TEMPO.CO, Jakarta - Scan retina merupakan salah satu data pribadi yang sangat bisa disalahgunakan oleh seseorang atau kelompok, memberikannya secara sembarangan memiliki dampak dan risiko yang sangat besar.
Misalnya, dengan menggunakan data tersebut, penjahat dapat melancarkan pencurian data identitas finansial korban, mengakses rekening bank, kartu kredit, atau bahkan mengajukan pinjaman atas nama korban.
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013, data pribadi merupakan informasi individu yang disimpan, dirawat, dijaga keakuratannya, dan dilindungi kerahasiaannya. Informasi yang tertera dalam KTP, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama lengkap, jenis kelamin, agama, status perkawinan, golongan darah, alamat, serta tempat dan tanggal lahir, termasuk dalam kategori data pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peristiwa pencurian data tersebut dikenal dengan Data Breach. Dampak dari pelanggaran data breac bisa membawa konsekuensi serius dan luas, baik bagi perorangan maupun institusi. Dikutip dari Cyberhub.id, berikut ini beberapa konsekuensi utama yang mungkin muncul akibat insiden tersebut:
1. Pencurian Identitas
Salah satu konsekuensi paling berbahaya dari kebocoran data adalah pencurian identitas. Informasi seperti nama, alamat, nomor identitas, dan detail keuangan yang berhasil dicuri dapat digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk menyamar sebagai korban dan melakukan penipuan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari segi keuangan maupun reputasi pribadi.
2. Penipuan dan Kerugian Finansial
Informasi yang diperoleh dari kebocoran data bisa dipakai untuk tindakan penipuan keuangan, seperti membuka rekening palsu, menyalahgunakan data kartu kredit, atau menarik uang dari rekening korban secara ilegal. Akibatnya, individu atau organisasi bisa mengalami kerugian finansial yang signifikan.
3. Pelanggaran Privasi
Kebocoran data secara langsung melanggar hak privasi seseorang. Data pribadi atau sensitif yang disalahgunakan dapat digunakan untuk pemerasan, ancaman, bahkan disebarluaskan tanpa izin, yang dapat mencoreng nama baik dan memengaruhi kondisi mental korban.
4. Kerugian Bisnis dan Reputasi
Perusahaan yang terkena data breach bisa mengalami kerugian ekonomi yang besar karena harus menanggung biaya pemulihan sistem, kompensasi kepada pengguna, serta biaya hukum. Selain itu, reputasi perusahaan bisa tercoreng, yang berdampak pada menurunnya kepercayaan pelanggan atau rekan bisnis.
5. Dampak Hukum dan Regulasi
Kebocoran data seringkali memicu persoalan hukum dan pelanggaran regulasi. Organisasi yang lalai dapat dikenai sanksi, denda, atau tuntutan hukum, serta harus menghadapi kerusakan citra yang dapat menurunkan nilai merek mereka di mata publik.
6. Gangguan Operasional
Insiden semacam ini juga bisa mengganggu jalannya operasional perusahaan. Proses investigasi, pemulihan data, dan penerapan sistem keamanan baru bisa memperlambat kinerja perusahaan dan menurunkan produktivitas.
7. Rasa Tidak Aman dan Stres
Bagi individu yang terdampak, kebocoran data dapat menimbulkan ketidaknyamanan emosional, seperti rasa khawatir terhadap penyalahgunaan data, serta ketakutan akan risiko jangka panjang. Hal ini berpotensi menimbulkan stres berat.
8. Menurunnya Kepercayaan Publik
Kebocoran data dapat meruntuhkan kepercayaan publik terhadap sebuah entitas. Pelanggan dan mitra kerja mungkin memutuskan untuk mencari alternatif yang dianggap lebih aman, sehingga berdampak pada kehilangan pendapatan dan kredibilitas perusahaan.
Bangkit Adhi Wiguna ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: https://www.tempo.co/hukum/wali-kota-bekasi-minta-warga-yang-scan-retina-di-worldcoin-lapor-ke-diskominfo-1354604