Ritme adalah salah satu elemen penting dalam komposisi musik. Kehadiran ritme berperan dalam memberikan struktur, ekspresi, hingga karakteristik pada suatu karya musik.
Ritme juga berkaitan erat dengan naik dan turun nada. Hal ini karena ritme bertugas sebagai pengatur irama dan ketukan dalam musik. Oleh karena itu, ritme menjadi fondasi yang mengatur pola waktu dan durasi nada, agar musik dapat terdengar harmonis dan teratur.
Lantas, apa sebenarnya ritme itu? Rangkuman informasi selengkapnya mengenai pengertian, fungsi, hingga cara menemukan ritme adalah sebagai berikut.
Pengertian Ritme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ritme adalah nama lain dari irama, yakni gerakan berturut-turut secara teratur, turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan.
Ritme juga diartikan sebagai alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada.
Dikutip dari laman STKIP PGRI Trenggalek, dalam teori musik ritme adalah susunan pola berulang dari suara dan keheningan dalam periode waktu tertentu. Ritme juga dapat diartikan sebagai rangkaian gerakan teratur yang menjadi elemen dasar dalam musik.
Pola ritme terbentuk melalui pengulangan bunyi, perubahan tekanan pada kata-kata dalam lirik lagu, atau variasi panjang-pendek kata dalam lagu.
Sementara melansir dari dokumen yang dirilis eprints UNY, ritme adalah rangkaian gerak beraturan yang menjadi unsur dasar musik. Pola ritme atau irama ini terbentuk dari variasi panjang dan pendeknya bunyi dalam waktu tertentu dan bergerak mengikuti alur setiap ayunan birama.
Secara sederhana, ritme adalah pola teratur dari bunyi dan keheningan yang berulang dalam waktu tertentu, menciptakan alur atau irama yang menjadi elemen dasar dalam musik.
Fungsi Ritme dalam Musik
Sebagai elemen dasar suatu karya musik, ritme memiliki sejumlah fungsi penting. Berikut penjelasannya.
- Penentu Waktu
Salah satu fungsi ritme adalah penentu waktu. Ritme berfungsi mengatur bagaimana waktu berjalan dalam sebuah karya. Dengan ritme, musik dapat memiliki tempo, dinamika, dan nuansa yang berbeda. Misalnya, ritme yang cepat menciptakan suasana semangat dan kegembiraan, sedangkan ritme lambat memberikan kesan tenang dan reflektif.
- Menyediakan Struktur
Ritme memberikan fondasi dan susunan pada musik. Ini membantu membagi musik menjadi bagian-bagian seperti intro, bait, chorus, dan bridge. Tanpa ritme yang konsisten, musik akan terasa acak dan sulit untuk dinikmati.
- Sarung Ekspresi Emosi
Ritme menjadi salah satu cara utama untuk menyampaikan emosi dalam musik. Ketukan yang cepat, keras, dan intens dapat memancarkan perasaan semangat atau kemarahan, sementara ketukan yang lembut dan lambat menyampaikan suasana hati yang tenang atau sedih.
- Penentu Genre Musik
Ritme memiliki peran penting dalam membedakan satu genre musik dengan genre lainnya. Sebagai contoh, ritme dalam musik klasik sangat berbeda dengan ritme dalam rock atau hip-hop, sehingga membantu menciptakan identitas setiap genre.
- Pengarah Fokus Pendengar
Melalui ritme, musisi atau komponis dapat menarik perhatian pendengar pada elemen tertentu dalam lagu. Dengan memodifikasi pola ritme, mereka dapat mempertegas melodi tertentu atau memberikan elemen kejutan dalam komposisi musik.
Komponen-Komponen Ritme
Ritme dalam musik terdiri dari beberapa komponen penting, di antaranya:
- Tempo
Tempo menggambarkan kecepatan atau laju ritme dalam musik. Secara sederhana, tempo menunjukkan apakah musik dimainkan dengan cepat atau lambat. Pengukuran tempo dilakukan dengan tiga cara, yaitu menggunakan hitungan ketukan per menit (KPM), istilah musik dalam bahasa Italia (seperti largo, andante, dan allegro), atau istilah modern seperti cepat dan sedang.
- Tanda Birama (Meter)
Tanda birama adalah simbol yang menunjukkan jumlah ketukan dalam satu birama. Berdasarkan teori musik barat, tanda birama terdiri atas tiga jenis: birama ganda (dengan dua ketukan dalam satu birama), birama tiga (tiga ketukan), dan birama empat (empat ketukan).
- Ketukan (Beat)
Ketukan merupakan elemen ritme yang mengatur pola dan memberikan panduan dalam memainkan musik. Ketukan kuat (downbeat) memiliki penekanan yang lebih jelas, biasanya diekspresikan dengan vokal seperti “ta.” Sebaliknya, ketukan lemah (upbeat) terjadi di antara ketukan kuat dan sering diwakili dengan vokal “ti.”
- Sinkopasi
Sinkopasi adalah fenomena ritme yang umum dijumpai dalam berbagai gaya dan budaya musik. Sinkopasi terjadi ketika terjadi pergeseran tekanan dari ketukan yang biasanya lemah ke ketukan yang kuat, atau sebaliknya. Elemen ini memberikan variasi dan menghindari kesan monoton pada ritme.
- Aksen
Aksen adalah penekanan khusus pada nada, akord, atau ketukan tertentu dalam musik. Aksen berfungsi untuk memberikan struktur ritmis yang lebih jelas dan dinamis. Biasanya aksen ditandai dengan simbol seperti tanda lebih besar (>) untuk menunjukkan bagian yang harus diberi penekanan lebih kuat.
Jenis-Jenis Ritme
Berdasarkan laman SIMPKB Kemendikbud, terdapat enam jenis ritme dalam seni musik. Berikut jenis-jenisnya:
- Ritme Ritmis: Ritme ini memiliki tekanan yang tidak terikat pada ketukan tertentu. Contohnya adalah permainan suling dalam gendhing Jawa.
- Ritme Metris: Jenis ritme ini memiliki tekanan yang sejajar atau seirama dengan ketukan.
- Ritme Singkup: Ritme ini ditandai dengan tekanan yang memiliki ketukan cepat. Contohnya adalah permainan gambang dalam ansambel Calung Banyumasan.
- Ritme Polifoni: Ritme yang merupakan hasil penggabungan berbagai jenis ritme, seperti pada musik hadrah.
- Ritme Resultan: Ritme ini dihasilkan dari perpaduan dua ritme berbeda, misalnya dalam permainan gender Jawa.
- Ritme Rhapsodik: Ritme yang bebas namun tetap tersusun secara teratur. Contohnya adalah gamelan kebyar yang berasal dari Bali.
Melynda Dwi Puspita, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.