Jika defisit kalori ingin berhasil, seseorang harus mengetahui makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari setiap harinya.
26 Desember 2024 | 14.37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kalori adalah ukuran dari jumlah energi dalam makanan. Semua sel dalam tubuh membutuhkan energi untuk bekerja dengan baik dari makanan. Nantinya kalori makanan diubah menjadi energi dan menggerakkan aktivitas tubuh, tetapi tidak digunakan semua setelah makan. Akibatnya, seseorang yang membakar kalori lebih dari jumlah konsumsi akan menambah berat badan.
Sebaliknya, jika membakar kalori lebih banyak daripada jumlah makanan yang dikonsumsi, berat badan akan berkurang. Kondisi ini disebut sebagai defisit kalori. Dilansir dari WebMD, defisit kalori adalah memaksa tubuh untuk membakar simpanan lemak yang telah dibangun. Defisit kalori menyebabkan penurunan berat badan. Faktanya, seseorang tidak akan menurunkan berat badan tanpa defisit kalori.
Aturan praktis untuk penurunan berat badan yang sehat adalah defisit sekitar 500 kalori per hari, sehingga seseorang harus menurunkan sekitar 1 pon per minggu. Aturan ini berdasarkan pada titik awal bahwa perempuan setidaknya memiliki 1.200-1.500 kalori sehari, sedangkan laki-laki sebanyak 1.500-1.800 kalori sehari. Jumlah kalori dalam tubuh ini tidak dapat terlalu tinggi atau rendah karena mengancam kesehatan tubuh.
Salah satu cara untuk defisit kalori adalah mengatur pola diet dalam sehari mengonsumsi 1.500 kalori. Sebab, makanan sangat mempengaruhi jumlah kalori yang dikonsumsi dalam satu hari.
Dikutip dari Healthline, berikut makanan yang harus dikonsumsi dan dihindari selama defisit kalori:
Makanan yang Harus Dikonsumsi
- Sayuran non-bertepung: kangkung, arugula, bayam, brokoli, kembang kol, paprika, jamur, asparagus, dan tomat.
- Buah-buahan: beri, apel, pir, buah jeruk, melon, anggur, dan pisang.
- Sayuran bertepung: kentang, kacang polong, ubi jalar, dan pisang raja.
- Ikan dan kerang: bass laut, salmon, kerang, udang, sarden, dan tiram.
- Telur utuh yang lebih padat nutrisi daripada putih telur.
- Unggas dan daging: ayam, kalkun, daging sapi, bison, dan domba.
- Sumber protein nabati: tahu, tempe, dan bubuk protein nabati.
- Biji-bijian utuh: gandum, beras merah, quinoa, bulgur, barley, dan millet.
- Kacang-kacangan: buncis, kacang merah, lentil, dan kacang hitam.
- Lemak sehat: alpukat, minyak zaitun, kelapa tanpa pemanis, dan minyak alpukat.
- Produk susu: yogurt biasa, kefir, dan keju
- Biji-bijian, kacang-kacangan, dan mentega kacang: almond, kacang macadamia, biji labu, kenari, biji bunga matahari, selai kacang alami, mentega almond, dan tahini.
- Susu nabati tanpa pemanis: kelapa, kacang mete, dan susu rami.
- Bumbu: kunyit, bawang putih, oregano, rosemary, cabai, lada hitam, dan cuka sari apel.
- Minuman tanpa kalori: Air, air soda, kopi, dan teh hijau.
Makanan yang Harus Dihindari
- Makanan cepat saji: nugget ayam, kentang goreng, pizza, dan hot dog.
- Karbohidrat olahan: roti putih, sereal manis, pasta putih, bagel, kerupuk, dan keripik jagung.
- Gula tambahan: snack manis, permen, makanan panggang, permen, dan gula meja.
- Makanan goreng: keripik kentang, makanan goreng, donat, dan stik mozzarella.
- Diet dan makanan rendah lemak: es krim rendah lemak, keripik rendah lemak, makanan beku diet, dan permen rendah kalori.
- Minuman manis: soda, jus buah, minuman energi, susu rasa, dan minuman kopi manis.
Pilihan Editor: Cara Melakukan Defisit Kalori untuk Menurunkan Berat Badan
PODCAST REKOMENDASI TEMPO
- Podcast Terkait
- Podcast Terbaru