INFO NASIONAL – Pembangunan jalan tol dengan skema penugasan, seperti Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan pendanaan hingga kinerja investasi yang belum optimal. Mencari solusi atas permasalahan ini, Remi Fitriadi Kurnia, mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil FTUI sekaligus Vice President Strategic Planning PT Hutama Karya (Persero), mengembangkan model bisnis inovatif dalam disertasinya berjudul “Pengembangan Model Bisnis Road Plus Property Developer pada Pengusahaan Jalan Tol Penugasan untuk Meningkatkan Kinerja Investasi”. Disertasi ini dipresentasikan dalam sidang terbuka promosi doktor pada Jumat, 10 Januari 2025, di Makara 04 Smart Meeting Room, Dekanat FTUI. Remi menawarkan pendekatan baru untuk mengatasi keterbatasan pendanaan pemerintah, tingginya utang BUMN karya, serta rendahnya pemanfaatan aset jalan tol guna menciptakan nilai tambah. “Pembangunan jalan tol penugasan merupakan komitmen pemerintah dalam percepatan infrastruktur nasional. Namun, tantangan seperti rendahnya volume lalu lintas dibandingkan rencana awal dan belum optimalnya implementasi Land Value Capture (LVC) kerap menghambat investasi,” ujar Remi. Sebagai solusi, ia merancang model bisnis Road Plus Property Developer (RPPD), yang mengintegrasikan pengusahaan jalan tol dengan pengembangan properti di sekitar koridor tol. Model ini bertujuan meningkatkan pendapatan jalan tol sekaligus mendorong pertumbuhan kawasan industri, komersial, dan infrastruktur pendukung lainnya. Penelitian ini menggunakan berbagai pendekatan ilmiah, seperti Relative Importance Index (RII), Structural Equation Modelling (SEM), Business Model Canvas (BMC), Life Cycle Cost (LCC), serta Soft System Methodology (SSM). Studi kasus di Jalan Tol Trans Sumatera, Ruas Bakauheni–Terbanggi Besar, menunjukkan bahwa integrasi jalan tol dengan kawasan industri dapat meningkatkan Internal Rate of Return (IRR) hingga 14,07 persen, naik 25 persen dari IRR eksisting sebesar 11,18 persen. “Pengelolaan aset tambahan seperti rest area, billboard, dan jaringan fiber optic bahkan mampu meningkatkan IRR hingga 15,82 persen, menunjukkan potensi besar diversifikasi pendapatan,” kata Remi. Penelitian ini juga mendukung strategi jangka panjang Hutama Karya dalam mengembangkan bisnis non-inti sebagai pelengkap usaha utama di bidang konstruksi dan jalan tol. “Hasil penelitian ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk menciptakan sumber pendapatan baru yang berkelanjutan dan memperkuat daya saing di masa depan,” ia menambahkan. Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Teknik UI, Prof. Ir. Mahmud Sudibandriyo, MSc., Ph.D., menyebut model bisnis RPPD sebagai pendekatan inovatif yang tidak hanya meningkatkan keberlanjutan finansial proyek, tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi di sekitar jalan tol. “Kami berharap hasil penelitian ini menjadi referensi penting bagi pemangku kepentingan,” ujarnya. Remi menyelesaikan studinya dalam enam semester dengan predikat cumlaude dan IPK 3,96. Ia menjadi lulusan doktor ke-77 dari Departemen Teknik Sipil FTUI. Selama masa studi, ia juga menghasilkan enam publikasi ilmiah internasional, dua di antaranya terbit di jurnal terindeks Scopus Q2. Penelitian ini dibimbing oleh tim promotor yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, M.T., IPU; Prof. Dr. Ir. Yanuar, M.Eng., M.Sc.; serta ko-promotor Prof. Dr. Ir. Sutanto S., M.Eng., dan Ayomi Dita Rarasati, ST, M.T., Ph.D. Tim penguji meliputi Prof. Ir. Widjojo A. Prakoso, M.Sc., Ph.D. (Guru Besar Teknik Sipil UI); Prof. M. Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.D. (Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN); Leni Sagita Riantini, S.T., M.T., Ph.D. (Departemen Teknik Sipil UI); Prof. Ir. Krishna Mochtar, MSCE, Ph.D. (Guru Besar Institut Teknologi Indonesia); serta Ir. R. Sony S. Wibowo, M.T., Ph.D. (Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR). Penelitian ini diharapkan dapat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan daya tarik investasi jalan tol di Indonesia. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini