Kisah Nabi Adam Minta Buah-buahan dari Surga Menjelang Wafat

1 hour ago 8
Allah SWT menciptakan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi/Ilustrai. Foto: MgIt03Allah SWT menciptakan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi/Ilustrai. Foto: MgIt03

MAGENTA -- Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di bumi. Adam terusir dari surga ke bumi karena melanggar perintah Allah SWT.

Sewaktu berada di surga Nabi Adam memiliki segalanya. Allah SWT hanya memintanya untuk menjauhi buah khuldi. Namun, Adam 'terpeleset' oleh godaan setan.

Nabi Adam menjajal buah khuldi. Setelah itu, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi dalam kondisi terpisah.

"Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zhalim!" (Surat Al Baqarah ayat 35).

Dinukil dari buku Kisah-Kisah Nubuat dari Nabi SAW oleh Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, ketika kematian akan menjemputnya, Nabi Adam AS menginginkan buah-buahan surga. Ini menunjukkan rasa cinta Adam kepada surga dan kerinduan untuk kembali ke sana.

BACA JUGA: Kisah Nabi Musa Menampar Malaikat yang Ingin Mencabut Nyawanya

"Bagaimana Adam tidak merindukan surga, sementara ia pernah tinggal di sana, melihat kenikmatannya, dan merasakan kenikmatan-kenikmatan surga dalam beberapa lama. Mungkin Adam menginginkan buah-buahan surga karena sudah merasa ajalnya kian dekat," tulis Umar Sulaiman dalam bukunya yang diterbitkan oleh Ummul Qura, 2017.

Sebagian hadits menunjukkan Nabi Adam mengetahui jumlah tahun-tahun usianya, dan ia menghitung secara cermat tahun-tahun usianya yang telah berlalu. Sehingga tampak bahwa Adam sudah mengetahui tahun-tahun usianya telah berlalu dan tidak lama lagi akan beralih ke negeri akhirat.

Anak-anak Nabi Adam juga menyadari mereka tidak akan mampu memenuhi keinginan ayahnya memetik buah-buahan di surga. Namun, bakti kepada ayah membuat mereka rela berkeliling untuk mencarikan keinginan ayah mereka.

Saat anak-anak Adam mencari buah-buahan, sejumlah malaikat mendatanginya dengan membawa peralatan yang diperlukan untuk mengurus dan mengubur jenazah. Para malaikat tersebut membawa kain kafan, kamper, kapak, cangkul, dan keranjang (dari daun kurma) yang diperlukan untuk menggali liang kubur.

Ketika anak-anak Adam memberitahukan maksud kepergian mereka dan apa yang mereka cari, para malaikat meminta mereka kembali pulang ke ayah mereka, karena usia dan ajal ayah mereka sudah habis.

BACA JUGA: Kisah Nabi Muhammad Sholat Sambil Duduk karena Saking Laparnya

Para malaikat akhirnya mencabut nyawa Adam. Setelah itu, mereka secara langsung mengurus jenazahnya dan memakamkannya.

Anak- anak Adam melihat para malaikat memandikan, mengafani, memberikan kamper, menggali kubur, membuat liang lahat, menshalatkan jenazahnya, masuk ke dalam liang kubur dan meletakkan Nabi Adam di dalamnya.

Lalu, mereka meletakkan batu bata di atasnya, setelah itu mereka keluar dari liang kubur, dan menimbunnya dengan tanah. Setelah itu, para malaikat berkata kepada anak-anak Adam seraya mengajari mereka, "Wahai anak-anak Adam! Inilah sunah kalian (dalam mengurus jenazah)." Yaitu, cara yang dipilih Allah untuk kalian dalam mengurus jenazah kalian.

Dengan demikian, tata cara pemakaman ini menjadi syariat universal bagi seluruh rasul dan orang-orang mukmin di bumi sepanjang masa. Apa pun cara yang menyalahi cara ini, berarti menyalahi petunjuk Allah, tergantung sejauh manakah pelanggaran tersebut terjadi.

Siapa yang mengetahui tata cara kaum muslimin dalam mengurus jenazah seperti yang diajarkan Rasul mereka, maka ia tahu cara tersebut sesuai dengan cara yang dipraktikkan para malaikat kepada jenazah Adam. Kisah ini bersumber dari hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawa'idul Musnad (V/136).

BACA JUGA: Kisah Sunan Gunung Jati Diminta Menebak Perempuan Hamil oleh Kaisar China

Pelajaran dan Faedah dari Kisah Ini

• Disyariatkannya mengurus dan mengubur jenazah dengan tata cara seperti yang disebutkan dalam hadits.

• Sunah dalam mengurus mayit ini adalah petunjuk seluruh rasul dalam syariat-syariat mereka.

• Malaikat mengajarkan tata cara mengurus jenazah ini kepada anak-anak Adam dalam bentuk tindakan nyata dan juga ucapan.

• Seluruh cara yang digunakan dalam mengurus jenazah selain tata cara yang tertera di dalam hadits, adalah cara yang menyimpang dari manhaj dan petunjuk Allah.

• Keutamaan Nabi Adam, karena jenazahnya diurus, dishalatkan, dan dimakamkan para malaikat.

• Kemampuan malaikat menyerupai wujud manusia dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan manusia.

• Adanya sejumlah peralatan sejak awal mula sejarah manusia, seperti kapak, cangkul, dan keranjang.

• Seorang lelaki harus mengingatkan istrinya agar jangan sampai menyimpang jalan, karena Adam memakan pohon larangan tidak lain karena bujuk rayu istrinya. Allah mengingatkan kita agar berhati-hati terhadap sebagian di antara istri-istri dan anak-anak kita.

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Surat At-Tagabun ayat 14).

BACA JUGA: Memetik Hikmah dari Kisah Dua Orang Diampuni Allah karena Memberi Minum Anjing Kehausan

Editor: Emhade Dahlan

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |