CANTIKA.COM, Jakarta - Belakangan, kandungan peptide atau peptida banyak dijumpai dalam kandungan produk kecantikan seperti pada serum, pelembap, hingga sunscreen. Dalam sebuah produk, bahan ini biasanya ditulis dengan nama “palmitoyl”.
Peptida seringkali digunakan sebagai anti-aging dalam kandungan produk perawatan kulit wajah yang bekerja layaknya botox. Meski memiliki khasiat yang bagus bagi perawatan kulit wajah, namun jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan bisa menimbulkan iritasi dan kerusakan kulit. Yuk, kita pelajari bersama terkait risiko penggunaan peptida berlebihan menurut dokter kulit.
Apa Itu Peptida?
Sejatinya tiap kulit memiliki peptida alami yang diproduksi langsung oleh tubuh. Namun seiring bertambahnya usia, produksi peptide akan menurun yang mengakibatkan munculnya tanda-tanda penuaan kulit. Kini, banyak produk skincare hadir dengan menambahkan kandungan peptida buatan untuk mendorong produksi kolagen agar kulit lebih kencang dan terlihat awet muda.
Heather Rogers, dokter kulit asal Seattle menyebutkan bahwa peptida dalam skincare bertugas sebagai pemberi instruksi untuk memberikan nutrisi pada kulit.
“Peptida memberi tahu kulitmu untuk melakukan sesuatu. Dengan vitamin C atau niacinamide, kamu memberikan nutrisi pada kulit. Dengan peptida, kamu memberikan sinyal ‘kami ingin membuat kolagen’, atau ‘kami ingin membuat otot rileks’,” jelas dokter Rogers dilansir Byrdie.
Perlu diingat, meski peptida dikenal sebagai bahan aktif yang bersifat menenangkan kulit, tetapi bahan ini bisa mengiritasi kulit. Terlebih ketika sebenarnya kulit tidak memerlukan peptida tambahan, sehingga penggunaan skincare peptida membuat kulit terlalu banyak menampung jumlah peptida.
“Jika peptida dalam skincare mengirim sinyal pada kulit untuk melakukan sesuatu yang tidak perlu dilakukan, bahan ini mungkin tidak akan memberikan efek apapun. Atau mungkin membuat kulit marah,” tutur Dr. Rogers.
Dengan kata lain, ketika kulit tidak membutuhkan peptida namun kamu tetap menggunakannya, justru akan menimbulkan masalah baru dibandingkan mendapat manfaat dari penggunaan skincare peptida tersebut.
Risiko Penggunaan Peptida yang Berlebihan
Pada awalnya, peptida hanya digunakan oleh beberapa merek perawatan kulit kelas atas. Kini, peptida sudah mulai akrab ditemui dalam berbagai kandungan skincare seperti serum, pelemba, hingga tabir surya atau sunscreen.
Menurut ahli kecantikan dan “acne whisperer” asal New York, Sofie Pavitt, terlalu banyak mengoleskan wajah dengan produk yang kaya akan peptida dapat menyebabkan iritasi kulit, salah satunya yaitu dermatitis perioral. Iritasi dermatitis perioral adalah radang kulit atau ruam kemerahan yang muncul di sekitar area mulut dan dagu.
“Saya bahkan sudah tidak bisa menyebutkan berapa banyak orang yang mengalami dermatitis perioral hingga saat ini. Dalam 99 persen kasus, infeksi disebabkan oleh penggunaan produk peptida dan bahan aktif yang berlebihan,” kata dr. Pavitt.
Seseorang dengan kondisi kulit sensitif atau rentan berjerawat juga cenderung mudah iritasi jika terlalu berlebihan menggunakan peptida.
“Peptida mengaktifkan sinyal di kulit. Jika kulit sudah meradang, peptida dapat mengaktifkan lebih banyak peradangan,” ujar dr. Rogers.
Ironisnya, skincare yang awalnya berfungsi sebagai perlindungan skin barrier ini jika digunakan secara berlebihan justru dapat merusak skin barrier.
Cara Menggunakan Peptida dengan Benar
Jika kamu ingin menggunakan skincare dengan kandungan peptida, cukup gunakan satu jenis produk peptida saja. Jangan pernah gunakan peptida di semua produk skincare rutin kamu. Dr. Rogers juga menyarankan jika kamu di bawah 40 tahun sebaiknya menghindari pemakaian peptida dan lebih fokus pada eksfoliasi kulit.
“Kulit akan tampak lebih halus jika kamu rutin eksfoliasi dengan baik. Kandungan glycolic acid akan membuat kulitmu tampak lebih halus dan mungkin peptida di dalamnya akan membantu, namun bisa juga tidak,” kata dr. Rogers.
Sementara itu, menurut dr. Pavitt tidak masalah menggunakan produk peptida asal digunakan dalam jumlah yang sedang dan tidak berlebihan. Menurutnya, peptida tidak menjadi satu-satunya bahan aktif yang disalahkan ketika terjadi iritasi kulit. Karena dalam sebuah produk, tentu memiliki kandungan aktif lainnya yang juga bisa menjadi sumber munculnya iritasi. “Menurut saya bukan hanya peptida, tetapi semuanya,” jelasnya.
Namun, tentunya tidak bisa diabaikan sepenuhnya bahwa peptida bisa menjadi salah satu pemicu kerusakan kulit, terlebih jika digunakan secara berlebihan.
Pilihan Editor: Mengenal Apa Itu Argireline, Manfaat, dan Efek Sampingnya untuk Kulit
FATMAWATI I BYRDIE
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika