TEMPO.CO, Jakarta - Setelah dilantik pada Kamis, 20 Februari 2025, sebanyak 505 kepala daerah yang terdiri atas gubernur, bupati, dan wali kota hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024 mengikuti kegiatan pembekalan atau retret selama tujuh hari mulai dari tanggal 21 hingga 28 Februari 2025. Sama seperti sebelum-sebelumnya, kegiatan retret ini digelar di kawasan Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah.
Apa saja fakta-fakta mengenai lokasi retret kepala daerah nan sejuk ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk diketahui, Lembah Tidar berada di kawasan Kebun Raya Gunung Tidar, salah satu bukit yang berada di tengah Kota Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini menjadi destinasi wisata religi dan dipakai olahraga saat pagi hari.
Lokasi dan Nama
Lembah Tidar adalah kawasan yang terletak di kaki Gunung Tidar, sebuah bukit kecil yang memiliki tinggi 503 mdpl dan berada di tengah Kota Magelang.
Dilansir dari laman Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang, nama Tidar berasal dari kata "mukti" dan "kedadar". "Mukti" berarti berhasil dan "kedadar" berarti ditempa atau diuji. Jadi, kata ini memiliki makna berhasil ditempa. Nama Lembah Tidar kini sangat terkenal bagi masyarakat karena menjadi lokasi pelatihan Akademi Militer (Akmil), lembaga pendidikan tinggi yang melatih calon perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat.
Legenda Gunung Tidar
Membahas Lembah Tidar tentu tak terlepas dari Gunung Tidar itu sendiri yanh sering disebut sebagai "pusatnya Tanah Jawa" karena letaknya yang dianggap berada di tengah Pulau Jawa. Menurut legenda, Gunung Tidar dianggap sebagai penyangga Pulau Jawa agar tidak goyah. Mitos ini menyebutkan bahwa di puncak Gunung Tidar terdapat sebuah tombak besar yang dikenal dengan nama Tombak Kyai Sepanjang yang berfungsi sebagai pengikat Jawa agar tidak terombang-ambing oleh kekuatan alam.
Selain mitos itu, Gunung Tidar juga dikenal sebagai tempat pertapaan dan lokasi spiritual penting bagi beberapa tokoh sejarah Jawa. Salah satu tokoh terkenal yang diyakini pernah melakukan perjalanan spiritual di tempat ini adalah Syekh Subakir, seorang ulama dari Persia yang konon berperan dalam menyebarkan agama Islam di Jawa serta membersihkan Pulau Jawa dari energi negatif.
Selain itu, ada pula kisah tentang tokoh Kyai Semar yang dianggap sebagai tokoh penting dalam dunia pewayangan Jawa. Di Gunung Tidar, terdapat sebuah petilasan atau makam yang diyakini sebagai makam Kyai Semar. Tempat ini dianggap sakral dan banyak dikunjungi oleh peziarah yang datang untuk mencari ketenangan spiritual atau meminta keberkahan. Masyarakat sekitar percaya bahwa makam ini memiliki kekuatan mistis yang dapat membantu orang menemukan solusi atas berbagai permasalahan hidup.
Tak berhenti di sana, ada juga petilasan Pangeran Purbaya, seorang bangsawan dari Kerajaan Mataram Islam di puncak Gunung Tidar. Legenda mengatakan bahwa Pangeran Purbaya adalah pahlawan yang memiliki kemampuan luar biasa dan dihormati masyarakat pada masanya.
Petilasan Pangeran Purbaya ini sering dikunjungi oleh peziarah yang ingin mendapatkan keberkahan atau mencari petunjuk spiritual. Sebagian orang yang datang ke Gunung Tidar percaya bahwa mengunjungi petilasan Pangeran Purbaya dapat memberikan pengaruh positif dalam kehidupan mereka.
Akademi Militer di Lembah Tidar
Lembah Tidar saat ini dikenal secara luas sebagai markas Akademi Militer (Akmil). Akademi ini pertama kali didirikan pada 1945 silam, tidak lama setelah Indonesia merdeka, dan telah menjadi institusi utama yang mendidik dan melatih para calon perwira TNI Angkatan Darat.
Lembah Tidar menjadi simbol dari ketangguhan, disiplin, dan pengabdian para calon perwira yang ditempa dengan berbagai pendidikan fisik, mental, dan intelektual. Akmil di Lembah Tidar dikenal sebagai tempat di mana para taruna dan taruni belajar tidak hanya tentang ilmu militer, tetapi juga nilai-nilai kepemimpinan, moralitas, dan dedikasi terhadap bangsa dan negara.
Presiden Prabowo Subianto juga pernah mengenang Bukit Tidar sebagai “paku” Pulau Jawa dan simbol keteguhan hati para taruna dan alumni Akademi Militer, tiga angkatan, dan kepolisian yang telah menapakinya.
Kehidupan di Lembah Tidar
Dengan lokasi yang terpencil dan suasana alam yang mendukung membuat Lembah Tidar menjadi tempat yang ideal untuk pendidikan militer, di mana para peserta didik bisa fokus pada pembentukan karakter dan kemampuan taktis. Para taruna yang menempuh pendidikan di wilayah ini pun harus siap menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan fisik dan mental.
Mereka akan dilatih dengan sangat ketat dan melibatkan berbagai kegiatan yang memacu ketahanan fisik, seperti latihan perang, strategi militer, serta kegiatan penguatan fisik lainnya. Selain itu, pendidikan di Akmil juga mencakup pengajaran akademis seperti ilmu sosial, teknologi, dan bahasa, untuk memastikan bahwa lulusan Akmil memiliki kecerdasan yang seimbang antara ilmu militer dan ilmu pengetahuan umum.
Tempat Perayaan
Pada masa awal kemerdekaan, Gunung Tidar menjadi salah satu tempat berkumpulnya rakyat Magelang untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Rakyat mengibarkan Bendera Merah Putih di puncak Gunung Tidar pada 25 September 1945.
Sedangkan di masa kini, Lembah Tidar sering digunakan sebagai lokasi untuk pelaksanaan berbagai acara penting termasuk upacara tradisional, seperti pelantikan taruna baru dan upacara pelepasan perwira yang telah lulus dari Akademi Militer. Acara-acara ini sering kali dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk para petinggi TNI dan pemerintah, serta diwarnai dengan prosesi militer yang khidmat.