Profil Chengdu J-10, Jet Pakistan yang Diduga Menjatuhkan 3 Rafale India

19 hours ago 13

TEMPO.CO, Jakarta - Jet tempur Chengdu J-10 milik militer Pakistan diduga menembak tiga pesawat Dassault Rafale milik India dalam insiden pada Rabu, 7 Mei 2025. Selain jet itu, terdapat pesawat MiG-29 dan satu SU-30 yang turut ditembak.

“Angkatan Udara Pakistan telah menembak jatuh sedikitnya lima jet tempur India sebagai tanggapan atas agresi lintas perbatasan India baru-baru ini,” kata Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif kepada Geo TV sebagaimana dikutip Anadolu Agency, pada Rabu lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konflik dua negara itu terjadi setelah serangan pada tanggal 22 April di Pahalgam, Jammu, dan Kashmir, yang dikuasai India dan menewaskan 26 orang. India menyalahkan Pakistan atas serangan itu, namun Pakistan membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Pertempuran udara tersebut dalam konteks India melancarkan Operasi Sindoor akibat serangan pada 22 April. Namun, pihak India juga menyatakan bahwa jatuhnya jet tempur tersebut tidak benar dan sebagai disinformasi.

Mereka juga membantah adanya video pesawat terbakar yang dihubungkan dengan insiden ini. “Gambar tersebut berasal dari insiden sebelumnya yang melibatkan jet tempur MiG-29 Angkatan Udara India (IAF) yang jatuh di Barmer, Rajasthan, pada bulan September 2024,” tulis Press Information Bureau India melalui akun resmi media sosial X @PIBFactCheck pada Rabu, 7 Mei 2025.

Mengutip Quwa, Chengdu J-10 merupakan pesawat tempur yang diproduksi Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) di Cina. Beijing memerintahkan Chengdu Aircraft Design Institute untuk mendesain J-10 pada tahun 1988.

Desain ini untuk mengembangkan solusi modern dan jangka panjang untuk menggantikan jet J-7 dan J-6 serta pesawat Q-5 milik PLAAF. Semuanya berasal dari desain Uni Soviet pada era 1950-an.

Prototipe J-10 pertama melakukan uji terbang perdananya pada tahun 1998. Varian J-10A dan J-10S mulai digunakan oleh People Liberation Army Air Force (PLAAF) atau Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina pada tahun 2005. Varian yang disebut lebih baik, yaitu J-10B, mengudara pada tahun 2009.

Rangka pesawat J-10 menggabungkan material komposit dan mampu membawa muatan 7.000 kg di 11 titik keras. Pesawat ini didukung oleh mesin turbofan Saturn AL-31FN (dan AL-31FN3), yang diimpor dari Rusia. AL-31FN memberi J-10 daya dorong sebesar 127 kN (dan 137 kN dalam kasus AL-31FN3), yang memungkinkan pesawat tempur mencapai kecepatan maksimum Mach 2,2.

Cina telah mengembangkan solusi turbofan dalam negeri dalam bentuk seri WS-10, yang dilaporkan telah digunakan pada berbagai unit J-10 dan J-11 PLAAF dalam beberapa tahun terakhir. Kemudian pada 2009, muncul gambar pertama dari pembaruan iteratif utama pertama J-10 dan J-10B.

“Salah satu perubahan desain utama yang dibuat di J-10B mencakup penggabungan saluran masuk supersonik tanpa pengalih (DSI)”, tulis Quwa.org. Ini akan membantu mengurangi bobot badan pesawat dan menurunkan penampang radar (RCS) pesawat, yaitu kemampuan deteksi pesawat di radar.

Desain pesawat ini sekilas hampir mirip dengan F-16 buatan Amerika Serikat dan pesawat milik Israel Aircraft Industries (IAI) Lavi. J-10 juga memiliki sayap kecil di depan, sama seperti desain pesawat Dassault Rafale yang diproduksi pabrikan Prancis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |