Sejarah Pembentukan BPUPKI, Tujuan, dan Daftar Anggotanya

18 hours ago 9

TEMPO.CO, JAKARTA - BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah badan yang dibentuk dengan tujuan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Badan ini secara resmi didirikan pada 29 April 1945 oleh pemerintah Jepang.  

Sejarah pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) tidak terlepas dari situasi Perang Dunia II, ketika Jepang mulai mengalami kekalahan dan kehilangan kendali atas wilayah Asia Tenggara. Pembentukan BPUPKI juha menjadi langkah awal penting dalam proses menuju proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Berikut sejarahnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejarah Pembentukan BPUPKI

Dikutip dari buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII,  Jepang mulai menguasai wilayah Indonesia setelah Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat, pada 8 Maret 1942. Pada awalnya, kedatangan Jepang dianggap membawa harapan baik oleh rakyat Indonesia. 

Jepang menggunakan berbagai slogan seperti "Jepang Pelindung Asia," "Jepang Pemimpin Asia," dan "Jepang Cahaya Asia" untuk mendapatkan simpati dari masyarakat. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa Jepang tidak jauh berbeda dengan Belanda, karena mereka juga melanjutkan praktik penjajahan terhadap bangsa Indonesia.

Akan tetapi, kejayaan Jepang di Asia tidak berlangsung lama karena Sekutu, yang terdiri dari Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda, melancarkan serangan balasan. Wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai Jepang mulai direbut kembali oleh Sekutu. Menjelang akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terpojok.  Untuk menghadapi situasi tersebut, Jepang berusaha mendapatkan dukungan dari negara-negara yang mereka duduki dengan memberikan janji kemerdekaan.

Hingga kemudian pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso mengungkapkan janji kemerdekaan untuk Indonesia di depan Parlemen Jepang. Sebagai bukti janji tersebut, ia mengizinkan pengibaran Bendera Merah Putih di kantor-kantor, namun dengan syarat tetap berdampingan dengan bendera Jepang.

Selanjutnya pada peringatan Pembangunan Djawa Baroe pada 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan pembentukan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI) untuk mempelajari langkah-langkah persiapan kemerdekaan Indonesia.

Janji pembentukan BPUPKI akhirnya diwujudkan pada 29 April 1945, bertepatan dengan ulang tahun Kaisar Hirohito. BPUPKI dilantik secara resmi oleh Jepang dengan anggota sebanyak 62 orang, yang terdiri dari tokoh-tokoh Indonesia dan tujuh perwakilan dari Jepang. Ketua BPUPKI adalah dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P. Soeroso. 

BPUPKI, yang merupakan singkatan dari Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai, dibentuk oleh Jepang pada 29 April 1945. Tujuan utama pembentukan BPUPKI adalah untuk mempersiapkan dasar-dasar negara dan struktur pemerintahan Indonesia yang merdeka.

BPUPKI mengadakan dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Sidang resmi pertama diadakan pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, yang membahas tentang dasar negara. Sidang kedua dilaksanakan pada 10 hingga 17 Juli 1945, dengan fokus membahas rancangan Undang-Undang Dasar.

Jumlah Anggota BPUPKI

BPUPKI beranggotakan 69 orang yang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia. Keanggotaan tersebut terdiri dari 1 orang ketua, 2 wakil, 60 orang anggota biasa, dan 6 orang anggota tambahan. 

Kemudian ada juga 7 orang anggota istimewa yang berasal dari Jepang. Jadi, jumlah keseluruhan anggota BPUPKI adalah 76 orang.  Berikut daftarnya. 

Ketua: Dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat

Wakil: Itibangase Yosio

Wakil: R. P. Soeroso

Anggota :

  1. Ir. Soekarno
  2. Muh. Yamin
  3. Dr. R. Koesoemah Atmadja
  4. R. Abdoelrahim Pratalykrama
  5. R. Ario
  6. K. H. Dewantara
  7. R. Bagoes H. Hadikoesoemo
  8. B.P.H Bintoro
  9. A.K. Moezakir
  10. B.P.H Poeroebojo
  11. R.A.A Wiranatakoesoema
  12. Moenandar
  13. Oeij Tiang Tjoei
  14. Drs. Moh. Hatta
  15. Oei Tjiang Hauw
  16. H. Agoes Salim
  17. M. Soetardjo K. Hadikoesoemo
  18. R.M Margono Djojohadikoesoemo
  19. K.H Abdul Halim
  20. K.H Masjkoer
  21. R. Soedirman
  22. Prof. Dr. P.A.H Djajadiningrat
  23. Prof. Dr. Soepoemo
  24. Prof. Ir. R. Roeseno
  25. Mr. R. Pandji Singgih 
  26. Mr. Nj. Maria Ulfa santoso
  27. R.M.T.A Soerjo
  28. R. Roeslan Wangsokoesoemo
  29. Mr R. Soesanto Tirtoprodjo
  30. Nj. R.S.S Sonarjo M.
  31. Dr. R. Boentaran M
  32. Liem Koen Hian
  33. Mr. I latuharh
  34. Mr. R. Hindromartono
  35. R. Soekardjo Wirjopranoto
  36. Hadji Ahmad Sanoesi
  37. A. M. Dasaad
  38. Ir. R.M. P. Soerachman Tj.
  39. R.A.A Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
  40. K.R.M.T.H Woerjoningrat
  1. Mr. A Soebardjo
  2. Prof. Dr. R. Asikin Widjaja K
  3. Abikoesno Tjokrosoejoso
  4. Parada Harahap
  5. Mr. R. M. Sartono
  6. K.H.M. Mansoer
  7. Drs. K.R.M.A Sosrodiningrat
  8. Mr. R. Soewandi
  9. K.H.A. Wachid Hasyim
  10. P.P Dahler
  11. Dr. Soekiman
  12. Mr. K.R.M.T Wongsonegoro
  13. R. Oto Iskandar Dinata
  14. A. Baswedan
  15. Abdul Kadir
  16. Dr. Samsi
  17. Mr. A.A Maramis
  18. Mr. R. Samsoedin
  19. Mr. R. Sastromoeljono

Anggota tambahan:

  1. K.H. Abdul Fatah Hasan
  2. R. Asikin Natanegara
  3. BPKA Seoerjo Hamidjojo
  4. Ir. Pangeran M. Noor
  5. Mr. M. Besar
  6. bdull Kaffar

Anggota istimewa (Tokubetu Lin) dari Jepang:

  • Tokonomi Tokuzi
  • Miyano Syoozoo
  • Itagaki Masamitu
  • Matuura Mitokiyo
  • Tanaka Minoru
  • Masuda Toyohiko
  • Ide Toitiro

Pilihan editor: Profil Ketua BPUPKI Radjiman Wedyodiningrat

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |