Mega Bertemu Prabowo di Hari Lahir Pancasila, Guntur Romli: Tak Ada Kepentingan Politik

1 day ago 22

Presiden Prabowo Subianto berbincang dengan mantan presiden Megawati Soekarnoputri jelang Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Kementerian Luar Negeri Jakarta, Senin (2/6/2025) | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kehadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025), disebut bukan bagian dari agenda politik praktis. Politikus PDIP Guntur Romli menegaskan, Megawati hadir murni dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), bukan untuk membicarakan peta koalisi atau manuver politik lainnya.

“Ini sangat mendasar, jauh dari masalah politik praktis. Apalagi soal peta koalisi,” ujar Guntur melalui pesan pendek, Senin siang. Ia menambahkan, kehadiran Megawati bertujuan memperkuat posisi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, bukan sekadar simbolik kehadiran elite politik.

Dalam upacara yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto itu, Megawati tampak berjalan bersama Prabowo menuju beranda depan Gedung Pancasila, diikuti oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sehari sebelumnya, Megawati juga sempat hadir secara daring dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar PDIP di halaman parkir Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu pagi (1/6/2025).

Momen kehadiran Megawati, Prabowo, dan Gibran dalam satu forum kenegaraan ini menyedot perhatian publik. Ketua MPR RI Ahmad Muzani bahkan menyebut suasana pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Kelima RI Megawati berlangsung penuh kehangatan. Ia menyaksikan langsung keakraban keduanya di ruang tunggu Gedung Pancasila.

“Suasana pertemuan berlangsung sangat akrab, penuh kekeluargaan, dan saling banyak bercanda,” ujar Muzani. Ia mengaku tidak mengetahui isi percakapan keduanya karena berlangsung secara pribadi dan saling berbisik, namun ia menekankan bahwa nuansa hangat sangat terasa.

Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji juga menilai pertemuan itu sebagai bentuk nyata upaya merawat hubungan baik antar-tokoh bangsa. “Bagus dong. Selain ini adalah peringatan penting, saya berharap pertemuan seperti ini bisa kembali terjadi, bahkan dengan kehadiran presiden-presiden terdahulu lainnya, seperti Pak SBY dan Pak Jokowi,” ujarnya.

Nada serupa disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. Menurutnya, momen Prabowo berjalan beriringan dengan Megawati mencerminkan nilai-nilai persatuan sebagaimana diamanatkan sila ketiga Pancasila. “Ini isyarat baik untuk persatuan bangsa, dan bentuk komitmen terhadap butir-butir Pancasila,” katanya.

Hidayat menambahkan, kebersamaan ketiga tokoh – Megawati, Prabowo, dan Gibran – penting dalam menjawab berbagai spekulasi publik terhadap dinamika politik nasional. “Ini semangat kenegarawanan. Di tengah situasi global yang tidak menentu, Indonesia membutuhkan kebersamaan dan kesejukan politik,” ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Adi Prayitno, menyebut pertemuan itu sebagai momen langka yang bisa mencairkan ketegangan politik pasca-Pilpres. “Minimal ini bisa mencairkan suasana politik, khususnya relasi antara Mega dan Gibran. Kalau Prabowo dan Mega sebenarnya sohib lama,” katanya.

Adi menyebut Prabowo berperan penting dalam menjembatani relasi Megawati dan Gibran. Ia juga melihat Hari Lahir Pancasila sebagai momentum yang sarat nilai persatuan nasional. “Semua elite bisa bersatu di Hari Pancasila. Bahkan kehadiran Try Sutrisno, yang sebelumnya sempat mengkritik Gibran, menjadi simbol persatuan lainnya,” pungkasnya.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |