3 hours ago
7
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Pemkot Cirebon telah menetapkan status Siaga Bencana Banjir. Upaya mitigasi pun telah dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi. Penetapan status Siaga Bencana Banjir itu dilakukan melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota, yang berlaku sejak Oktober 2025 hingga Maret 2026 mendatang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Andi Wibowo, mengatakan, penetapan status itu menjadi landasan bagi seluruh unsur terkait dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Andi mengungkapkan, Walikota Cirebon telah menginstruksikan BPBD untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Selain itu, memperkuat kolaborasi dengan TNI, Polri, kelurahan, hingga relawan kebencanaan. “Kami memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Desember 2025 hingga Januari 2026,” katanya.
Menurut Andi, berdasarkan evaluasi bencana pada tahun sebelumnya, sejumlah wilayah di Kota Cirebon tergolong rawan banjir. Di antaranya, Kecamatan Lemahwungkuk, Kecamatan Pekalipan, Kecamatan Harjamukti, serta Kelurahan Kalijaga. Sedangkan potensi longsor, Kelurahan Argasunya dinilai memiliki kerawanan cukup tinggi.
Andi mengatakan, sebagai langkah mitigasi, pihaknya terus melakukan koordinasi lintas perangkat daerah. Selain itu, memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan. “Kami juga telah membentuk 12 kelurahan tangguh bencana yang diprioritaskan di wilayah rawan banjir,” katanya.
Andi menjelaskan, BPBD Kota Cirebon juga secara rutin menyelenggarakan pelatihan pencegahan dan mitigasi bagi masyarakat agar memiliki keterampilan tanggap darurat. Dengan demikian, mereka mampu melakukan pertolongan pertama serta membantu proses evakuasi secara cepat dan tepat ketika bencana terjadi. “Kami berharap tidak ada bencana yang terjadi. Namun kesiapsiagaan tetap dibutuhkan,” katanya.
