Politikus PKS Soroti Dukungan Paus Fransiskus terhadap Palestina

4 hours ago 10

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen atau BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Sri Paus Fransiskus. Mardani menyebut bukan hanya umat Katolik yang berduka atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia itu, tetapi juga rakyat yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan kemanusiaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyoroti konsistensi Paus Fransiskus dalam membela kaum tertindas selama masa hidupnya. Mardani menilai Paus selalu berada di sisi korban ketidakadilan tanpa memandang latar belakang. Paus Fransiskus, kata Mardani, tak segan bersuara untuk membela rakyat Palestina serta mendampingi kaum miskin hingga anak jalanan.

“Kehilangan beliau adalah kehilangan suara hati nurani kita bersama. Beliau bukan hanya pembela Palestina, tapi juga pelindung bagi mereka yang miskin, tersisih, dan tertindas. Kita kehilangan satu sosok pejuang kemanusiaan,” kata Mardani melalui keterangan tertulis, dikutip Selasa, 22 April 2025.

Mardani pun meminta masyarakat untuk melanjutkan perjuangan kemanusiaan yang telah ditinggalkan Paus bernama lahir Jose Mario Bergoglio itu. “Paus Fransiskus adalah simbol bahwa kemanusiaan bisa menyatukan kita. Kita harus melanjutkan perjuangannya. Dunia membutuhkan lebih banyak orang seperti beliau,” kata Mardani.

Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta, menyoroti bahwa Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya dikenal sebagai suara moral dunia dalam menolak segala bentuk perang dan kekejaman terhadap umat manusia, termasuk genosida terhadap masyarakat Palestina.

“Paus Fransiskus adalah sosok yang gigih dalam mempromosikan dialog antaragama, perdamaian, serta penolakan terhadap kebencian, rasisme, dan kekerasan,” ujar Sukamta pada Selasa, 22 April 2025.

Sukamta menyebut PKS mengapresiasi warisan perjuangan moral Paus Fransiskus. Ia mengajak masyarakat Indonesia dan komunitas internasional untuk meneruskan semangat Paus Fransiskus dalam membela hak-hak rakyat Palestina.

“Semoga keteladanan moral Paus Fransiskus menjadi inspirasi lintas iman untuk bersatu melawan ketidakadilan. Dunia tidak boleh diam terhadap genosida yang terjadi di Palestina,” tutur Sukamta.

Satu hari sebelum berpulang, Paus Fransiskus sempat menyampaikan pesan dalam penampilan publik terakhirnya saat peringatan Paskah. Melalui pesan tersebut, ia berkata rakyat Gaza berada dalam benaknya. "Aku memikirkan orang-orang di Gaza, khususnya komunitas Kristiani di sana, di mana konflik mengerikan terus menimbulkan kematian dan kehancuran," kata Paus melalui pesan yang dibacakan seorang ajudan di balkon Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan pada Ahad, 20 April 2025.

Pesan itu merupakan Urbi et Orbi atau berkat khusus "kepada kota dan dunia" yang Paus sampaikan saat momen Paskah. Dalam pesannya, laki-laki yang telah menjadi Paus selama 12 tahun itu menilai konflik di Gaza telah menciptakan situasi yang dramatis dan memprihatinkan. Dia pun meminta pihak-pihak yang berkonflik segera menghentikan pertikaian.

Adapun Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun pada Senin, 21 April 2025 di Casa Santa Marta. Pada pukul 09.45 setempat, Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, mengumumkan wafatnya Paus yang telah menjabat selama 12 tahun itu.

"Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ujar Kardinal Farell dilansir dari situs Vatikan, Senin, 21 April 2025.

Sebelum wafat, Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025. Ia menderita bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia ganda. Paus pernah menderita radang selaput dada saat dewasa muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat. Dokter telah meminta Fransiskus untuk beristirahat selama dua bulan di kediamannya di Casa Santa Marta untuk pemulihan. 

Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |