Makna Jumlah Hio yang Dibakar Saat Ritual dalam Tradisi Tionghoa

3 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Hio, atau yang sering dikenal sebagai dupa, merupakan elemen penting dalam ritual ibadah masyarakat Tionghoa, termasuk saat Imlek. Kata "hio" sendiri memiliki arti "harum," sesuai dengan fungsinya yang mengeluarkan aroma khas ketika dibakar. Tradisi penggunaan hio tidak hanya terbatas pada masyarakat Tionghoa, tetapi juga digunakan oleh umat Konghucu, Buddha, dan Hindu dengan sebutan dan cara penggunaan yang berbeda.

Sejarah Singkat Hio

Dilansir dari etd.repository.ugm.ac.id, penggunaan hio sebagai bagian dari ritual keagamaan telah ada sejak ribuan tahun lalu. Tradisi ini dipercaya berakar dari kebudayaan kuno di Asia, di mana dupa digunakan sebagai media komunikasi dengan dunia spiritual. Dalam kepercayaan Tionghoa, asap yang dihasilkan oleh hio diyakini membawa doa dan harapan ke langit, menjadi jembatan antara manusia dan entitas spiritual.

Penggunaan hio meluas seiring berkembangnya ajaran Taoisme dan Buddhisme, yang menjadikan dupa sebagai simbol kesucian dan penghormatan kepada dewa atau leluhur. Tradisi ini terus bertahan hingga kini, dengan berbagai variasi jumlah hio yang dibakar sesuai dengan kepercayaan individu atau keluarga.

Makna Filosofis Berdasarkan Jumlah Hio
Seperti yang dikutip dari kemendikbud.go.id, masyarakat Tionghoa meyakini bahwa jumlah hio yang dibakar memiliki makna simbolis yang mendalam. Berikut adalah penjelasan filosofis berdasarkan jumlah hio yang digunakan:

1. Satu Hio

Membakar satu hio melambangkan doa yang ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini mencerminkan keesaan atau ketunggalan sebagai inti dari pengabdian spiritual.

2. Dua Hio

Simbol dari keseimbangan Yin dan Yang, dua elemen yang saling melengkapi dalam kehidupan. Dua hio juga mencerminkan penghormatan kepada kedua orang tua.

3. Tiga Hio

Melambangkan hubungan harmonis antara tiga unsur alam semesta: bumi, langit, dan manusia. Pembakaran tiga hio adalah bentuk doa untuk keseimbangan alam.

4. Empat Hio

Dalam kepercayaan masyarakat Hokkian, empat hio mewakili empat penjuru mata angin (utara, timur, selatan, barat) yang dianggap sebagai saudara. Ini menggambarkan doa untuk keharmonisan di seluruh penjuru dunia.

5. Lima Hio

Simbol lima elemen dasar kehidupan: kayu, api, tanah, logam, dan air. Elemen-elemen ini dipercaya membentuk dasar dari segala hal yang ada di dunia.

6. Enam Hio

Enam hio melambangkan Liu He, yang berarti persatuan dan kedamaian. Ritual ini sering dilakukan untuk memohon perdamaian bagi umat manusia.

7. Tujuh Hio

Angka tujuh merujuk pada tujuh rasi bintang, khususnya Rasi Bintang Biduk yang dianggap sakral oleh masyarakat Tionghoa. Pembakaran tujuh hio sering kali dihubungkan dengan doa kepada alam semesta.

8. Delapan Hio

Melambangkan delapan arah mata angin: timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, dan timur laut. Delapan hio mencerminkan doa yang meliputi seluruh alam semesta.

9. Sembilan Hio

Angka sembilan dianggap sebagai angka tertinggi dan paling sempurna. Dalam tradisi Tionghoa, sembilan hio melambangkan sembilan istana surgawi yang suci.

Filosofi Yin dan Yang dalam Penggunaan Hio

Masyarakat Tionghoa sangat menjunjung tinggi filosofi Yin dan Yang, yang melambangkan dualitas dalam kehidupan—positif dan negatif, terang dan gelap, aktif dan pasif. Ritual membakar hio diiringi pemahaman bahwa kedua unsur ini saling melengkapi, menciptakan harmoni dalam kehidupan.

Pilihan Editor: 14 Larangan Saat Perayaan Imlek

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |