Menkeu Purbaya Optimistis Tekan Risiko Shortfall Penerimaan Pajak 2025

3 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis dapat menekan risiko melebarnya kesenjangan realisasi penerimaan pajak dari target (shortfall) pada akhir tahun anggaran 2025. Purbaya mengaku telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengakselerasi serapan pajak pada sisa waktu tahun ini.

“Kalau ceteris paribus, ya kami tutupi kebocoran-kebocoran yang mungkin timbul,” kata Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin malam.

Ia menjelaskan, pemerintah akan memperketat pengawasan di bidang perpajakan, baik pada sektor pajak maupun kepabeanan dan cukai. Menkeu menegaskan akan memantau potensi praktik penyelewengan di dua sektor tersebut, termasuk underinvoicing.

Untuk sektor pajak, Purbaya menaruh kepercayaan pada sistem teknologi informasi (TI) yang disiapkan Kementerian Keuangan, termasuk Coretax, guna menekan potensi pelanggaran pajak.

“Nanti ke depan, kami akan menerapkan TI yang lebih canggih lagi. Saya harapkan akhir minggu ini Coretax sudah siap. Jadi, itu akan meningkatkan pendapatan dari pajak kalau lebih efisien Coretax-nya,” tambahnya.

Di sisi lain, mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini juga aktif memberikan insentif untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya dengan menempatkan dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) senilai Rp 200 triliun pada bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Langkah itu bertujuan menggerakkan sektor riil melalui penyaluran kredit perbankan.

“Kalau pertumbuhan ekonomi lebih cepat, harusnya otomatis (penerimaan) lebih cepat, kan? Apalagi sektor swasta didorong sekarang, harusnya bisa lebih cepat,” ujarnya.

Sebagai catatan, penerimaan perpajakan pada akhir tahun anggaran 2025 diproyeksikan sebesar Rp 2.387,3 triliun, setara 95,8 persen dari target APBN 2025 sebesar Rp 2.490,9 triliun. Adapun realisasi per 30 September 2025 tercatat Rp 1.516,6 triliun atau 63,5 persen dari proyeksi.

Penerimaan pajak pada APBN 2025 ditargetkan sebesar Rp 2.189,3 triliun, kemudian dikoreksi menjadi Rp 2.076,9 triliun atau 94,9 persen dari target. Realisasi per September dilaporkan Rp 1.295,3 triliun atau 62,4 persen dari proyeksi.

Sementara itu, penerimaan kepabeanan dan cukai yang semula ditargetkan sebesar Rp 301,6 triliun diproyeksikan meningkat menjadi Rp 310,4 triliun atau 102,9 persen dari target. Per September, serapannya telah mencapai Rp 221,3 triliun atau 71,3 persen dari proyeksi.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |