Serba-serbi Percetakan Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar: ASN Hingga Politikus Diduga Terlibat

16 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan penghargaan atas langkah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam mengungkap kasus peredaran uang palsu sebagai wujud penegakan hukum terhadap pelanggaran terhadap mata uang rupiah.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya memastikan pengelolaan rupiah dilakukan secara optimal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“BI juga mengapresiasi peran aktif masyarakat dalam mengenali ciri keaslian uang rupiah sehingga terhindar dari upaya pemalsuan,” kata Marlison dalam keterangan resminya, Selasa, 24 Desember 2024.

Sebelumnya, kasus produksi uang palsu di perpustakaan UIN Alauddin Makassar sempat menjadi sorotan. Dalam konferensi pers di Polres Gowa, Sulawesi Selatan, pada Kamis, 19 Desember 2024, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah menggerebek Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Dalam penggerebekan tersebut, ditemukan ratusan lembar uang palsu beserta berbagai alat produksi. Kasus produksi uang palsu ini diduga dipimpin oleh Kepala Perpustakaan berinisial AI.

Sindikat Diduga Melibatkan ASN hingga Politikus

Pengungkapan kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar mengungkap sejumlah fakta menarik. Salah satu yang mencolok adalah keterlibatan para pelaku yang memiliki latar belakang pekerjaan sebagai pegawai negeri maupun swasta, bukan dari kalangan pengangguran atau pekerja serabutan.

Dalam konferensi pers di Polres Gowa, Sulawesi Selatan, pada Kamis, 19 Desember 2024, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, menyebutkan bahwa terdapat 17 tersangka dengan berbagai profesi yang terlibat dalam pembuatan dan peredaran uang palsu tersebut.

Di antara mereka, terdapat dua pegawai bank BUMN, seorang pejabat sekaligus dosen UIN Alauddin Makassar, empat aparatur sipil negara (ASN), satu pegawai honorer, pengusaha atau wiraswasta, hingga seorang koki. 

Selain itu, beberapa tersangka diketahui memiliki latar belakang politik, termasuk mantan calon wali kota Makassar, peserta Pilkada Kabupaten Barru, serta calon anggota legislatif pada Pemilu 2024.

Sindikat Beroperasi Sejak 14 Tahun Lalu

Menurut pengungkapan kepolisian, sindikat ini telah dirancang sejak lebih dari satu dekade yang lalu. Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, menjelaskan bahwa modus operandi jaringan produksi uang palsu dimulai dari pembuatan uang palsu di rumah salah satu pelaku yang kini menjadi buronan, berinisial ASS, di Makassar pada tahun 2010. ASS diduga menjadi penyandang dana utama untuk pabrik uang palsu tersebut, yang aktif hingga tahun 2012.

“Timeline pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, udah lama ini. Kemudian lanjut 2011 sampai dengan 2012,”

Produksi sempat terhenti karena para pelaku fokus menyusun rencana secara mendetail sebelum kembali beroperasi pada tahun 2022. Sebagai bagian dari persiapannya, sindikat ini mendatangkan mesin cetak uang palsu dari China, yang dibeli melalui Surabaya dengan harga Rp 600 juta.

Pada September 2024, mesin cetak tersebut dipindahkan ke Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar atas arahan AI. Kemudian, pada pekan kedua November 2024, sindikat ini mulai mengedarkan uang palsu dengan nilai total sekitar Rp 150 juta hingga Rp 250 juta.

Ancaman Hukuman Buat 17 Tersangka

Sebanyak 17 tersangka yang terlibat dalam pembuatan dan peredaran uang palsu menghadapi ancaman hukuman pidana berupa penjara seumur hidup.

"Tersangka kita persangkakan sesuai perannya masing-masing dengan pasal 36 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan pasal 37 ayat 1 ayat 2 Undang-undang nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, dengan ancaman pidana paling lama 10 tahun hingga seumur hidup," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat rilis pengungkapan kasus di Polres Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis.

Berdasarkan pengembangan penyelidikan oleh penyidik Reskrim Polres Gowa, terungkap bahwa mesin cetak beserta peralatan utama untuk memproduksi uang palsu disembunyikan oleh tersangka AI di dalam Gedung Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, yang berlokasi di Jalan Yasin Limpo, Kecamatan Samata, Gowa.

Hammam Izzuddin dan Hendrik Khoirul Muhid berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Cara Mudah Deteksi Keaslian Uang Tanpa Alat, Setop Uang Palsu

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |