Ketahui Penyebab dan Tanda Nirempati

10 hours ago 7

CANTIKA.COM, Jakarta - Jika kamu pernah melihat seseorang yang tidak bisa atau tidak mau memahami perasaan orang lain, itu bisa jadi nirempati. Perlu diketahui, nirempati merujuk pada kondisi psikologis yang ditandai oleh ketidakmampuan untuk memahami, merasakan, atau merespons keadaan emosional orang lain.

Ini bukanlah kondisi absolut yang dimiliki atau tidak dimiliki seseorang, melainkan sebuah kondisi di mana kapasitas empati seseorang berkurang. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, baik karena faktor internal dari dalam diri maupun eksternal, karena orang-orang di sekelilingnya juga merupakan orang-orang yang tidak berempati.

Jenis-jenis Empati

Untuk mengatakan bahwa seseorang kehilangan empati, kita perlu mengenali tiga jenis utama empati. Berikut ulasan lengkapnya.

1. Empati kognitif

Kemampuan intelektual untuk memahami perspektif orang lain tanpa harus ikut merasakan emosinya. Hal ini bisa terjadi pada kondisi atau situasi sehari-hari, misalnya ketika teman kita menceritakan pengalaman sedihnya  kita bisa memahami perasaan kecewa yang dihadapinya sebagai emosi yang valid sehingga kita mampu memberikan respons yang menenangkan tanpa harus menyepelekan atau mencibir emosi yang dirasakan oleh teman kita.

2. Empati afektif

Kemampuan untuk benar-benar merasakan atau mencerminkan emosi orang lain. Ketika seseorang mendengarkan cerita sedih orang lain secara langsung atau bahkan hanya melalui media sosial,  kemudian ia menangis, itu termasuk seseorang yang memiliki empati afektif. Yaitu empati yang bukan hanya memahami sudut pandang dari seseorang, namun juga turut merasakan kesedihan atau kekecewaan yang dirasakan, sehingga menimbulkan respons seperti kesedihan yang mendalam atau bahkan menangis. 

3. Empati welas asih

Saat  seseorang merasakan kesedihan dan empati kepada orang lain bukan hanya secara emosional, namun juga merasakan dorongan yang kuat untuk membantu orang yang tengah kesusahan.

Penyebab Nirempati

Dikutip dari Very Well Mind, penyebab pasti nirempati belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini sejumlah faktor berperan. Empati diyakini sebagian besar dipengaruhi oleh genetika dan sosialisasi.

Genetika berperan dalam aspek kepribadian dan temperamen yang dapat diwariskan. Jadi, beberapa orang terlahir dengan kecenderungan yang membuat mereka lebih berempati kepada orang lain ataupun sebaliknya. Namun, pengalaman sepanjang hidup juga berperan penting.

Orang tua, guru, teman sebaya, masyarakat, dan budaya memengaruhi perasaan seseorang tentang kebaikan, empati, kasih sayang, dan perilaku menolong.

Beberapa kondisi yang mungkin berperan dalam nirempati seperti gangguan kepribadian narsistik (NPD), gangguan kepribadian antisosial, dan gangguan kepribadian ambang (BPD).

Tanda-tanda Nirempati

Kurang atau tidaknya empati tidak selalu mudah dideteksi, tetapi ada beberapa tanda yang dapat membantu kita menentukan apakah kita atau orang sekitar kita nirempati:

- Terlalu kritis terhadap orang lain

- Menyalahkan korban

- Tidak memaafkan orang lain atas kesalahan mereka

- Merasa orang lain terlalu sensitif

- Tidak mendengarkan perspektif atau pendapat orang lain

- Tidak mampu untuk mengatasi situasi emosional

- Kurangnya kesabaran terhadap reaksi emosional orang lain

- Bereaksi dengan marah ketika frustrasi dengan orang lain

- Merasa bingung dengan perasaan orang lain

- Meyakini bahwa hal-hal negatif tidak akan terjadi pada diri sendiri

- Tidak memikirkan atau memahami bagaimana perilaku diri sendiri memengaruhi orang lain

Contoh-contoh Nirempati

Cuek menanggapi curhatan teman 

X: “Aku lagi sedih banget, orang tua sering berantem.”
Y: “Ya udah biasa aja, semua orang juga punya masalah kali

Mengecilkan perasaan orang lain

X: “Gue enggak ngerti matkul ini.”
Y: “Yaelah, segitu doang enggak bisa. Lo di kelas ngapain aja?”

Menyalahkan orang yang sedang sedih

“Makanya jangan manja, dikit-dikit nangis. Kuat dong dah umur segini.”

Tidak peduli saat mendengar kabar buruk orang lain. 

“Oh gitu… eh, tadi gue beli cobain ngopi di kafe itu.” (langsung ganti topik ke dirinya).

Sekali lagi, nirempati memang menghadirkan tantangan signifikan, tetapi kondisi ini tidaklah statis. Nirempati bisa dilatih apabila seseorang memiliki keinginan yang kuat untuk mengubahnya dan belajar untuk bisa menaruh perasaan empati dan peduli terhadap orang lain. (SRP)

SARAH ALMIRA KUSWANTO | SILVY| PSYCHOLOGY TODAY | VERY WELL MIND

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |