TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah atau Jateng terpilih Ahmad Luthfi akhirnya bergabung dengan Partai Gerindra usai menang dalam Pilkada Jateng 2024. Luthfi resmi jadi kader setelah menerima Kartu Tanda Anggota (KTA) saat Rapimnas dan Kongres Luar Biasa Gerindra di kediaman Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat.
“Sudah dapet KTA. Sudah jadi anggota Gerindra,” kata Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain Ahmad Luthfi, Gubernur Sumatera Utara terpilih Bobby Nasution dan Gubernur Sulawesi Tenggara terpilih Andi Sumangerukka juga telah bergabung dengan partai pimpinan Presiden Prabowo itu. Ketiganya merupakan tokoh yang diusung dan dimenangkan partai berlambang paruh Garuda tersebut dalam Pilkada 2024.
Menjadi kader anyar Partai Gerindra, lantas seperti apakah jejak Ahmad Luthfi ini?
Profil Ahmad Luthfi
Ahmad Lutfi adalah purnawirawan perwira tinggi Polri. Dia pensiun dini dari kepolisian setelah mencalonkan diri sebagai Gubernur Jateng di Pilkada Jawa Tengah 2024. Sebelum terjun ke dunia politik, sosok kelahiran di Surabaya pada 22 November 1966 ini sempat menjabat sebagai Kapolda Jateng periode 2020—2024.
Putra dari Makali dan Musarofah ini menamatkan pendidikan sekolah dasar (SD) pada 1978, lalu rampung sekolah menengah pertama (SMP) pada 1981, dan kelar sekolah menengah akhir (SMA) pada 1984. Setamat pendidikan wajib 12 tahun, Ahmad Lutfi masuk Pendidikan Kepolisian di Sepa Milsuk Polri dan lulus pada 1989.
Ahmad Lutfi juga melanjutkan pendidikan tinggi S1 dan wisuda pada 1990. Pendidikan kejuruannya yakni Diktap Polri (1992), Daspa Serse (1994), dan Dikjur Pa Provos (1995). Kemudian pada 1995, dia mendapatkan gelar magister. Pendidikan kepolisiannya ditempuh di Selapa Polri dan rampung pada 2000 serta Sespim Polri pada 2005. Pada 2017, dia menyelesaikan pendidikan di Lemhanas PPRA.
Di kepolisian, Luthfi berpengalaman dalam bidang Intelijen Keamanan. Sebelum jadi Kapolda Jateng, jenderal bintang dua ini menjabat Wakapolda Jateng. Adapun riwayat jabatannya antara lain Kapolres Batang, Wadir Intelkam Polda Jateng pada 2010, Wakapolresta Surakarta pada 2012, dan Kapolresta Surakarta pada 2015.
Dia juga sempat menjadi Analis Kebijakan Madya bidang Sosbud Baintelkam Polri pada 2017 sebelum kemudian menjadi Wakapolda Jateng pada 2018 dan akhirnya diangkat menjadi Kapolda Jateng pada 2020. Jabatan Kapolda Jateng diletakkannya pada Juli 2024 dan dia kemudian diangkat menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan pada Agustus hingga Oktober 2024.
Jejak politik Ahmad Luthfi
Nama Ahmad Luthfi santer dikandidatkan sebagai Calon Gubernur Jateng pada pertengahan 2024. Salah satunya didesuskan oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Dukungan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas di Kantor DPP PAN, Jakarta, Senin, 3 Juni 2024.
“Jateng kan tugasnya Pak Luthfi, saya sudah dukung Pak Luthfi nanti. Pak Luthfi itu sekarang Kapolda,” kata Zulhas.
Selain didukung PAN, sebelumnya nama Ahmad Luthfi juga telah masuk dalam radar Partai Golkar untuk diajukan dalam Pilgub Jateng 2024. Sekretaris DPD I Golkar Jateng Juliyatmono membenarkan hal itu. Menurut mantan Bupati Karanganyar ini, Golkar membuka lebar peluang bagi para tokoh di luar partai yang ingin maju.
“Semua masih kita inventarisasi, kandidat-kandiat yang memungkinkan untuk menang, termasuk nama Pak Kapolda (Ahmad Luthfi). Kan semua ingin menang,” ujar Juliyatmono kepada wartawan di Kota Solo, Senin, 6 Mei 2024.
Ahmad Luthfi memang punya pengalaman panjang di Jawa Tengah dan tercatat sudah mengabdi lebih dari 10 tahun di wilayah ini. Dia disebut punya hubungan dekat dengan Presiden ke-7 Ri Joko Widodo atau Jokowi. Luthfi pernah menjabat sebagai Wakapolresta Surakarta saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo. Ia mendampingi Listyo Sigit Prabowo yang saat itu menjabat Kapolres Solo, kini sebagai Kapolri.
Kedekatan Ahmad Lutfi dengan Jokowi tersebut menjadi salah satu alasan bagi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meliriknya maju sebagai calon gubernur pada Pilkada 2024. Sebagaimana disampaikan Ketua Pembina DPW PSI Jateng, Muhammad Farchan di sela deklarasi relawan Sahabat Luthfi Jateng di Semarang pada Senin, 3 Juni 2024.
“Pak Luthfi ini sudah teruji. Jam terbangnya, gaya komunikasinya mengenai tuntutan Jawa Tengah saat ini. Dari semua figur ya Pak Luthfi yang paling pas. Jadi itu saja. Dekat juga dengan Pak Jokowi,” kata Farchan.
Ahmad Luthfi akhirnya maju di Pilgub Jateng 2024 didampingi Taj Yasin Maimoen. Keduanya mendaftar pada Rabu, 28 Agustus 2024 dan sempat mencuri perhatian lantaran turut di antar Gibran Rakabuming Raka, yang saat itu masih berstatus Wakil Presiden terpilih.
Didukung koalisi gemuk belasan partai, pasangan Luthfi-Taj Yasin melawan pasangan usungan PDIP, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Dalam pilkada yang digelar 27 November 2024, Luthfi menang dengan perolehan suara 11.390.191 atau 59,14 persen. Sementara lawannya mendapat 40,86 persen atau 7.870.084 suara.
Akibat kekalahan itu, PDIP lalu menggugat hasil Pilgub Jateng 2024 ke Mahkamah Konser (MK). Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy menduga, ada keterlibatan Jokowi dalam pemenangan Luthfi-Taj Yasin. Jokowi, kata Ronny, sudah memobilisasi kepala desa untuk kemenangan pasangan itu jauh-jauh hari.
“Sudah dipersiapkan Jokowi jauh-jauh hari. Kami runut lagi, kemudian ada mobilisasi kepala desa,” kata Ronny di Jakarta, Kamis 12 Desember 2024.
Namun, Andika-Hendi akhirnya mencabut gugatan mereka. Pencabutan gugatan sengketa pilkada ini disampaikan pemohon melalui kuasa hukumnya pada Senin, 13 Januari 2025. MK pun mengabulkan permohonan pencabutan gugatan dalam sidang pembacaan putusan dismissal pada Selasa, 4 Februari 2025.
Keesokan harinya, Komisi Pemilihan Umum atau KPU Jateng lalu menetapkan Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diusung Gerindra dan kawan-kawan itu sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih. Keputusan itu dibacakan dalam rapat pleno KPU Jawa Tengah pada Rabu, 5 Februari 2025
Jamal Abdun Nashr, Hendrik Yaputra, Ninis Chairunnisa, Vedro Imanuel Girsang, Aisyah Amira Wakang, Septia Ryanthie, Andry Triyanto Tjitra, dan Daniel A. Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.