TEMPO.CO, Jakarta - Apakah kepribadian seseorang bisa dipengaruhi oleh golongan darah? Pertanyaan ini telah menjadi perdebatan menarik. Di Jepang, terdapat teori yang menyatakan bahwa golongan darah dapat mencerminkan sifat dan karakter seseorang.
Teori yang dikenal sebagai ketsueki-gata ini mirip dengan bagaimana astrologi digunakan untuk memprediksi kepribadian berdasarkan zodiak. Meski terlihat menarik, teori ini kerap menuai kritik dari dunia ilmiah karena kurangnya bukti yang mendukung. Lantas, seberapa valid klaim ini?
Asal Usul Teori Ketsueki-gata
Dikutip dari Verywell Mind, pada 1930, seorang profesor Jepang bernama Tokeji Furukawa menerbitkan sebuah penelitian yang mengusulkan hubungan antara golongan darah dan kepribadian.
Menurut Furukawa, golongan darah A, B, AB, dan O masing-masing memiliki sifat unik, yakni sebagai berikut:
- Golongan darah A dianggap teliti, kreatif, dan tegas.
- Golongan darah B digambarkan penuh semangat, berempati, tetapi cenderung egois.
- Golongan darah AB diyakini logis tetapi misterius.
- Golongan darah O sering dianggap percaya diri dan berjiwa pemimpin.
Sayangnya, penelitian ini tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan lebih banyak bergantung pada kuesioner yang subjektif. Meski mendapat kritik, gagasan Furukawa kembali populer pada 1970-an melalui buku dan media massa di Jepang, hingga akhirnya menjadi kepercayaan umum yang masih bertahan hingga sekarang.
Meskipun tidak didukung oleh bukti ilmiah, teori ketsueki-gata memiliki pengaruh besar di Jepang. Dalam konteks sosial, orang sering bertanya "apa golongan darahmu?" sebagai cara memprediksi kepribadian atau kecocokan pasangan.
Namun, kepercayaan ini juga menimbulkan diskriminasi. Orang dengan golongan darah B sering dicap egois dan sulit diajak bekerja sama, sehingga mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap mereka. Sebaliknya, golongan darah AB sering dianggap sebagai kelompok unggulan dalam beberapa bidang, seperti perencanaan dan analisis.
Dalam dunia kerja, beberapa perusahaan di Jepang bahkan pernah menggunakan golongan darah sebagai salah satu kriteria perekrutan, meskipun praktik ini kini mulai ditinggalkan karena dianggap diskriminatif.
Pandangan Ilmiah tentang Golongan Darah
Golongan darah secara medis ditentukan oleh keberadaan antigen tertentu pada sel darah merah. Sistem utama yang dikenal adalah sistem ABO, yang membagi golongan darah menjadi A, B, AB, dan O berdasarkan antigen A dan B. Adapun faktor Rh positif atau negatif juga berpengaruh dalam sistem golongan darah.
Dalam kesehatan, golongan darah berperan penting, terutama dalam transfusi darah dan risiko penyakit tertentu, yaitu sebagai berikut:
- Golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan kanker lambung.
- Golongan darah B lebih tinggi risikonya dalam penggumpalan darah, seperti thrombosis vena dan emboli paru.
- Golongan darah O lebih rentan terhadap tukak lambung tetapi memiliki risiko lebih rendah terhadap beberapa jenis kanker.
- Golongan darah AB memiliki hubungan dengan komplikasi kehamilan, seperti preeklampsia.
Namun, tidak ada penelitian ilmiah yang membuktikan hubungan antara golongan darah dan sifat kepribadian. Sebagian besar studi yang mencoba membuktikan teori ini gagal memberikan bukti yang konsisten, sehingga ketsueki-gata dikategorikan sebagai pseudoscience atau ilmu semu.
Pada intinya, teori kepribadian berdasarkan golongan darah lebih dekat ke mitos daripada fakta ilmiah. Meskipun menarik untuk dibahas, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Seperti astrologi, ketsueki-gata sebaiknya dianggap sebagai hiburan daripada alat yang serius untuk menilai kepribadian seseorang.
Penting untuk tetap kritis terhadap teori ini agar kita tidak terjebak dalam stereotip atau diskriminasi yang tidak adil. Memahami manusia secara lebih holistik melalui pendekatan ilmiah tetap menjadi cara terbaik untuk menghargai perbedaan individu.
BETTER HELP | CLEVELAND CLINIC | SURGERY CENTER CEDAR RAPIDS