TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang mungkin beranggapan bahwa setiap organ dalam tubuh memiliki fungsi yang tidak dapat digantikan. Namun, dalam praktik medis, terdapat sejumlah organ yang dapat dihilangkan tanpa mengganggu kelangsungan hidup seseorang bahkan masih dapat menjalani kehidupan yang relatif normal.
Dikutip dari Harvard Health Publishing, berikut organ tubuh yang sebenarnya jika dihilangkan tidak akan mengganggu kelangsungan hidup seseorang:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Apendiks (Usus Buntu)
Apendiks adalah organ kecil seukuran jari kelingking yang terletak di sisi kanan bawah usus besar. Hingga kini, fungsi pastinya belum sepenuhnya jelas. Namun, bagian ini bisa mengalami penyumbatan, infeksi, atau peradangan yang disebut apendisitis. Jika kondisi ini terjadi, pengobatan kadang bisa membantu, tetapi dalam banyak kasus, apendiks perlu diangkat melalui operasi yang disebut apendektomi.
2. Amandel (Tonsil)
Amandel adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi seperti kelenjar getah bening, membantu menangkap bakteri dan virus berbahaya. Letaknya di bagian belakang tenggorokan, di kedua sisi uvula (bagian kecil yang menggantung di tengah tenggorokan). Saat ini, operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) hanya disarankan bagi mereka yang sering mengalami infeksi tenggorokan akibat bakteri. Jika amandel diangkat, jaringan limfoid lain, termasuk kelenjar getah bening, tetap bisa menjalankan fungsinya dalam melawan infeksi.
3. Adenoid
Adenoid terletak di bagian belakang hidung, tepat di pertemuan saluran hidung, mulut, dan tenggorokan. Fungsinya mirip dengan amandel, yaitu membantu menangkap bakteri dan virus. Namun, adenoid juga bisa mengalami peradangan, infeksi, atau pembengkakan. Oleh karena itu, saat amandel diangkat, adenoid biasanya juga ikut dihilangkan dalam prosedur yang disebut tonsilektomi dan adenoidektomi. Seperti halnya amandel, jaringan limfoid lain dalam tubuh akan tetap bisa menjalankan fungsinya meskipun adenoid telah diangkat.
4. Kantung Empedu
Kantung empedu terletak di bawah hati, di bagian kanan atas perut yang berfungsi menyimpan cairan empedu (diproduksi hati) dan melepaskannya ke saluran pencernaan untuk membantu mencerna lemak. Dalam beberapa kasus, kantung empedu perlu diangkat melalui prosedur kolesistektomi, terutama jika mengalami peradangan (kolesistitis), yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau batu empedu—kumpulan cairan empedu yang mengeras.
5. Organ Reproduksi
Rahim adalah organ reproduksi yang berfungsi utama sebagai tempat tumbuhnya janin hingga proses kelahiran. Jika diperlukan, rahim dapat diangkat melalui prosedur histerektomi tanpa mengganggu kesehatan secara keseluruhan. Selain rahim, bagian organ reproduksi seperti ovarium atau testis yang bisa diangkat jika terkena penyakit. Setelah pengangkatan, keseimbangan hormon bisa dijaga dengan terapi hormon.
6. Kelenjar Timus
Kelenjar timus adalah kelenjar kecil yang terletak di bagian atas dada, tepat di belakang tulang dada. Pada janin dan bayi baru lahir, kelenjar ini memiliki peran penting dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh. Namun, saat seseorang tumbuh dewasa, fungsi timus berkurang, dan tubuh tetap bisa berfungsi dengan baik tanpa kelenjar ini. Operasi pengangkatan timus (timektomi) mungkin disarankan jika kelenjar ini mengalami kanker atau jika seseorang menderita penyakit autoimun myasthenia gravis.
7. Limpa
Limpa terdiri dari jaringan limfoid yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh khususnya sebagai penyaring darah, menghilangkan bakteri, sel darah tua, dan sel abnormal lainnya yang beredar dalam tubuh. Namun, dalam beberapa kondisi, limpa bisa menjadi terlalu aktif dan mulai menghancurkan sel darah yang masih sehat.
Salah satu contoh kondisi ini adalah idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), di mana limpa menghancurkan trombosit—sel darah yang membantu pembekuan untuk mencegah perdarahan berlebih, dan dalam kondisi serius dapat mengancam nyawa. Meskipun pengobatan dengan obat-obatan bisa membantu, dalam beberapa kasus, pengangkatan limpa (splenektomi) diperlukan.
Orang yang tidak memiliki limpa lebih rentan terhadap infeksi tertentu. Karena itu, pengangkatan limpa biasanya hanya dilakukan jika bersifat darurat.
Selain organ di atas, manusia juga bisa hidup hanya dengan separuh organ yang seharusnya dimiliki secara sepasang, yakni ginjal dan paru-paru.
Ginjal
Ginjal memiliki banyak fungsi penting bagi kesehatan tubuh. Namun, bukan hal yang aneh jika seseorang hanya memiliki satu ginjal yang bekerja menggantikan dua.
Dikutip dari Kidney Research UK, beberapa alasan mengapa seseorang bisa hidup dengan satu ginjal bisa dikarenakan orang tersebut (terutama laki-laki) terlahir dengan hanya satu ginjal. Ada pula yang harus menjalani operasi pengangkatan satu ginjal karena mengalami penyumbatan, tumor, atau cedera parah akibat kecelakaan.
Selain itu, bisa juga karena harus mendonorkannya kepada orang lain terutama keluarga atau kerabat yang memang sangat memerlukannya. Ginjal tunggal yang sehat cenderung tumbuh lebih cepat dan menjadi lebih besar dibandingkan ginjal yang berpasangan secara normal. Karena itu, ginjal tunggal lebih rentan terhadap cedera, terutama akibat olahraga kontak fisik yang berat.
Paru-paru
Meski merupakan organ vital untuk sistem pernapasan, namun seseorang juga bisa hidup hanya dengan satu paru-paru. Dilansir dari WebMD, kondisi medis seperti kanker atau masalah kesehatan lainnya dapat membuat seseorang atas saran dokter memutuskan untuk mengangkat salah satu paru-paru. Dalam sebagian besar kasus, satu paru-paru yang sehat masih mampu menyediakan cukup oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida agar tubuh tetap berfungsi dengan baik.
Prosedur operasi untuk mengangkat satu paru-paru disebut pneumonektomi. Setelah pulih dari operasi, seseorang tetap bisa menjalani kehidupan yang relatif normal. Aktivitas sehari-hari umumnya dapat dilakukan tanpa kendala, namun kapasitas paru-paru akan berkurang hingga setengahnya, sehingga seseorang mungkin lebih mudah merasa kehabisan napas, terutama saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat.