Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
25 Februari 2025 | 17.06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 25 - 28 Februari 2025.
Prakirawan BMKG Marina Ayu Sulastri mengatakan Siklon Tropis Bianca (17,5 LS dan 105,3 BT) di Samudra Hindia selatan Jawa memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Menurut Marina, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut - timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6 - 25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya - barat laut dengan kecepatan angin berkisar 4 - 20 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, Laut Banda dan Laut Arafuru," kata dia melalui keterangan tertulis, Selasa, 25 Februari 2025.
Marina mengatakan kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Samudra Hindia selatan Bali, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Makassar bagian tengah, Laut Sulawesi bagian tengah, Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Papua, Laut Arafuru bagian barat, dan Laut Arafuru bagian utara.
Gelombang serupa, kata dia, berpotensi terjadi di Samudra Hindia Barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan NTB, Selat Karimata bagian utara, Selat Makassar bagian utara, Laut Sulawesi bagian timur, Samudra Pasifik utara Papua Barat, Laut Banda, Laut Arafuru bagian tengah dan Laut Arafuru bagian timur.
Sementara gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5 - 4,0 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Pasifik utara Maluku, Laut Natuna Utara, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya. "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata dia.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan agar menghindari kecepatan angin 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter.
Marina menyebutkan untuk kapal tongkang diminta menghindari kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, sedangkan kapal ferry perlu menghindari kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
"Untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar perlu menghindari kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter," ungkapnya.