TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Joko Anwar merilis trailer film terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri (The Siege at Thorn High) pada Kamis, 30 Januari 2025. Diproduksi oleh Come and See Pictures bekerja sama dengan Amazon MGM Studios, film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 17 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk pertama kalinya, Joko Anwar menggarap thriller-aksi, menjauh sejenak dari genre horor dan drama yang selama ini lekat dengannya. Dibintangi oleh Morgan Oey, Hana Pitrashata Malasan, Omara Esteghlal, Endy Erfian dan Fatih Unru, film ini juga memperkenalkan sederet wajah baru dalam industri perfilman Tanah Air—termasuk Satine Zaneta, Dewa Dayana, Fariz Fadjar, Florian Rutters, Farandika, Raihan Khan, Sandy Pradana, hingga Millo Taslim.
Sindirian untuk Potret Kekerasan dan Profesi Guru dalam Film
Joko Anwar menyebut bahwa Pengepungan di Bukit Duri lahir dari kegelisahannya terhadap minimnya keteladanan di Indonesia, terutama di kalangan pemimpin. Sutradara peraih Piala Citra itu menyoroti peran guru yang seharusnya menjadi panutan, namun masih kurang mendapat apresiasi di tengah masyarakat.
“Kemudian, kegelisahan saya muncul tentang satu sosok yang seharusnya menjadi teladan. Pengasuh kita, yaitu guru,” ucap Joko dalam konferensi pers di kawasan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis, 30 Januari 2025. Ia menambahkan bahwa naskah film ini sebenarnya sudah ditulis sejak 2007, dengan harapan persoalan rendahnya apresiasi terhadap guru tidak lagi relevan di masa depan. “Namun ternyata, hingga kini masih tetap ada,” ungkapnya.
Sutradara Joko Anwar pada peluncuran film karyanya Pengepungan di Bukit Duri, di kawasan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis, 30 Januari 2024. TEMPO/Jasmin
Dengan balutan cerita yang mendebarkan, film ini berusaha menggulirkan isu sosial tanpa terkesan terlalu berat. “Kami hanya ingin menggulirkan pemicu dari cerita ini agar menjadi bahan diskusi dan perenungan bagi kita semua,” kata Joko menambahkan.
Trailer Pengepungan di Bukit Duri: Ketegangan di Sekolah Penuh Kekerasan
Karya ke-11 Joko Anwar ini mengambil latar 2027, saat Indonesia berada di ambang kehancuran yang terjadi akibat ketegangan, diskriminasi, dan kebencian rasial yang mengoyak tatanan sosial. Trailer berdurasi 2 menit 18 detik itu menggambarkan adegan penuh aksi dan ketegangan, dibuka dengan adegan Edwin (Morgan Oey), seorang laki-laki etnis Tionghoa yang berjanji kepada kakaknya sebelum meninggal untuk menemukan keponakannya yang hilang.
Pencarian Edwin membawanya ke SMA Duri, sebuah sekolah bagi anak-anak bermasalah. Di sana, ia harus menghadapi murid-murid yang beringas, penuh amrah, dan tak segan-segan menggunakan kekerasan. Sambil terus mencari keponakannya yang hilang, ia terperangkap dalam dunia yang penuh kekacauan. Kerusuhan besar juga mengguncang kota, Edwin pun terjebak di sekolah dan dikelilingi oleh murid-murid brutal yang mengancam nyawanya. Dengan bantuan Diana (Hana Malasan), Edwin berusaha bertahan hidup di tengah situasi negeri yang berkecamuk.