Rupiah Menguat Berkat Sentimen dari The Fed

1 hour ago 3

Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyebut penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi pernyataan Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dan Gubernur The Fed Michelle Bowman.

“Powell menekankan bahwa sinyal pelemahan pasar tenaga kerja AS mendorong the Fed untuk menyeimbangkan kembali prospek risikonya, dan mengafirmasi alasan penurunan suku bunga,” kata Josua di Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Powell juga menilai dampak inflasi dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) sejauh ini berada di bawah ekspektasi. Kondisi tersebut, menurut Josua, memberi ruang kebijakan moneter The Fed lebih longgar.

Sementara itu, Bowman memperingatkan pembuat kebijakan berisiko tertinggal dari kurva. Ia menekankan urgensi penurunan suku bunga lebih awal guna menopang pasar tenaga kerja yang melemah.

Josua menambahkan, dari sisi domestik pasar masih menanti sinyal lebih jelas terkait arah kebijakan The Fed. Di sisi lain, terdapat kekhawatiran investor mengenai defisit fiskal yang melebar menyusul pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026.

“Target defisit direvisi naik menjadi 2,68 persen dari PDB dari 2,48 persen pada pengumuman Agustus 2025, meskipun masih di bawah prospek defisit 2025 sebesar 2,78 persen dari PDB,” ujar Josua.

Pada penutupan perdagangan Rabu sore, nilai tukar rupiah menguat tipis tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.684 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.688 per dolar AS. Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia justru melemah ke level Rp16.680 per dolar AS, dari Rp16.636 per dolar AS pada hari sebelumnya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |