TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menggelar pra-rekonstruksi kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Ezra Walewangko. Pra-rekonstruksi ini digelar di area kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, pada Rabu, 25 Maret 2025.
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, pra-rekonstruksi dimulai sekitar pukul 13.50 WIB. Para saksi yang terlibat langsung di lokasi tampak sudah hadir, seperti mahasiswa, otoritas kampus, hingga sekuriti kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbagai barang bukti juga telah tampak di lokasi. Misalnya seperti botol bekas minuman beralkohol yang dikonsumsi korban bersama teman-temannya pada malam hari sebelum dia ditemukan dalam kondisi wajah dan hidung berdarah.
Pra-rekonstruksi dimulai dengan adegan korban bertemu dengan temannya di pintu keluar kampus saat hendak membeli minuman keras. Kemudian mereka berdua pergi menuju warung untuk membeli alkohol.
Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa total 39 orang saksi. Para saksi ini terdiri dari pihak keluarga korban, sekuriti kampus, otoritas kampus, mahasiswa, pihak rumah sakit yang menangani korban, hingga penjual minuman keras.
Sebelumnya, Nicolas mengatakan, penyelidikan polisi belum mengarah kepada penetapan tersangka. "Masih dalam tahap penyelidikan. Belum ada mengarah kepada satupun terduga pelaku, sehingga belum ada tersangka," kata dia kepada Tempo, Ahad, 23 Maret 2025.
Dia menyebut, hasil autopsi dan uji laboratorium forensik (labfor) terkait penyebab kematian Kenzha saat ini belum keluar. Nicolas menjelaskan, pendekatan scientific crime investigation sangat penting dalam kasus ini.
Dia menyatakan, polisi juga berkoordinasi dengan RS Polri dan Puslabfor, guna melakukan pemeriksaan lebih mendalam mengenai toksikologi, histopatologi, digital forensik, dan DNA korban. “Kami membutuhkan waktu agar hasilnya akurat, sehingga kami bisa mempertanggung jawabkan setiap langkah penyelidikan ini secara hukum,” kata Kapolres.
Setelah hasil autopsi dan labfor keluar, kata dia, polisi akan melakukan pra rekonstruksi. Kemudian, diikuti dengan pemeriksaan ahli pidana, hingga gelar perkara eksternal. "Agar memastikan apakah peristiwa ini bisa dikategorikan sebagai tindak pidana atau tidak," kata dia.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Ade Ary Syam Indradi sebelumnya mengungkapkan kronologi tewasnya Kenzha berdasarkan keterangan para saksi. Dia mengatakan, ada momen pesta miras dalam rangkaian kronologi kejadian.
"Menurut keterangan saksi 4 atas nama EFW bahwa pada hari Selasa, 4 Maret 2025, awalnya sekitar pukul 16.30 WIB meminum minuman berakohol jenis arak bali bersama dengan ketiga temannya yaitu A dan H," kata Ade Ary melalui keterangan tertulis pada Jumat, 7 Maret 2025.
Kemudian, sekitar pukul 17.00 WIB saksi EFW ingin membeli lagi minuman arak Bali. EFW bertemu dengan korban di pintu keluar kampus UKI. Korban pun menanyakan saksi EFW hendak ke mana dia pergi. "Kemudian saksi menjawab 'Mau beli arak Bali.' Kemudian saksi dan korban pergi bersama dengan berjalan kaki untuk membeli minuman di sebuah toko minuman di Sutoyo, Cawang," ujar Ade Ary.
Seusai membeli minuman, saksi dan korban minum bersama dengan A, H, K, J, S dan R di taman perpustakaan kampus UKI. Kemudian sekitar pukul 18.00 WIB, korban terlibat cekcok mulut. Namun, saksi mengaku tidak tahu apa penyebabnya. "Setelah itu, suasana kembali mereda saksi, korban beserta teman nya kembali minum bersama," kata Ade Ary.
Kemudian berselang 1,5 jam, tepatnya sekitar pukul 19.30 WIB, korban terjadi cekcok mulut kembali. Kejadian ini pun dilerai oleh pihak keamanan kampus dan korban dipapah oleh EFW ke arah pintu keluar kampus.
Begitu sampai di pintu keluar, EFW meninggalkan korban karena mengira dia akan mengambil sepeda motornya untuk pulang. Namun pada saat EFW kembali ke arah saung, ternyata korban tidak mengarah ke sepeda motornya. "Melainkan ke arah pagar sambil berteriak dan mengoyak-oyak pagar, sampai akhirnya korban terjatuh bersama dengan pagar ke arah depan," ujar Ade Ary.
Korban kemudian diangkat oleh seseorang yang tidak dikenal oleh saksi 4 EFW. Saat itu, korban dalam kondisi muka dan hidung yang mengeluarkan darah. "Kemudian dibawa ke IGD RS UKI Cawang Jakarta Timur."