TEMPO.CO, JAKARTA - Intonasi merupakan salah satu aspek penting dalam berbicara atau berkomunikasi. Intonasi perlu dikuasai terutama bagi seseorang yang memiliki latar belakang seperti Public Relation (PR), pembaca puisi hingga pembaca berita.
Tak hanya itu, intonasi juga penting bagi seorang penyanyi agar penonton atau pendengar dapat memahami dan mengikuti setiap lirik dalam lagunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud intonasi? Berikut pengertian, jenis hingga fungsinya yang perlu dipahami.
Apa itu Intonasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intonasi diartikan sebagai lagu kalimat. Sementara itu, dalam pengertian lain, intonasi diartikan sebagai ketepatan serta irama dalam kalimat.
Dalam buku pendidikan Bahasa Indonesia, intonasi dijelaskan sebagai lagu kalimat atau ketepatan dalam penyajian tinggi-rendahnya nada dalam kalimat.
Contoh intonasi dapat diperhatikan dalam tiga kalimat berikut:
- Apa yang Kamu inginkan?
- Pekerjaan ini harus segera selesai.
- "Besok pagi PR ini harus selesai," kata Ibu.
Berdasarkan contoh tersebut, intonasi pada masing-masing kalimat adalah sebagai berikut:
- Kalimat 1: intonasi naik.
- Kalimat 2: intonasi datar.
- Kalimat 3: intonasi menurun.
Ketika kalimat-kalimat tersebut diucapkan, perbedaan intonasi ini akan jelas terdengar. Dalam struktur penulisan, intonasi dapat dipengaruhi oleh tanda baca seperti koma (,), titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Tanda baca ini menentukan nada dan intonasi yang akan diucapkan.
Pola intonasi dalam sebuah kalimat bergantung pada tujuan yang ingin disampaikan oleh penutur. Pola ini merupakan gabungan dari tekanan, durasi, nada, serta perubahan suara yang naik atau turun selama pelafalan kalimat. Selain itu, intonasi juga menunjukkan variasi dalam urutan nada dalam ujaran bahasa.
Jenis-Jenis Intonasi
Berikut adalah beberapa jenis intonasi yang sering digunakan dalam bahasa:
1. Intonasi Dinamik
Intonasi dinamik merujuk pada tekanan yang diberikan pada suku kata tertentu dalam kalimat. Tekanan yang lebih keras pada suku kata ini berfungsi untuk membedakan arti atau makna dalam kalimat tersebut.
Perubahan tekanan pada suku kata bisa mengubah makna kalimat secara signifikan. Misalnya, dalam kalimat yang sama, perubahan tekanan suara bisa mengarah pada makna yang berbeda tergantung pada bagian mana yang diberi penekanan.
2. Intonasi Nada
Intonasi nada berkaitan dengan variasi tinggi atau rendahnya suara saat berbicara. Suara tinggi biasanya mengindikasikan perasaan gembira, terkejut, atau marah, sementara suara rendah cenderung menggambarkan perasaan sedih, ragu, pasrah, atau putus asa.
Penggunaan intonasi nada yang tepat sangat penting untuk menyampaikan emosi dan sikap dalam percakapan.
3. Intonasi Tempo
Intonasi tempo berhubungan dengan kecepatan dalam mengucapkan suku kata atau kata-kata. Kecepatan berbicara ini bisa mempertegas pesan yang ingin disampaikan.
Penggunaan tempo yang cepat atau lambat dapat mempengaruhi pemahaman dan penekanan pada bagian tertentu dalam kalimat. Untuk melatih intonasi tempo, kita bisa berlatih membaca teks dengan berbagai tempo untuk memahami bagaimana kecepatan pengucapan mempengaruhi makna kalimat.
Fungsi Intonasi dalam Berbicara dan Keseharian
Intonasi memiliki 4 fungsi dalam berbicara dan keseharian, yakni sebagai berikut.
- Membentuk makna: Intonasi membantu memberikan makna atau kesan tertentu pada kalimat yang disampaikan.
- Menekankan bagian tertentu: Intonasi digunakan untuk menonjolkan bagian-bagian penting dalam kalimat, yang mempengaruhi pemahaman pendengar.
- Menimbulkan kesan emosional: Intonasi bisa mengekspresikan perasaan seperti kegembiraan, kesedihan, atau kejutan.
- Menarik perhatian: Variasi intonasi dapat membuat pendengar lebih tertarik dan fokus pada pesan yang disampaikan.
AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.