REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Jago Tbk membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp199 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Angka tersebut meningkat 132 persen year on year (yoy) dibandingkan Rp86 miliar pada periode yang sama tahun 2024.
“Kami bersyukur dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas secara berkelanjutan. Hal ini memotivasi kami untuk terus berinovasi dan berkolaborasi menghadirkan produk serta layanan keuangan digital yang mampu meningkatkan kehidupan jutaan nasabah di Indonesia,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Menurut perseroan, inovasi berkelanjutan dan kolaborasi yang kuat dengan ekosistem keuangan digital menjadi pendorong utama kinerja Bank Jago di berbagai lini, termasuk jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit.
Total nasabah Bank Jago mencapai 18,6 juta hingga akhir kuartal III 2025, termasuk 14,5 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 4,5 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 14,1 juta nasabah.
Pertambahan jumlah nasabah funding sejalan dengan peningkatan penghimpunan DPK yang mencapai Rp23,9 triliun hingga akhir September 2025, naik 41 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp17 triliun.
Arief menyebut hasil positif ini sebagai bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi dengan berbagai ekosistem keuangan digital mampu memberikan nilai tambah bagi nasabah. “Melalui solusi keuangan digital yang kami sediakan, banyak nasabah terbantu untuk mengelola keuangan dan kehidupannya dengan lebih baik,” ujar Arief.
Kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), termasuk ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya, turut mendorong pertumbuhan penyaluran kredit.
Bank Jago mencatat penyaluran kredit sebesar Rp23,5 triliun hingga akhir September 2025, tumbuh 36 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp17,3 triliun.
Perseroan memastikan penyaluran kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang tetap rendah di level 0,4 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
Pertumbuhan kredit yang sehat turut mendorong peningkatan total aset Bank Jago menjadi Rp34,5 triliun per September 2025, naik 28 persen yoy dari posisi September 2024 sebesar Rp26,8 triliun.
Adapun rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) berada di angka 98 persen dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 32,9 persen. Hal ini mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat serta kuatnya permodalan Bank Jago untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.
sumber : Antara

3 hours ago
8

















































