TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan sedang mempersiapkan langkah drastis untuk menarik Amerika dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dilansir dari Reuters, rencana ini mencerminkan kritik tajam Trump terhadap WHO, yang menurutnya telah gagal membuat Cina bertanggung jawab atas penyebaran awal pandemi COVID-19. Trump secara konsisten menyebut WHO sebagai boneka Beijing, mengklaim bahwa badan kesehatan dunia itu lebih mendengarkan kepentingan Cina daripada melindungi kepentingan global.
Trump ingin Cina bertanggung jawab atas pandemi COVID-19
Sejak awal pandemi COVID-19, Trump telah mengkritik WHO atas apa yang dianggapnya sebagai respons yang lambat dan tidak efektif terhadap wabah yang dimulai di Cina. Trump menyalahkan WHO karena terlalu lambat dalam mendeteksi dan merespons bahaya pandemi, serta tidak cukup menekan Cina untuk berbagi informasi lebih cepat tentang virus tersebut. Kritik ini semakin menguat setelah Trump berulang kali menyebut WHO sebagai "puppet of Beijing" atau boneka Beijing, menyatakan bahwa organisasi ini terlalu dipengaruhi oleh Cina, dan dengan demikian tidak dapat diandalkan dalam upaya global untuk menangani pandemi.
Pada tahun 2020, Trump memulai proses penarikan AS dari WHO. Namun, setelah masa jabatan Trump berakhir dan Presiden Joe Biden mengambil alih pada Januari 2021, keputusan tersebut dibatalkan, dan AS kembali menjadi anggota WHO. Kini, dengan kemenangan Trump dalam pemilu 2024, ia berencana untuk kembali melaksanakan penarikan diri tersebut pada hari pertama masa jabatan keduanya.
Menuding WHO mementingkan Cina dibanding kepentingan global
Seperti yang dilansir dari Daily Mail, keputusan untuk menarik diri dari WHO bukan hanya didorong oleh kebijakan luar negeri terkait Cina, tetapi juga oleh ketidakpercayaan yang semakin besar terhadap badan tersebut di kalangan beberapa anggota tim transisi Trump. Beberapa tokoh yang dipilih oleh Trump untuk posisi-posisi kunci di bidang kesehatan adalah para kritikus WHO, termasuk Robert F. Kennedy Jr., yang terkenal sebagai skeptis vaksin dan diusulkan untuk menjadi Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. Mereka beranggapan bahwa WHO lebih mementingkan hubungan diplomatik dengan negara-negara besar seperti Cina daripada bertindak untuk kepentingan kesehatan global.
Dampak penarikan diri AS dari WHO
Penarikan diri Amerika Serikat dari WHO akan memiliki dampak besar pada kebijakan kesehatan global. Negeri Paman Sam dikenal sebagai salah satu penyumbang dana terbesar untuk organisasi ini, dengan kontribusi sekitar 16 persen dari anggaran WHO pada tahun 2022-2023, keluarnya AS akan menyebabkan kekurangan dana yang signifikan. Selain itu, ini juga akan mengurangi pengaruh AS dalam pengambilan keputusan global terkait kesehatan.
Lawrence Gostin, seorang profesor kesehatan global di Universitas Georgetown, memperingatkan bahwa penarikan AS akan memberi ruang bagi Cina untuk mengisi kekosongan tersebut. "AS akan kehilangan pengaruh dan kekuatan di bidang kesehatan global, dan Cina akan mengisi kekosongan itu," katanya. Dia menambahkan bahwa meskipun dunia mungkin tidak bisa membayangkan dunia tanpa WHO yang kuat, penarikan AS akan sangat melemahkan kemampuan organisasi ini dalam mengkoordinasi respons global terhadap krisis kesehatan, termasuk pandemi.
Tanggapan dari WHO
Meskipun tidak memberikan komentar langsung mengenai rencana penarikan ini, juru bicara WHO mengacu pada pernyataan yang dibuat oleh Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Desember 2024. Tedros mengatakan bahwa WHO akan memberikan waktu dan ruang bagi AS untuk menyelesaikan transisi politik mereka, sambil menyatakan keyakinannya bahwa negara-negara anggota dapat mencapai kesepakatan tentang peraturan pandemi global pada Mei 2025.
Namun, meskipun Tedros menunjukkan sikap diplomatik, banyak pihak yang khawatir bahwa penarikan diri AS akan mengurangi kerjasama internasional yang sangat dibutuhkan untuk memerangi pandemi mendatang dan ancaman kesehatan lainnya.
REUTERS | DAILYMAIL
Pilihan Editor: Pengamat: Israel Semakin Peroleh Dukungan di Bawah Kepemimpinan Donald Trump
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini