TEMPO.CO, Padang - Pedagang lemang di Kota Padang, Sumatra Barat, meraup untung lebih menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah. Peningkatan pesanan terjadi sejak Jumat, 28 Maret 2025 atau H-3 Lebaran.
Pedagang lemang Sri Murnila Devi mengatakan, pesanan lemang H-3 Lebaran mencapai 200 batang per harinya. Itu pun bisa bertambah lagi. "Kami akan tetap layani jika ada datang dan pesan ke tempat pembuatan. Namun biasanya para pembeli akan pesan jauh-jauh hari," katanya saat didatangi Tempo pada Ahand, 30 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia melanjutkan, proses pembuatan lemang ini dikerjakan secara bersama-sama dengan anak dan suaminya. Itu sebabnya lemang yang diproduksi lebih banyak dan cepat. "Biasanya proses pembuatan lemang itu dari memasukan ketan sampai jadi memakan waktu 3 jam," katanya.
Devi berjualan lemang sudah lebih dari 10 tahun. Ada tiga jenis lemang yang dijualnya yakni lemang pisang, ketan putih, dan beras ketan hitam. Pada umumnya yang banyak peminatnya yakni ketan putih atau original.
Edi pembuat lemang di Kota Padang memasukan beras ketan ke dalam bambu sebelum dimasak, Minggu 30 Maret 2025. Tempo/ Fachri Hamzah.
Adapun harga yang dipatok Devi untuk satu bambu lemang mulai dari Rp 35 sampai Rp 50 ribu. "Ya Syukur banyak yang pesan tahun ini, bisa sampai 800 batang. Tahun lalu paling cuman 600-an" katanya
Menurut Devi, para pelanggan yang memesan pada umumnya dari Kota Padang, tetapi juga ada yang dari luar kota. Ada juga yang untuk dibawa keluar negeri.
Bagi pelanggan yang ingin membeli bisa datang ke Jalan By Pass, tepatnya di depan SDN 10 Kota Padang. Pelanggan juga dapat melihat langsung proses pembuatan lemang di lokasi. "Silakan datang, bisa lihat langsung prosesnya," katanya.
Salah satu pembeli Tesi, 50 tahun, mengatakan bahwa lemang yang dibuat Devi memang enak. Dia sudah empat tahun menjadi langganan. “Saya sudah lama langganan, memang enak,” ucapnya.
Kali ini, Tesi membeli 2 batang bambu lemang dari beras ketan putih. Menurut dia, lemang ini menjadi bagian dari tradisi di Minangkabau, manjalang mintuo atau pergi ke rumah mertua. "Nah, lemang lah jadi buah tangannya,” katanya.
Mengenal Lemang
Lemang merupakan salah satu makanan tradisional Minangkabau. Di Sumatra Barat, lemang sering disebut sebagai lamang, dan menjadi hidangan khas yang biasa disajikan dalam berbagai perayaan adat dan hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Lemang dibuat dari beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa serta sedikit garam agar rasanya lebih gurih. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam ruas bambu yang telah dialasi daun pisang, lalu dibakar secara perlahan di atas bara api hingga matang. Proses ini membutuhkan waktu beberapa jam agar lemang matang merata dan memiliki tekstur yang kenyal namun tetap lembut saat disantap.
Nilai Budaya
Di Minangkabau, lamang bukan sekadar makanan biasa, tetapi memiliki nilai budaya yang tinggi. Hidangan ini sering dikaitkan dengan acara adat, seperti batagak penghulu (pengangkatan pemimpin adat), pernikahan, dan acara syukuran. Lamang juga sering menjadi bagian dari hidangan khas dalam tradisi balimau, yaitu mandi membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadan.
Selain itu, lamang juga sering dikombinasikan dengan tapai hitam, yaitu ketan yang difermentasi, sehingga menciptakan perpaduan rasa manis dan gurih yang khas. Kombinasi lamang dan tapai ini menjadi makanan yang sangat digemari oleh masyarakat Minangkabau dan wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Barat.