TEMPO.CO, Jakarta - Presenter Indy Barends baru-baru ini membagikan pengalaman pribadinya menjalani operasi batu ginjal dengan metode Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS).
Dalam unggahan di Instagram @indybarends, ia berbagi cerita mengenai prosedur ini yang berhasil mengatasi batu ginjal yang cukup besar, berukuran 7 milimeter, yang lebih keras dari tulang paha manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menariknya, metode RIRS yang digunakan oleh Indy tidak melibatkan sayatan pada tubuh, menjadikannya sebagai pilihan minimal invasif yang semakin populer dalam dunia urologi. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut adalah penjelasan mengenai metode RIRS.
Mengenal Metode RIRS
Berdasarkan artikel ilmiah Retrograde Intrarenal Surgery, RIRS diartikan sebagai teknik pembedahan minim invasif yang digunakan untuk mengatasi batu ginjal dan beberapa kondisi lainnya pada saluran kemih atas.
Metode ini dilakukan dengan memasukkan alat fleksibel melalui saluran kemih bawah dan ureter, yang kemudian dipandu ke ginjal secara retrograde. Alat ini memungkinkan dokter untuk melakukan pemecahan batu ginjal dengan menggunakan laser, serta mengambil batu tersebut tanpa perlu membuka tubuh pasien.
Indikasi penggunaan RIRS umumnya dapat mengatasi batu ginjal yang berukuran kecil atau kurang dari 1,5 sentimeter. Selain itu, metode ini juga bisa diterapkan pada kegagalan terapi dengan metode Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL), batu ginjal yang ada pada kantung ginjal (calyceal diverticula), serta kelainan anatomi ginjal yang kompleks.
Teknik ini juga digunakan dalam pengobatan kanker saluran kemih atas, penyumbatan saluran ginjal, serta pengelolaan perdarahan ginjal yang sulit.
Keuntungan Metode RIRS
Menurut berbagai penelitian, RIRS menawarkan berbagai keuntungan, termasuk mengurangi komplikasi, memperpendek masa pemulihan, serta meningkatkan keberhasilan dalam mengeluarkan batu ginjal.
Teknik RIRS menjadi semakin populer karena memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan prosedur pembedahan tradisional, seperti Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL) yang membutuhkan sayatan besar. Selain itu, RIRS juga mengurangi risiko komplikasi, memperpendek waktu pemulihan, dan memungkinkan pasien kembali beraktivitas lebih cepat.
Metode ini juga lebih cocok untuk pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti mereka yang memiliki kelainan anatomi ginjal, gangguan perdarahan, atau yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
RIRS memiliki sejumlah keuntungan jika dibandingkan dengan prosedur lainnya. Salah satunya adalah tingkat komplikasi yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang lebih cepat. Prosedur ini juga lebih cocok bagi pasien dengan kondisi medis khusus, seperti kelainan anatomi ginjal, masalah perdarahan, atau pasien yang mengonsumsi obat pengencer darah.
Menurut artikel kesehatan dari Urology Research & Practice, dengan perkembangan teknologi alat seperti ureteroskop fleksibel dan laser Holmium, RIRS kini dapat digunakan untuk menangani hampir semua kasus batu ginjal, bahkan pada pasien anak-anak sekalipun.
Pengalaman Indy Barends
Indy Barends menjalani prosedur RIRS pada batu ginjal yang cukup besar dan keras. Menurut Indy, prosedur tersebut hanya memakan waktu sekitar 15 hingga 20 menit. Setelah pemecahan batu ginjal, dokter memasang selang drainase untuk mengeluarkan sisa-sisa batu yang telah dihancurkan. Selang ini dilepas setelah enam hari.
Meskipun menjalani prosedur medis, Indy merasa tidak terlalu cemas karena prosedurnya tidak seseram yang dibayangkan. Ia mengaku merasa nyaman sepanjang tindakan, bahkan setelah terbangun dari anestesi, ia sudah merasa baik-baik saja.
“Now im free… Bebaaasss,” tulisnya dalam unggahan Instagram.
Indy mengapresiasi keahlian dan perhatian dari dokter yang menangani, yakni Dr. Adistra SpU FICS, yang melakukan prosedur di RS Abdi Waluyo, Jakarta.
“Tenaaang, aku nya bobo anteng kok pas tindakan.. Dan ditangani dengan sangat baik oleh @dr.adistra SpU,FICS di @rsabdiwaluyo.. Bangun sadar, sudah beres,” tulis Indy.
Ia juga menekankan pentingnya mendengarkan tubuh kita, karena tubuh sering memberikan sinyal jika ada masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.