Kim Jong Un Ajak Anaknya Meninjau Kapal Perusak Korea Utara

16 hours ago 14

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, kembali tampil di hadapan publik dalam kegiatan militer strategis dengan mengunjungi peluncuran kapal perusak terbaru negaranya. Dalam kunjungan tersebut, Kim turut mengajak putrinya, Kim Ju Ae, yang selama beberapa waktu terakhir sering terlihat mendampingi ayahnya dalam berbagai acara militer penting.

Kali ini, kehadiran mereka berlangsung di pelabuhan Nampo, kawasan barat Korea Utara, dalam rangka peluncuran kapal perang bernama Choe Hyon.

Dikutip dari Euronews dan Aljazeera, Kapal perusak berbobot 5.000 ton tersebut merupakan yang pertama kali dimiliki oleh Korea Utara dan dilengkapi dengan sistem persenjataan yang diklaim sebagai salah satu yang paling canggih yang pernah digunakan pada kapal perang buatan negara itu.

Dalam pidatonya saat seremoni peluncuran, Kim Jong Un menyebut bahwa pembangunan kapal ini merupakan bagian dari upaya pemerintahnya untuk memperbarui dan memperkuat armada angkatan laut nasional. Ia juga menyatakan bahwa langkah selanjutnya dalam modernisasi tersebut adalah pengembangan kapal selam bertenaga nuklir.

Menurut pernyataan media pemerintah Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), Kim Jong Un menyaksikan langsung uji coba sejumlah senjata yang dipasang di kapal tersebut. Di antaranya adalah rudal jelajah supersonik dan strategis, rudal anti-pesawat, senapan otomatis, serta sistem pengacau elektronik. Kim dikabarkan memberikan arahan lebih lanjut agar proses penguatan kapasitas nuklir angkatan laut dapat dipercepat.

Dalam analisis lebih lanjut terkait spesifikasi teknis kapal perusak Choe Hyon, sejumlah ahli pertahanan dari Korea Selatan menduga bahwa beberapa komponen penting dari kapal ini, seperti sistem radar anti-udara dan mesin penggeraknya, kemungkinan besar berasal dari Rusia. Lee Illwoo, analis dari Korea Defence Network, menyebut bahwa desain dan teknologi pada kapal tersebut menunjukkan ciri khas sistem pertahanan buatan Rusia.

Dugaan adanya keterlibatan Rusia ini juga dikaitkan dengan kerja sama militer yang meningkat antara Moskow dan Pyongyang sejak ditandatanganinya perjanjian pertahanan pada tahun 2024. Beberapa laporan menyebut bahwa Korea Utara kemungkinan menyediakan pasukan serta senjata konvensional untuk mendukung operasi militer Rusia di Ukraina.

Sebagai imbalannya, Rusia diduga memberikan bantuan teknologi militer yang dapat memperkuat kemampuan pertahanan dan serangan Korea Utara, termasuk pada aspek nuklir.

Meskipun secara keseluruhan kekuatan angkatan laut Korea Utara masih berada di bawah Korea Selatan yang diketahui memiliki 12 kapal perusak aktif, kehadiran Choe Hyon dinilai berpotensi meningkatkan kemampuan pertahanan udara Korea Utara, khususnya di wilayah pesisir barat. Kapal tersebut diperkirakan mampu membawa sekitar 80 unit peluru kendali.

Sementara itu, pada Maret lalu, Korea Utara juga mempublikasikan proyek pembangunan kapal selam bertenaga nuklir. Namun sejumlah pakar sipil maupun lembaga intelijen Korea Selatan menyatakan bahwa negara tersebut belum memiliki kemampuan teknis untuk mengoperasikan kapal selam jenis itu tanpa bantuan dari luar, khususnya dari Rusia.

Pilihan Editor: Kim Jong Un Tinjau Unit Khusus Militer Korut Saat Pemakzulan Yoon Suk yeol

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |