Sinopsis No Other Land yang Menang Oscar 2025, Soroti Kehidupan di Palestina

11 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - No Other Land berhasil menyabet Piala Oscar untuk kategori film dokumenter terbaik. Film ini menyoroti kehidupan pahit di Palestina akibat pemindahan paksa dari rumah mereka oleh tentara Israel.

Mengutip dari Reuters, aktivis Basel Adra dan jurnalis Israel Yuval Abraham selaku sutradara, telah menghabiskan waktu selama lima tahun untuk membuat film dokumenter No Other Land. Film ini diproduksi antara 2019 hingga 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui film dokumenter ini, mereka menyoroti kenyataan di lapangan, bagaimana penderitaan yang dialami oleh penduduk Palestina selama puluhan tahun. “No Other Land mencerminkan kenyataan pahit yang telah kami alami selama puluhan tahun dan kami masih terus melawannya, sembari menyerukan pada dunia untuk mengambil tindakan serius guna menghentikan ketidakadilan dan pembersihan etnis terhadap rakyat palestina,” ungkap Adra saat menerima piala Oscar 2025.

Abraham pun menambahkan bahwa Ia dan Adra membuat film bersama agar suara lebih kuat. “Kami telah melihat satu sama lain, kehancuran yang mengerikan di Gaza dan pendudukanya yang harus diakhiri,” ucapnya.

Basel Adra dan Yuval Abraham berpose dengan Piala Oscar untuk Film Dokumenter Terbaik untuk "No Other Land" di Governors Ball di Hollywood, Los Angeles, California, Amerika Serikat, 2 Maret 2025. Reuters/Mike Blake

Lalu, bagaimana sinopsis film dokumenter No Other Land? Berikut ini informasi lengkapnya.

Sinopsis Film No Other Land

Film ini menyoroti perjuangan penduduk Palestina di sebuah desa pegunungan kecil Masafer Yatta, Tepi Barat, yang menghadapi pengusiran paksa oleh militer Israel. Basel Adra, seorang aktivis Palestina, mendokumentasikan penghancuran bertahap desanya oleh tentara Israel yang merobohkan rumah-rumah dan mengusir penduduknya untuk dijadikan zona tembak militer. 

Adra juga merekam tentara Israel yang menghancurkan sekolah dan mengisi sumur air dengan semen untuk mencegah penduduk Palestina membangun sekolah kembali. 

Dalam perjuangannya, Basel menjalin persahabatan dengan Yuval Abraham, seorang jurnalis Israel, yang membantunya dalam upaya tersebut. Ada perbedaan kondisi kehidupan mereka, Basel yang menghadapi penindasan dan kekerasan terus-menerus, sementara Yuval menikmati kebebasan dan keamanan. Namun, hal ini lah yang membuat keduanya semakin menunjukkan kepedulian dan solidaritas mendalam. 

Mengutip dari Al Jazeera, meskipun No Other Land meraih penghargaan bergengsi, film ini menghadapi tantangan distribusi di Amerika Serikat karena alasan politik. Abraham dan Adra tidak menyerah, keduanya berusaha agar film dokumenter ini bisa tayang selama satu minggu di Lincoln Center. Upaya ini dilakukan agar memenuhi syarat untuk masuk nominasi Oscar. 

Selain memenangkan Oscar 2025, film dokumenter ini juga menang di Berlin International Film Festival pada Februari 2024 dan New York Critics Circle Award. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |