dekat Bandara Lisbon. Introduksi ASF ke Portugal kembali dilaporkan pada 1960. ASF tetap menjadi endemik di Semenanjung Iberia hingga pertengahan 1990-an.

Dikutip dari situs web  The Department of Natural Resources and Environment Tasmania, ASF pertama kali dilaporkan di Cina. Virus ini diduga telah beredar sejak Maret 2018. Cina memiliki populasi babi terbesar di dunia. Wabah tersebut telah mengurangi populasi secara signifikan. ASF kemudian menyebar ke negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Kamboja, Filipina, Indonesia, dan Timor Leste.

Ananda Ridho Sulistya, Han Revanda, Hanin Marwah turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |