TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Reni Astuti mendesak pemerintah melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden kecelakaan di Jalan Tol Pandaan-Malang, Jawa Timur, pada Senin, 23 Desember 2024. Menurut dia, dugaan penyebab kecelakaan akibat dimensi beban berlebih itu masih kerap terjadi dan harus menjadi catatan khusus oleh Kementerian Perhubungan.
“Kecelakaan akibat kendaraan over dimension overload masih sering terjadi. Ini harus menjadi evaluasi dari pemerintah agar memastikan kelayakan truk yang menggunakan jalan tol,” kata legislator Partai Keadilan Sejahtera ini melalui keterangan tertulis, Kamis, 26 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, perlu adanya pengawasan ketat agar insiden serupa tidak terulang. Terlebih, ujar dia, saat libur natal dan tahun baru, volume kendaraan yang melewati tol akan meningkat. “Harus ada langkah preventif dari kepolisian dan Kementerian Perhubungan,” kata Reni.
Selain itu, dia juga meminta hasil investigasi terkait kecelakaan tersebut dilakukan secara transparan. Dia juga menekankan penegakan hukum dalam kasus tersebut bila ditemukan kelalaian dan pelanggaran yang dilakukan pengemudi truk.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan di Tol Pandaan-Malang yang menewaskan 4 korban itu dipicu oleh truk hiwing box bernomor polisi S 9126 UU yang berhenti di ruas Kilometer 77. Penyelidikan awal menemukan truk tersebut mengalami overheat, sehingga berhenti di bahu jalan tol. Berdasarkan CCTV jalan tol, truk berhenti kurang lebih dua menit. Truk berhenti dengan ganjalan pada ban belakang.i
Dkutip dari Antara, ganjalan truk tidak sempurna sehingga kendaraan yang mengangkut pakan ternak itu mundur tidak terkendali. Sementara dari belakang, ada bus melaju dengan kecepatan tinggi. Walhasil, benturan antara truk dan bus tidak tidak bisa dihindari.
Seiring banyaknya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno meminta pemerintah serius menertibkan penyelenggaraan angkutan logistik.
Djoko mengatakan truk menduduki peringkat kedua penyebab kecelakaan lalu lintas. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya kompetensi pengemudi serta kondisi kendaraan yang kurang terawat. Pengawasan pemerintah terhadap operasional angkutan barang yang belum maksimal ditengarai menjadi salah satu penyebab.
“Sudah saatnya pemerintah bertindak secara cerdas dan terencana, tidak hanya bertindak secara reaktif dengan berteriak ketika ada masalah, lupa saat masalah lewat, lalu kembali teriak saat muncul masalah lagi,” kata Djoko melalui keterangan tertulis, Kamis, 26 Desember 2024. “Pemerintah harus bertanggung jawab.”
Berdasarkan investigasi sementara, Juru Bicara Kemenhub Elba Damhuri mengatakan kondisi ban vulkanisir kanan dan kiri belakang masih dalam kategori bisa ditoleransi. Sebab, kedalaman alur ban masih 1 mm dari permukaan ban. Begitu pula dengan dokumen kendaraan.
"Surat muatan atau surat jalan yang dikeluarkan perusahaan sesuai dengan JBI (jumlah berat yang diizinkan), yaitu 11.200 kilogram," kata Elba dalam keterangannya kepada Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Kamis, 26 Desember 2024. "Saat diperiksa, surat uji juga masih berlaku."
Namun, saat dilakukan pemeriksaan di bagian radiator, reservoir ditemukan dalam keadaan kosong. Elba berujar, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakkan pada sistem pendingin mesin dan bisa menyebabkan overheat.
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.