Pesawat Azerbaijan Airlines Kemungkinan Dijatuhkan Sistem Pertahanan Udara Rusia

14 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh di Kazakhstan pada Rabu dan menewaskan 38 orang dijatuhkan oleh sistem pertahanan udara Rusia, kata empat sumber di Azerbaijan yang mengetahui tentang investigasi tersebut kepada Reuters.

Penerbangan Azerbaijan Airlines J2-8243 jatuh di dekat kota Aktau di Kazakhstan setelah mengalihkan arah dari sebuah wilayah Rusia di mana Moskow telah menggunakan sistem pertahanan udara untuk menghadapi serangan pesawat tak berawak Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pesawat jet penumpang Embraer tersebut telah terbang ratusan mil dari rute yang dijadwalkan dari Baku, Azerbaijan, menuju Grozny, di wilayah Chechnya, Rusia. Pesawat tersebut jatuh di seberang Laut Kaspia setelah apa yang dikatakan oleh pengawas penerbangan Rusia sebagai keadaan darurat yang mungkin disebabkan oleh serangan burung.

Para pejabat tidak menjelaskan mengapa pesawat itu menyeberangi laut, tetapi kecelakaan itu terjadi setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina bulan ini menghantam Chechnya. Bandara Rusia terdekat yang berada di jalur penerbangan pesawat itu ditutup pada Rabu pagi.

Salah satu sumber Azerbaijan yang mengetahui penyelidikan Azerbaijan atas kecelakaan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa hasil awal menunjukkan bahwa pesawat tersebut ditembak oleh sistem pertahanan udara Pantsir-S Rusia, dan komunikasinya dilumpuhkan oleh sistem peperangan elektronik saat mendekati Grozny.

Sumber tersebut mengatakan: "Tidak ada yang mengklaim bahwa itu dilakukan dengan sengaja. Namun, dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, Baku berharap pihak Rusia akan mengakui penembakan jatuh pesawat Azerbaijan."

Puing-puing

Video dari lokasi jatuhnya pesawat yang diposting di media sosial dan diverifikasi oleh Reuters menunjukkan apa yang tampak seperti pecahan peluru pada puing-puing bagian ekor pesawat.

Perusahaan keamanan penerbangan Osprey Flight Solutions mengatakan dalam sebuah peringatan kepada maskapai penerbangan pada Rabu bahwa rekaman puing-puing dan keadaan di sekitar wilayah udara di barat daya Rusia mengindikasikan kemungkinan bahwa pesawat tersebut dihantam oleh suatu bentuk tembakan anti-pesawat.

Wilayah Dagestan dan Chechnya di Rusia telah menjadi target serangan drone militer bersenjata Ukraina bulan ini, dan pertahanan udara Rusia telah diaktifkan sebagai tanggapan, kata Osprey.

Sebelumnya pada Rabu, kementerian pertahanan Rusia telah melaporkan jatuhnya 59 pesawat tak berawak Ukraina di beberapa wilayah, katanya.

Beberapa drone dilaporkan jatuh di ruang udara tertutup di atas wilayah yang berbatasan dengan Ukraina, termasuk Laut Azov. Operasi penerbangan dilaporkan dihentikan sementara di Bandara Kazan, Rusia, karena aktivitas tersebut.

Selain itu, data pelacakan penerbangan ADS-B yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa pesawat tersebut mengalami gangguan GPS selama penerbangannya di atas barat daya Rusia, kata peringatan itu.

Di Brussels, NATO menyerukan penyelidikan penuh atas penyebab kecelakaan pesawat tersebut.

"Pikiran dan doa kami bersama keluarga dan para korban penerbangan Azerbaijan Airlines J28243," kata juru bicara NATO Farah Dakhlallah di X.

"Kami berharap mereka yang terluka dalam kecelakaan itu cepat sembuh dan menyerukan penyelidikan penuh."

Ketua senat Kazakhstan mengatakan sebelumnya pada hari Kamis bahwa penyebab kecelakaan pesawat masih belum diketahui.

Lubang di badan pesawat

Rumor tentang pesawat tersebut ditembak jatuh oleh Rusia telah beredar sebelumnya, seperti dilaporkan Daily Mail. Rumor ini dipicu rekaman pesawat Azerbaijan Airlines yang jatuh dan menewaskan 38 orang yang menunjukkan lubang mencurigakan pada badan pesawat.

Menurut jalur pesawat di Flight Radar 24, pesawat itu terbang di atas Republik Dagestan di sepanjang pantai Laut Kaspia, setelah itu menghilang dari pelacakan, menunjukkan bahwa pesawat itu terpapar sistem pertahanan udara di Rusia.

Pesawat itu kemudian muncul sekitar satu jam kemudian di luar jalur dan terbang rendah di atas air di dekat Kazakhstan barat sebelum jatuh.

Menjelang kecelakaan, para kru pesawat melaporkan adanya benturan keras pada lambung pesawat. Mereka menduga pesawat menabrak sekawanan burung, namun kemudian dilaporkan bahwa itu adalah ledakan tangki oksigen untuk memasok kokpit jika terjadi penurunan tekanan.

Depresurisasi silinder yang terjadi secara tiba-tiba ini menyebabkan kerusakan yang signifikan pada lambung pesawat dan 'hancur berkeping-keping'.

Namun, rekaman baru yang menunjukkan lubang menganga di sisi reruntuhan telah menimbulkan pertanyaan apakah burung atau tangki oksigen yang meledak dapat menyebabkan pesawat jatuh.

Daily Mail melansir ada dugaan bahwa pertahanan udara Rusia mungkin telah menyebabkan kecelakaan itu karena 'ini tidak terlihat seperti burung'.

Wartawan Wall Street Journal, Yaroslav Trofimov, mengatakan spekulasi media Rusia menyebutkan bahwa pertahanan udara Rusia salah mengira jet penumpang itu sebagai pesawat tak berawak Ukraina.

Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines tersebut diketahui berusaha mendarat di bandara Rusia, Grozny, ibu kota wilayah Chechnya, yang pada saat itu sedang diserang oleh pesawat tak berawak Ukraina.

Pesawat tersebut dilarang mendarat - dengan alasan resmi yang diberikan adalah 'kabut'.

Diketahui bahwa Chechnya dan tiga wilayah yang berbatasan dengannya diserang, dan sebuah pusat perbelanjaan terbakar dengan serangan pesawat tak berawak di Vladikavkaz, ibu kota wilayah Rusia Ossetia Utara.

Para pejabat keamanan melaporkan bahwa pertahanan udara Chechnya menembaki pesawat tak berawak, mengenai dan meledakkan setidaknya satu pesawat tak berawak. Kini muncul pertanyaan apakah pesawat tersebut rusak akibat tembakan anti-drone dari darat saat berusaha mendarat di Grozny.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |