Pendidikan Mahal Pensiun Fantastis, Siapkah Dompet Keluarga Muda?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kebutuhan dana pensiun dan pendidikan anak kini membuat banyak keluarga muda garuk kepala. Perencana keuangan syariah, Harryka Joddy, mengingatkan, mahalnya biaya pendidikan dan besarnya dana pensiun menjadi dua tantangan terbesar orang tua milenial saat ini.

“Salah satu keresahan terbesar sebagai orang tua adalah mahalnya biaya pendidikan untuk kuliah anak kelak, plus besarnya dana pensiun yang harus disiapkan mulai sekarang,” ujar Harryka Joddy melalui unggahan edukasi finansialnya, dikutip Senin (3/11/2025).

Ia membagikan cerita klien berusia 35 tahun yang ingin menyiapkan pendidikan anak dan pensiun secara bersamaan. Kliennya menargetkan anaknya bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan biaya masuk dan UKT delapan semester senilai Rp150 juta saat ini, yang dalam 11 tahun akan melonjak menjadi Rp428 juta karena inflasi.

“Kalau mau disiapkan sekarang ke instrumen syariah dengan imbal hasil 8 persen per tahun, bisa tercapai dengan investasi bulanan Rp2 juta,” tulisnya dalam penjelasan simulasi.

Untuk dana pensiun, kebutuhan pada usia 55 tahun dengan pengeluaran bulanan Rp15 juta saat ini setara dengan Rp32,8 juta di 20 tahun mendatang. Dengan asumsi inflasi rata-rata 4 persen, dana pensiun ideal yang harus disiapkan hingga usia 70 tahun mencapai Rp5,94 miliar.

“Masih tidak make sense alias kegedean,” tulis Harryka menanggapi reaksi kliennya yang terkejut melihat hasil perhitungan.

Ia menekankan pentingnya menyesuaikan target agar tidak menekan arus kas keluarga. Menurutnya, target bisa dikurangi dengan memanfaatkan dana DPLK, JHT, JP, atau pesangon, serta mengalihkan sebagian aset riil ke instrumen keuangan produktif.

“Dana pensiun Rp5,94 miliar adalah idealnya. Kalau masih besar juga, bisa alihfungsikan sebagian aset riil seperti tanah atau rumah warisan untuk dipindah ke instrumen keuangan guna menambah nilai,” ujarnya.