JAKARTA — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali diguncang prahara internal setelah dua kubu sama-sama mendeklarasikan ketua umum baru hasil Muktamar X. Satu kubu menyatakan Agus Suparmanto resmi menjadi Ketua Umum PPP periode 2025–2030, sementara kubu lain mengklaim Muhammad Mardiono terpilih secara aklamasi.
Drama itu bermula saat Muktamar X PPP yang digelar di Ancol, Jakarta, akhir pekan ini berlangsung panas dan diwarnai tarik-menarik dukungan antar-elite partai. Di satu sisi, Agus Suparmanto — mantan Menteri Perdagangan era Presiden Joko Widodo — mendapat restu sembilan tokoh senior partai. Mereka di antaranya Ketua Majelis Kehormatan Zarkasih Nur, Ketua Majelis Syariah KH Mustafa Aqil Siroj, Ketua Majelis Pakar Prof Priyono, Ketua Majelis Pertimbangan Romahurmuziy, hingga Ketua Mahkamah Partai Ade Irfan Pulungan. Dukungan juga mengalir dari sejumlah elite lain seperti Musyaffa Noer, Taj Yasin, Arwani Thomafi, dan Dubes RI untuk Kuwait Lena Muryana Mukti.
Sekretaris Steering Committee Muktamar X PPP Rusman Yakub menyebut pemilihan Agus telah melalui sidang paripurna muktamar dan diputuskan secara aklamasi. “Muktamirin menyepakati Agus Suparmanto sebagai ketua umum PPP 2025–2030. Mekanisme ini sah dan sesuai AD/ART,” ujarnya dalam tasyakuran kemenangan di kawasan Ancol, Minggu (28/9/2025).
Namun, di saat hampir bersamaan, kubu Muhammad Mardiono juga mengumumkan klaim serupa. Pimpinan sidang Muktamar X versi Mardiono, Amir Uskara, menegaskan Mardiono didukung 30 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP se-Indonesia. Menurut Amir, sidang tertutup digelar setelah pembukaan muktamar yang sempat memanas. “Kami ketok palu Mardiono sebagai ketua umum secara aklamasi. Ini awal kebangkitan PPP,” kata Amir.
Kubu Mardiono bahkan langsung menunjuk delapan formatur untuk menyusun kepengurusan baru. “Pak Mardiono sudah kami beri mandat menyusun kepengurusan bersama lima perwakilan DPW dan tiga dari DPP,” tambah Amir.
Sementara itu kubu Agus Suparmanto tetap bersikeras bahwa proses pemilihan mereka adalah yang sah. Pimpinan sidang paripurna Qoyum Abdul Jabbar menyatakan pemilihan Agus melalui mekanisme resmi, dengan membuka pendaftaran calon ketua umum dan memastikan dukungan DPW serta DPC. “Dengan ini ditetapkan Bapak Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan masa bakti 2025-2030,” ucap Qoyum.
Ketegangan ini menambah panjang daftar konflik internal PPP yang kerap berulang setiap muktamar. Hingga Minggu malam, kedua kubu saling mengklaim dukungan dan legitimasi masing-masing. Baik kubu Agus maupun kubu Mardiono sama-sama menyatakan siap membawa PPP ke arah kebesaran partai, meski jalan rekonsiliasi tampak masih jauh. [*] Disarikan dari sumber berita media daring
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.