TEMPO.CO, Jakarta - Demi menanggulangi cuaca dan hujan ekstrem pada akhir 2024, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak Februari 2025. Hal ini ditujukan untuk mengurangi risiko banjir.
Namun, ini bukan pertama kalinya daerah di Indonesia melakukan modifikasi cuaca sebagai solusi untuk mengurangi risiko banjir. Manipulasi kondisi atmosfer menggunakan bahan kimia ini sudah dilakukan oleh beberapa daerah di Indonesia. Berikut adalah 5 daerah di Indonesia yang melakukan OMC sebagai solusi penanggulangan hujan ekstrem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Jawa Tengah
Meningkatnya curah hujan di akhir tahun 2024 kemarin, membuat semakin banyaknya titik rawan longsor di daerah Jawa Tengah. Oleh karena itu, pada Januari 2025 lalu, BNPB melakukan OMC untuk mempercepat penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah. OMC ini nanti akan ditransfer ke daerah lain untuk penyamarataan cuaca hujan dan mengurangi intensitas hujan di daerah terdampak banjir.
2. Kalimantan Selatan
Mengutip dari Antara, selama dua hari mulai dari 29–30 Januari 2025, BPBD Kalimantan Selatan bekerjasama dengan BNPB dan BMKG untuk melakukan OMC. Operasi ini dilakukan sebanyak dua kali akibat banjir yang melanda beberapa daerah di Kalimantan Selatan. OMC ini telah diklaim berhasil karena menurunnya intensitas hujan dan keadaan langit Kalimantan selatan yang jauh lebih cerah.
Dari OMC yang dilakukan ini, daerah pesisir provinsi ini tidak lagi mengalami hujan di daratan. Klaim efektivitas ini sendiri datang dari pernyataan Kepala BPDB Kalimantan Selatan.
3. Sumatera Selatan
Provinsi berikutnya yang pernah melakukan OMC adalah Sumatera Selatan, pada 27 Mei 2022. Tak kurang dari 12, 8 ton garam telah disemai di udara selama operasi ini berlangsung. Penyemaian awan yang dilakukan ini menaikkan muka air tanah di kanal-kanal perusahaan perkebunan. Hal ini harus dilakukan guna mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan, mengingat Sumatera Selatan adalah daerah dengan banyaknya perkebunan sawit yang mudah terbakar.
4. Jawa Timur
OMC memang sering dilakukan di musim-musim curah hujan tinggi atau pascamusim hujan ekstrem. Untuk mengatasi hal ini, pada Desember 2024 lalu Provinsi jawa Timur juga melakukan hal ini. Mengutip dari Antara, mengingat provinsi ini memiliki banyak daerah pesisir yang mungkin akan meningkatkan risiko banjir di beberapa daerah. OMC ini dilakukan dengan bantuan TNI angkatan udara dan menggunakan pesawat Cessna Karavan 208B.
5. Kalimantan Timur
Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kalimantan Timur juga pernah melakukan OMC selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk mendukung seluruh pembangunan yang akan dilaksanakan di wilayah tersebut. Bahkan, OMC selama ini menjadi salah satu operasi pengendalian cuaca yang terlama di dunia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy kala itu menyebutkan bahwa OMC ini memang ditujukan untuk mencapai pembangunan fisik yang maksimal. Bahkan ini memang ditargetkan untuk menghindari kemungkinan longsor di daerah IKN akibat intensitas hujan yang tinggi.
"Atas usulan kebutuhan dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Pemprov Kaltim, dan tentu saja dari Kepala Otorita IKN, untuk Operasi Modifikasi Cuaca yang dilakukan BNPB tetap dilakukan," katanya, pada 2 September 2024.
Menko PMK saat itu menyampaikan, Operasi Modifikasi Cuaca di kawasan IKN akan diperpanjang hingga 12 September 2024. "Setidaknya operasinya berlanjut sampai tanggal 12 September 2024. Hingga target-target pembangunan fisik di IKN bisa tercapai maksimal," kata Muhadjir.
Banjir di IKN pun pernah mendapat sorotan saat bandara banjir. Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) mengklaim banjir di Bandara IKN tidak berdampak pada proses pembangunan runway atau landasan pacu. Direktur Pembangunan Jalan Kementerian PU Wida Nurfaida mengatakan banjir terjadi di area pembangunan darat, yakni area pembangunan teminal yang digarap Kementerian Perhubungan.
"Banjir tidak berdampak pada sisi udara, khususnya runway, taxiway, dan apron," kata Wida melalui aplikasi perpesanan kepada Tempo pada Kamis, 30 Januari 2025.
Irsan Hasyim dan Novita Andrian berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.