Siapa Saja Orang yang Tidak Boleh Melakukan Intermittent Fasting?

16 hours ago 7

TEMPO.CO, Jakarta - Intermittent fasting menjadi cara bagus untuk menurunkan berat badan. Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa manfaat dari intermittent fasting dapat meluas ke kesehatan jantung lebih baik, pembacaan tekanan darah, dan pemeriksaan diabetes.

Intermittent fasting adalah diet yang membuat seseorang makan dalam periode waktu tertentu dan secara sukarela berpuasa selama beberapa jam tersisa selama 24 jam. Namun cara diet ini tidak dapat dilakukan secara bebas oleh semua orang. Ada kelompok tertentu yang tidak seharusnya melakukan intermittent fasting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari India Times dan Eat This, berikut orang yang tidak boleh mencoba intermittent fasting:

1. Penderita Gangguan Makan

Intermittent fasting mengharuskan seseorang untuk menerapkan dan membatasi waktu makan yang disiplin. Cara ini dapat menjadi sulit atau memicu batas bagi beberapa orang yang menderita gangguan makan, termasuk bulimia. Konsultasikan dengan dokter untuk memperhatikan kebiasaan makan terlebih dahulu sebelum memulai intermittent fasting. 

2. Ibu Hamil 

Kehamilan berarti calon ibu memakan untuk dua orang, termasuk janinnya. Perempuan yang hamil melakukan diet dapat menghabiskan tingkat energi, menurunkan kadar gula darah, dan tidak mendapatkan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan bayi secara keseluruhan. Akibatnya, ketika hamil tidak disarankan melakukan intermittent fasting. 

3. Diabetes Tipe 1

Seseorang yang menderita diabetes akut atau bergantung pada insulin mengadopsi rencana diet bisa mengancam kesehatan. Jendela puasa yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kadar gula darah dan menurunkannya ke tingkat berbahaya. Akibatnya, mereka yang menderita diabetes idealnya harus makan makanan bergizi secara teratur dan tidak berpuasa selama berjam-jam. 

4. Atlet yang Berlatih

Saat atlet berlatih untuk sebuah ajang olahraga, tubuh perlu melakukan diet dan menurunkan asupan kalori agar berada dalam bentuk tertentu. Namun intermittent fasting bukan pilihan terbaik. Sebab saat berlatih olahraga, tubuh bergantung pada waktu nutrisi yang tepat, termasuk elektrolit, kalori, protein.

5. Permasalahan Tidur

Tidur dengan lapar dapat membuat tubuh sulit untuk rileks dan tertidur sehingga tubuh merasa gelisah. Ahli diet terdaftar, Cynthia Sass, mempertimbangkan, "Saya memiliki klien yang berjuang dengan tertidur atau tetap tertidur, jika akhir jendela makan mereka terlalu dini di siang hari. Tidur yang tidak memadai membawa sejumlah risiko kesehatan dan tidur adalah ketika tubuh melakukan banyak pekerjaan penyembuhan dan perbaikan.” Dengan demikian, intermittent fasting tidak disarankan untuk dilakukan dengan orang yang memiliki permasalahan tidur. 

5. Gangguan Pencernaan

Ahli memasak sehat Cedrina Calder menyampaikan, “Jika Anda sudah memiliki masalah dengan pencernaan (misalnya IBS), intermittent fasting dapat memperburuk gejala Anda.” Bahkan, intermittent fasting dapat memicu masalah pencernaan karena serangan puasa yang berkepanjangan. Periode puasa dapat mengganggu aktivitas normal sistem pencernaan, menyebabkan sembelit, gangguan pencernaan, dan kembung.

6. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah atau Kanker

Calder mengungkapkan, dalam kebanyakan kasus, asupan kalori yang memadai diperlukan untuk mempertahankan massa tubuh tanpa lemak dan sistem kekebalan tubuh sehat. Nutrisi ini diperlukan untuk individu dengan kanker atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Akibatnya, kelompok orang ini harus berbicara dengan dokter sebelum mencoba intermittent fasting. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |