TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, Ahmad Riza Patria, membantah pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo membahas operasi dua putaran di Pilkada Jakarta. Menurut dia, kedua sosok itu merupakan tokoh bangsa yang sangat wajar untuk menggelar sebuah pertemuan.
"Tentu hal yang biasa kalau Pak Jokowi dan Pak Prabowo bersilaturahmi. Terkait apa saja yang dibahas terus terang saya belum tahu sama sekali. Tapi saya kira kan tokoh bangsa yang dipikirkan banyak hal ya," kata pria yang akrab disapa Ariza itu saat konferensi pers di DPD Golkar, Ahad, 8 Desember 2024.
Ariza menyatakan Prabowo dan Jokowi tidak mungkin hanya fokus terhadap Pilkada Jakarta saja. Maka itu, dia berkeyakinan pertemuan kedua sosok itu bukanlah membahas operasi dua putaran seperti yang diisukan belakangan ini.
"Kalau Jakarta kan cuma hanya 1 dari 38 provinsi ya. Jadi saya kira kedua tokoh bangsa yang dipikirkan adalah seluruh masyarakat bangsa Indonesia," kata mantan wakil gubernur Jakarta itu.
Riza mengklaim Prabowo dan Jokowi bertemu untuk membahas kepentingan rakyat. Dia menepis seluruh anggapan yang menuding pertemuan itu dalam rangka kepentingan pribadi maupun kepentingan partai dan golongan. "Saya kira itu yang bisa saya pastikan," ujar Ariza.
Adapun kabar operasi dua putaran ini sebelumnya dilayangkan oleh petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memerintahkan dia mengantisipasi kemungkinan Pilkada Jakarta berjalan dua ronde. Hasto meminta anak buahnya memastikan tak ada perubahan jumlah perolehan suara saat rekapitulasi berjalan.
PDIP turut mendekati Bawaslu Jakarta agar mengawasi rekapitulasi suara di semua tingkatan. Komisioner Bawaslu Jakarta, Benny Sabdo, membenarkan pernyataan Hasto. “Ada utusan PDIP yang menyampaikan pesan itu,” ujarnya. Menurut Benny, tanpa pesan itu pun Bawaslu akan menjaga agar tak ada kecurangan yang mempengaruhi hasil pilkada.
Kubu Pramono Anung mengendus adanya skenario dua putaran. Indikasinya, beredar surat dukungan Presiden Prabowo Subianto terhadap Ridwan Kamil pada masa tenang. Pramono lalu mengumpulkan 18 anggota tim pemenangannya di rumahnya di Cipete, Jakarta Selatan, sehari sebelum hari pencoblosan. Pertemuan itu antara lain membahas kemungkinan perolehan suara Pramono-Rano tergerus.
Tiga peserta pertemuan mengatakan ada kekhawatiran dukungan Prabowo itu akan menggerakkan instrumen negara, seperti penegak hukum dan birokrat, untuk memenangkan Ridwan Kamil-Suswono. Mereka pun mewaspadai adanya pemberian uang menjelang hari pemilihan atau serangan fajar dan penggalangan dukungan di basis pemilih mengambang atau undecided voters. Misalnya di berbagai lembaga pemasyarakatan.
Meskipun begitu, berdasarkan penetapan KPU terhadap hasil rekapitulasi tingkat provinsi, pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno menduduki posisi teratas perolehan suara terbanyak dengan 2.183.239 suara. Sedangkan Ridwan Kamil-Suswono meraih 1.718.160 suara, dan perolehan terkecil didapatkan oleh Dharma Pongrekun-Kun Wardana dengan 459.230 suara.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, berita acara dan sertifikasi rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara dari setiap kabupaten/kota dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta tahun 2024 saya nyatakan sah,” kata Ketua KPU DKJ Wahyu Dinata, di Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, pada Ahad, 8 Desember 2024.
Wahyu mengatakan penetapan hasil perolehan suara bukanlah tahap final penentuan pemenang pemimpin Jakarta lima tahun ke depan. Sebab, KPU masih menunggu putusan Mahkamah Konstitusi atas gugatan yang diadukan pasangan calon terhadap hasil penghitungan suara. “Siapa yang terpilih tentu saja prosesnya lain lagi pascaproses hukum yang ada, apakah ada gugatan atau tidak di Mahkamah Konstitusi,” kata dia.
Egi Adyatama dan Alfitria Nefi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.