Asteroid 2024 YR4 pertama kali ditemukan pada Desember 2024 dan dengan cepat masuk ke dalam daftar Sentry Risk NASA.
25 Februari 2025 | 16.25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asteroid 2024 YR4, yang sebelumnya dianggap sebagai ancaman terbesar dalam sejarah bagi Bumi, kini dipastikan tidak akan menabrak planet kita. Data terbaru yang dikumpulkan pada 23 Februari menunjukkan bahwa kemungkinan tabrakan telah turun menjadi nol.
“NASA JPL Center for Near-Earth Object Studies (CNEOS) sekarang mencantumkan probabilitas dampak 2024 YR4 sebagai 0,00005 (0,005 persen) atau 1 banding 20.000 untuk perlintasannya melewati Bumi pada 2032,” kata Richard Binzel, Profesor Ilmu Planet di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan pencipta Skala Torino dikutip dari Space.com, Selasa, 25 Februari 2025. “Itu berarti probabilitas tabrakan nol, kawan.”
Asteroid ini pertama kali ditemukan pada Desember 2024 dan dengan cepat masuk ke dalam daftar Sentry Risk NASA, bahkan sempat menempati posisi teratas. Pada satu titik, 2024 YR4 memiliki peluang 1 banding 32 untuk menabrak Bumi, menjadikannya asteroid yang paling mengkhawatirkan dalam catatan.
Asteroid ini awalnya dikategorikan dalam Level 3 Skala Torino, sebuah sistem yang digunakan sejak 1999 untuk mengukur potensi dampak asteroid terhadap Bumi. Level ini menunjukkan adanya kemungkinan tabrakan yang cukup signifikan hingga lebih dari 1 persen, yang bisa menyebabkan kehancuran lokal. Namun, pengamatan lebih lanjut berhasil mengoreksi lintasannya, sehingga kini dikategorikan ulang ke Level 0 atau tidak berbahaya.
Sebelumnya, ilmuwan telah memperkirakan bahwa potensi tabrakan asteroid ini bisa meningkat sebelum akhirnya turun drastis. Menurut pemburu asteroid David Rankin dari Catalina Sky Survey, ketidakpastian dalam pelacakan orbit asteroid sering kali terjadi akibat faktor teknis, seperti kesalahan waktu dan posisi kecil dalam pengamatan teleskop. Namun, dengan semakin banyaknya data yang dikumpulkan, jalur orbit asteroid dapat dipastikan dengan lebih akurat.
Meskipun 2024 YR4 tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi, asteroid ini tetap menjadi objek penelitian penting bagi para astronom. Asteroid berdiameter sekitar 50 meter ini diperkirakan akan melintas dekat Bumi pada 2028 dan 2032. Pada 22 Desember 2032, asteroid ini bahkan akan melintas dalam jarak sekitar 167.000 mil dari Bumi, lebih dekat dibandingkan Bulan yang berjarak 238.855 mil.
“Alih-alih membuat siapa pun cemas, dengan menemukan objek-objek yang sudah ada di luar sana dan menetapkan orbitnya, kami semakin yakin bahwa tidak ada asteroid besar yang akan mengejutkan kita,” kata Binzel.
Kejadian ini disebut-sebut menjadi pengingat bahwa pemantauan objek dekat Bumi (Near-Earth Objects/NEO) sangat penting untuk memastikan keselamatan planet kita. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi dan metode pengamatan yang lebih canggih untuk mendeteksi asteroid lebih awal dan memprediksi lintasannya dengan lebih akurat.