Waspada Batuk Alergi: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

4 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Batuk adalah respons alami tubuh terhadap iritasi pada saluran pernapasan. Namun, tidak semua batuk disebabkan oleh infeksi seperti flu atau pilek. Salah satu jenis batuk yang kerap diabaikan adalah batuk alergi.

Meski tidak menular, batuk alergi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan menjadi kronis jika tidak ditangani dengan baik. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai batuk alergi, penyebabnya, serta cara efektif untuk mengatasinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengenal Batuk Alergi

Batuk alergi biasanya bersifat kering dan tidak berdahak. Gejalanya dapat berupa rasa gatal atau geli yang menetap di bagian belakang tenggorokan, yang sering memicu keinginan untuk batuk terus menerus.

Ciri khas lainnya adalah tidak disertai demam, badan pegal, atau nyeri seperti pada batuk akibat infeksi virus. Menurut Verywell Health, batuk alergi kerap datang bersama gejala alergi lainnya seperti hidung berair, bersin, hidung tersumbat, kelelahan, dan sakit kepala sinus.

Batuk jenis ini bisa berlangsung lama, bahkan beberapa minggu, tergantung dari durasi paparan alergen. Dalam beberapa kasus, batuk alergi juga dapat memicu atau berbarengan dengan gejala asma, seperti sesak napas, dada terasa berat, dan mengi. Berbeda dengan batuk akibat infeksi seperti flu atau COVID-19, batuk alergi tidak menyebabkan demam atau nyeri otot.

Alergi Apa yang Menyebabkan Batuk?

Batuk alergi disebabkan oleh reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, yang disebut alergen. Ketika seseorang menghirup atau terpapar alergen, tubuh melepaskan histamin, zat kimia yang memicu peradangan pada saluran pernapasan dan menyebabkan gejala alergi, termasuk batuk.

Beberapa alergen umum yang dapat memicu batuk alergi meliputi serbuk sari dari pohon atau rumput, debu rumah dan tungau, bulu atau serpihan kulit hewan peliharaan, jamur, bahkan kecoa.

Dikutip dari Medical News Today, batuk juga bisa terjadi akibat postnasal drip, yaitu kondisi saat lendir dari hidung mengalir ke belakang tenggorokan dan menimbulkan rasa geli yang menyebabkan batuk.

Selain itu, batuk juga bisa disebabkan oleh alergi makanan tertentu yang berhubungan dengan alergi silang terhadap serbuk sari, misalnya pada buah-buahan dan kacang-kacangan.

Cara Mengatasi Batuk Alergi

Mengobati batuk alergi tidak cukup hanya dengan obat batuk biasa. Langkah pertama yang disarankan adalah mengenali dan menghindari alergen penyebabnya. Mencatat aktivitas harian dan waktu munculnya gejala dapat membantu mengidentifikasi pemicu alergi.

Untuk pengobatan, antihistamin oral menjadi pilihan utama. Antihistamin generasi kedua seperti loratadine (Claritin) atau cetirizine (Zyrtec) efektif mengatasi gejala tanpa menyebabkan kantuk. Namun, antihistamin generasi pertama seperti diphenhydramine (Benadryl) bisa dipilih pada malam hari karena efek mengantuknya membantu tidur lebih nyenyak. Selain itu, semprotan hidung steroid seperti triamcinolone juga bisa mengurangi peradangan saluran napas.

Bagi penderita batuk alergi kronis, imunoterapi atau suntikan alergi dapat menjadi solusi jangka panjang. Di rumah, menjaga kebersihan udara penting untuk mencegah paparan alergen. Gunakan alat pembersih udara (air purifier), vacuum cleaner dengan filter HEPA, dan jaga kelembaban udara menggunakan humidifier. Menghindari hewan peliharaan di kamar tidur serta mengganti filter AC secara berkala juga sangat disarankan.

Obat alami seperti madu, jahe, dan teh herbal hangat juga bisa meredakan tenggorokan yang gatal. Namun, konsultasi ke dokter tetap penting jika batuk berlangsung lama atau disertai gejala asma.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |