Hari Kanker Ovarium Sedunia 2025, Waspadai Silent Killer yang Sering Terabaikan

6 hours ago 16

CANTIKA.COM, Jakarta - Setiap tanggal 8 Mei, dunia memperingati Hari Kanker Ovarium Sedunia atau World Ovarian Cancer Day. Peringatan ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2013 oleh para pemimpin organisasi advokasi kanker ovarium dari berbagai negara. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran global tentang kanker ovarium, jenis kanker yang kerap dijuluki silent killer karena gejalanya yang samar dan sering tidak disadari hingga mencapai stadium lanjut.

Tema 2025: No Woman Left Behind

Tahun ini, Hari Kanker Ovarium Sedunia mengangkat tema “No Woman Left Behind” atau Tidak Ada Perempuan yang Tertinggal. Tema ini menekankan pentingnya kesetaraan akses terhadap informasi, skrining, dan pengobatan bagi semua perempuan, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, maupun lokasi geografis. Masih banyak perempuan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, yang belum memiliki pemahaman memadai mengenai gejala dan risiko kanker ovarium.

World Ovarian Cancer Coalition (WOCC), organisasi penggagas peringatan ini, menyoroti fakta bahwa lebih dari dua pertiga perempuan yang terdiagnosis kanker ovarium sebelumnya tidak pernah mendengar tentang penyakit ini. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kampanye edukasi dan kesadaran publik, agar deteksi dini bisa dilakukan sebelum kanker menyebar.

Mengenal Gejala Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur (ovarium) pada sistem reproduksi perempuan. Gejala penyakit ini sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan biasa atau masalah hormonal. Beberapa gejala yang patut diwaspadai antara lain:

  • Perut kembung yang menetap

  • Cepat kenyang saat makan

  • Nyeri atau tekanan pada perut bagian bawah atau panggul

  • Sering buang air kecil secara tiba-tiba atau mendesak

Jika gejala ini terjadi terus-menerus selama beberapa minggu dan tidak membaik, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Deteksi dini merupakan kunci penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Sayangnya, karena sulit dikenali, sekitar 70% kasus kanker ovarium baru terdiagnosis pada stadium lanjut.

Mengapa Kesadaran Penting?

Kanker ovarium termasuk penyebab kematian tertinggi dari jenis kanker ginekologis. Di Indonesia, kanker ovarium masuk dalam 10 besar jenis kanker yang menyerang perempuan. Kurangnya informasi dan keterlambatan diagnosis membuat banyak pasien baru mendapatkan penanganan saat sel kanker telah menyebar luas.

Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama perempuan usia produktif, diharapkan semakin banyak yang lebih peduli pada perubahan tubuh dan tidak menunda pemeriksaan medis. Informasi yang tepat bisa menyelamatkan nyawa.

Cara Berpartisipasi di Hari Kanker Ovarium Sedunia

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk turut memperingati Hari Kanker Ovarium Sedunia, antara lain:

  • Sebarkan informasi mengenai gejala dan risiko kanker ovarium di media sosial dengan tagar #NoWomanLeftBehind dan #WOCD2025.

  • Ikuti kampanye online dari lembaga kesehatan atau organisasi kanker setempat.

  • Ajak diskusi di lingkungan sekitar, seperti komunitas, sekolah, atau tempat kerja.

  • Dukung pasien dan penyintas, baik secara moral, finansial, maupun dengan menjadi relawan.

  • Donasi ke yayasan kanker yang fokus pada penelitian dan penanganan kanker ovarium.

Mari Saling Jaga dan Peduli

Peringatan Hari Kanker Ovarium Sedunia bukan hanya tentang mengenang mereka yang telah berpulang, tetapi juga menjadi momen penting untuk menyuarakan harapan, empati, dan edukasi. Setiap perempuan berhak tahu tentang ancaman kanker ovarium dan berhak mendapatkan perawatan yang layak.

Jangan biarkan satu pun perempuan tertinggal. Mulai dari diri sendiri, kenali gejalanya, edukasi orang di sekitar, dan dukung mereka yang tengah berjuang.

Pilihan Editor: Jenis Kanker yang Sering Menyerang Perempuan dan Cara Deteksinya Sejak Dini

WOCC | IGCS

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |